6. TUNANGAN?

35 11 2
                                    

Happy Reading!!!

"Jessy" Panggil Shandy, dan yang di panggil pun menoleh.

Benar, itu Jessy.

Jessy kaget dengan kehadiran Shandy, dia juga belum siap untuk memutuskan Shandy sekarang.

"S-shandy?"

Shandy duduk di salah satu kursi kosong di meja tersebut tanpa memperdulikan tatapan seorang cowok yang bersama Jessy, "Kamu kok gak bilang udah di Bandung? Terus ini dia siapa?" Tanya Shandy sambil mununjuk cowok tersebut.

Baru saja Jessy ingin berbicara tapi disela oleh cowok tersebut, "Gue Rizky, pacar Jessy." Ucap nya dengan santai.

"NAH KAN SHAN BENER KATA GUE NI ORANG PASTI SELINGKUH" Gama berteriak heboh dan tidak menyadari kini mata para pelanggan di tempat makan tersebut menatap ke arahnya.

"Berisik bego." Sarkas Fernand.

Berbeda dengan Gama yang heboh Shandy malah terdiam dan menatap tak percaya sangat kekasih serta cowok yang mengakui kekasihnya sebagai pacar.

"Yaelah bro lo kalo mau ngeprank gue gak bakal bisa." Shandy berusaha positif thinking untuk menganggap ini hanya prank.

Rizky tersenyum miring, "Percaya gak percaya gue sama Jessy sebentar lagi bakal tunangan jadi lo gak usah berharap lagi." Ucap nya mengejek.

"Jessy ini bohong kan? Dia cuma temen kamu kan?" Tanya Shandy yang masih tidak percaya, hal ini benar-benar tidak di inginkan.

Jessy menundukan kepalanya ia bingung harus bagaimana.

"Eum, i'm sorry Shan tapi yang Rizky bilang bener." Ucap Jessy masih setia menunduk.

Shandy kaget dengan ucapan Jessy, benar katanya? Berarti selama ini apa yang Gama katakan benar adanya.

"Aku gak mau marah tapi aku kecewa, aku berusaha jaga hati aku Jes, aku juga selalu berusaha buat sekedar kasih kabar ke kamu, aku selalu berdebat sama Gama buat ngebela kamu tiap kali Gama bilang kalo kamu pasti selingkuh di Jakarta, aku kasih kepercayaan aku ke kamu sepenuhnya tapi kamu hancurin." Ucap Shandy, dia berusaha untuk tidak emosi saat ini.

Shandy menghela nafas nya, "Sekarang kamu mau gimana? Aku bakal ikutin." Shandy bukannya pasrah tapi ia hanya butuh kejelasan.

"A-aku gak tau Shan." Jawab Jessy.

"Ok, Jessy makasih buat 2 tahun nya, makasih udah mau jadi penyemangat dan penguat aku sampai detik ini, aku minta maaf kalo belum bisa bahagiain kamu, detik ini aku sama kamu udah gak ada apa-apa dan kamu bebas deket atau pacaran sama siapapun." Shandy mengucapkan nya dengan lembut bahkan tak ada ada emosi, dia benar-benar menahan emosi nya dengan baik.

Jessy tidak berkata apapun dia hanya diam sambil memeluk tangan Rizky, Shandy berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan semua orang di sana tanpa memperdulikan apapun.

"WOI SHANDY" Panggil Gama, yang akhirnya keduanya sahabat nya Shandy mengikuti Shandy.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Shandy kini duduk ditaman tempat yang biasanya ia datangi bersama Jessy. Bagi Shandy sulit untuk menerima kenyataan ini, kalo boleh jujur Shandy masih ingin memperjuangkan Jessy, tapi seperti nya Jessy sudah tak berharap pada Shandy.

Jessy buat Shandy itu berharga, setelah ibunya tiada Jessy satu-satunya wanita yang Shandy harus jaga. Jessy juga cinta pertama Shandy, susah buat Shandy ngelupain moment berharga bareng Jessy.

"Kenapa harus gue sih yang kayak gini." Ucap nya sambil tersenyum miring.

"Tunangan ya? Jessy emang pantes sama dia, gue gak punya apa-apa sedangkan dia pasti mampu buat Jessy bahagia."

Shandy bisanya saja memukul dan menonjok Rizky karena telah merebut Jessy, tapi Shandy gak mau buat Jessy benci sama Shandy kalau sampai melakukan hal tersebut.

Shandy mengehela nafasnya dan memejamkan mata nya sebentar lalu bangkit berdiri dan ia segera melajukan motornya untuk pulang dan melanjutkan kegiatan lainnya agar tak terpikirkan masalah nya terus.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Semakin Shandy lupakan semakin membuat Shandy tidak fokus bekerja, bahkan daritadi ia hanya melamun padahal malam ini kafe sedang ramai.

"Woi Shan, lo gpp?" Tanya Gama menyadarkan Shandy dari lamunannya.

Shandy tersadar dan menggelengkan kepalanya, "Enggak, gue lanjut dulu." Shandy lalu mengambil salah satu pesanan dan ia bawa ke meja pelanggan yang memesan.

Shandy membawa pesanan tersebut dengan tatapan kosong, dan tanpa iaa sadari tiba-tiba ia menabrak seseorang dan pesanan tersebut jatuh menyentuh lantai dan membuat semua pasang mata menatap ke arahnya.

"Heh, anda kalo jalan liat-liat bukannya sambil melamun, sekarang liat jas dan kemeja saya kotor, saya ada rapat penting setelah ini." Ucap orang yang di tabrak Shandy.

"Maaf pak saya tidak sengaja, saya sedang tidak fokus pak, maaf banget." Ucap Shandy.

"Kalo sedang tidak fokus seharusnya tidak usah bekerja, menyusahkan sekali."

Gama menghampiri Shandy, "Maaf pak atas kesalahan pegawai saya, saya akan ganti kerugian bapak jika mau." Ucap Gama.

"Tidak usah, saya tidak perlu lagian saya kasian dengan orang ini kalau gajinya di potong untuk mengganti ini, saya buru-buru." Orang itu langsung pergi meninggalkan Gama dan Shandy.

Kekacauan tersebut sudah di bereskan dan kini Shandy tengah duduk bersama Gama, sahabat nya itu meminta penjelasan tentang ketidak fokusan Shandy.

"Maaf gue bikin kekacauan, gue bener-bener lagi gak fokus, pikiran gue kemana-mana." Ucap Shandy.

Gama menghela nafas, "Bro, gue tau lo masih mikirin Jessy, mending lo istirahat aja dan lo boleh balik kerja lagi kalo lo udah bisa fokus dan gak mikirin Jessy lagi." Gama paham Shandy pasti masih sayang sama Jessy, bahkan dulu Gama adalah saksi awal cintanya mereka berdua.

"Sorry sekali lagi, gue bakal berusaha fokus setelah ini, kalo gitu gue pamit pulang." Ucap Shandy.

"Hm, hati-hati nanti lo ngelamun lagi di jalan, bisa bahaya."

Shandy hanya membalas ucapan Gama dengan anggukan kepala, dan segera keluar kafe lalu melajukan motornya untuk pulang.

-BERSAMBUNG-

Halo people!
Hehe maaf baru up, chap ini pendek gais, tapi tenang aku bakal up chap selanjutnya dengan panjang kali lebar, wkwk.
Tapi kalian juga harus vote sama comment yaw, soalnya aku udah siapin beberapa chapter tapi aku up nanti kalo readers nya udah lumayan banyak.

Jangan lupa follow!

Thank u and Bye bye!

DIA SHANDY - UN1TYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt