15.Kertas lagi kertas lagi

615 51 0
                                    

Hari ini Nendra tampak lesu,hanya duduk dipinggiran kolam renang mansionnya dan sesekali menggoyangkan kakinya yang sengaja ia masukkan kedalam air kolam yang cukup dingin hari ini.Mengingat keadaan mendung di tambah lagi langit mulai beranjak petang.

Ia kembali terngiang satu kalimat yang berhasil membuatnya hari ini tak seceria hari-hari sebelumnya,itu adalah kalimat yang tak sengaja ia dengar saat ingin ke taman belakang hendak melihat binatang berbulu peliharaannya itu-kelinci maksudnya.

"Tuan akan pergi kekota Bandung petang ini"

Yah.hanya satu kalimat yang dengan mulusnya keluar dari mulut salah satu Maid mansion dan tak sengaja terdengar oleh telinganya.

Salahkan saja dirinya yang saat itu ingin melewati pintu dapur,yang berakhir ia harus memutar melewati pintu belakang.

"Huf...Haha,kertas lagi" Monolognya.

Tak lama setelah ia bermonolog,datanglah salah satu Maid memanggilnya dan menyampaikan sesuatu padanya.

"Tuan muda,Tuan besar memanggil Anda" Ujar Maid itu dengan gaya bahasa se-baku mungkin.

Ah Nendra baru ingat,sosok dibalakangnya itu adalah Maid yang baru saja bekerja dimansioannya satu setengah bulan.Jadi Nendra masih memaklumi gaya bicaranya yang berkesan 'terlalu formal' itu,mungkin belum terbiasa pikirnya.

"Okey,pergilah" Balasnya tanpa berbalik sedikit pun.

"Baik Tuan" Kemudian Maid itu pergi.

Nendra menghela napas sebelum bangkit selepas terkekeh hambar.

Nendra berjalan santai,malag terlihat seperti orang yang tak kuat jalan.Saat ia baru saja akan melangkahkan kaki kanannya pada tangga menuju kamar kedua orang tuanya dan kamar kedua Kakaknya,ia menghentikan langkahnya dan mundur selangkah saat melihat sosok Ayahnya yang terlihat buru-buru menyeret dua koper sekaligus.

"Jadi ternyata" Batin Nendra.

"Ah Nendra sayang,Ayah sama Bunda dan Kakak-Kakakmu akan pergi dulu yah? Hanya sebentar kok" Ujar Ayah.

Cup

Ayah mengecup kening Nendra cukup lama sebelum mengelus surai abu dari anak bungsunya tersebut lalu pergi,kini giliran Bunda.

"Nendra" Panggil Bunda lembut sembari jari-jemari lentiknya mengelus wajah Nendra yang menunduk.

"Apa?" Sarkas Nendra.

"Hem...Maaf yah? Bunda sama Ayah ada urusan sebentar,kamu jaga diri baik-baik yah? Jangan lupa minum obatnya,kalau ada apa-apa tinggal telepon yah? Heeem anak gantengnya Bunda"

"Eeeeh...Hendery!" Teriak Bunda saat Hendery tiba-tiba saja menerobos untuk memeluk Nendra yang membuatnya hampir terjatuh,ingatlah jikalau sang Bunda mamakai high heels saat ini.

"Hehe maaf Bun,Adek Kakak cuman pergi sebentar okey.Jangan lupa minum obatnya,jangan lupa makan juga biar tak makin kurus begini"

"Hem,sepertinya Kakak harus di laporkan pada pihak berwajib karena tak lama lagi aku mati ditangan Kakak" Sarkas Nendra saat merasa susah meraup oksigen.

Hendery yang baru saja sadar langsung melepas pelukannya yang terlewat erat itu.

"Hehe maaf Dek,poko-

"KAKAAAAAAK!!! TUNGGU!!!"

Hendery berdecak,menurutnya.Adik pertamanya itu selalu saja merusah suasana,hingga tak lama datanglah Juan dari lantai atas dengan menenteng koper hitamnya dengan sedikit rempong membuat Nendra terkekeh tanpa di sadari oleh yang lain tentu saja.

"Huh hadeh aaah,kenapa tidak di tunggu sih?" Kesal Juan.

"Ya siapa suruh lama untung saja belum berangkat,kalau sudah mampus sudah perusahaanmu itu hahaha" Ejek Hendery.

"Iiiih,sabar ya Tuhan sabar" Ujar Juan sembari mengelus dadanya.

"AYO CEPAT!!!"

Satu teriakan dari sang Ayah yang berada diruang tamu membuat ketiganya berbalik,sedangkan Nendra tetap menatap anak koper Hendery yang berada disamping kanan Kakaknya itu.

"Oh iya Dek hampir lupa,Kakak berangkat dulu yah" Ujar Hendery sembari mengusak surai si bungsu.

Cup

Cup

Dua kecupan ia dapat sekaligus dari Kakak pertama serta Bundanya sebelum pergi,kini yang tersisa hanya Nendra dan Juan yang menatapnya iba.

"Adek" Panggil Juan sembari menghampiri Nendra.

"Hem"

"Baik-baik yah dirumah,diminum obatnya jangan lupa.Kakak cuman sebentar kok,tiga hari ah minimal lima hari kok.Kakak akan berusaha agar cepat pulang jika pekerjaan sudah beres,sumpah" Ujar Juan dengan menunjukkan jari tengah dan telunjuk tangan kaknannya membentuk huruf V.

"Iya"

"Ya sudah,Kakak pergi dulu yah"

Cup

Nendra merasa hampa kembali setelah seluruh anggota keluarganya pergi karena alasan 'perusahaan'.

Nendra terkekeh,kekehan yang di sertai juga dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Hahaha...Kertas lagi kertas lagi" Monolognya sebelum pergi kekamarnya dan mengunci pintu kamarnya setelahnya.

"Kembali...Seperti semula,ini baru saja di mulai" Gumamnya kemudian menangis sepuasnya dalam diam.






























Tbc~


Haha aku nahan ngantuk ngetik ini,jadi mohon di maafkan kalau ada kesalahan pengetikan.

Udah itu aja,maaf pendek.

See you dinext part babai

*Sorry for typos*

Tertanda :
Jum'at 28 januari
22:33

Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang