33. Ryota?

473 42 10
                                    

*Oke, mungkin dibagian ini ada adegan yang berasal dari otak saya yang pada dasarnya emang goblok yang ngak masuk akal, yah namanya juga tukang halu.

                         Oke, start!


















"Jika tak ingin ikut tak apa, tapi Tuhan telah merindukanmu diatas sana" Potong Pria tersebut.

"Maaf" Cicit Nendra kemudian berjalan menjauh dengan perlahan.

"Mengapa harus minta maaf?" Tanya Pria itu lembut.

Nendra berhenti melangkah, juga dengan sosok yang berada tak jauh dibelakangnya. Ia kemudian berbalik menghadap sosok tersebut, perlahan matanya berkaca-kaca.

"Aku sudah lelah, aku ingin ikut hiks... Aku ingin ikut, bawa saja aku bawalah" Ujar Nendra.

"Kau lelah bukan?" Nendra mengangguk.

"Lalu apa alasanmu tetap ingin bertahan walaupun dengan keadaan jantungmu itu mungkin sama dengan jantungku dulu?" Tanya sosok tersebut.

"Janji" Jawab Nendra lirih.

"Janji untuk apa? Kulihat kau sudah menepati semua janjimu, kau telah membahagiakan anak-anak panti dan membuat mereka yang dulunya murung menjadi seceria sekarang" Ujar Pria itu.

"Maaf, tinggal satu janji yang kubuat dengan diriku sendiri yangbelum kuwujudkan" Balas Nendra yang kini telah duduk berlutut.

"Apa itu? Setelahnya aku akan menjemputmu"

"Aku ingin, Joshua sembuh sepenuhnya dengan jasaku dan aku tak ingin melihat dirinya yang harus menahan setiap rasa sakitnya dan menyembunyikannya dari orang-orang sekitarnya. Aku tak ingin dia sepertiku, aku tak ingin hiks" Jawab Nendra dengan suara seraknya.

"Baiklah" Pria itu ikut duduk berlutut kemudian membawa tubuh Nendra pada dekapan hangatnya, "aku akan menjemputmu, jika janjimu itu telah kau tepati" Lanjut Pria tersebut.

Nendra membalas pelukan itu, dan berujar.

"Terima kasih"






《~☆~》







Hendery berlari dengan kencang menuju mobilnya yang berada dihalaman kantornya, pikirannya cukup kalut kali ini. Bahkan beberapa rekan bisnisnya yang hendak mengajaknya untuk makan malampun ia abaikan, Nendra adalah nomor satu kali ini.

Bukan bisnis.

"Oh ayolah Nendra" Monolognya sembari memasuki mobilnya.

Ia kemudian mulai menyalakan mesin mobil, dan mulai menginjak pedal gas.

"Kumohon jangan mengambilnya sekarang jangan sekrang...






















































































































... Ryota, kumohon... Kumohon"

《~☆~》

"Bunda kenapa?" Tanya Ayah kala melihat sang istri yang sedari tadi mondar mandir pada balkon ruang kerja kantornya.

"Nendra tadi bilang kalau mau izin ke gereja, tapi perasaanku tak enak" Jawab Bunda, bahkan saat ini ia telah menggigiti kuku-kuku jari tanganya saking khawatirnya.

Urus Saja Kertas-Kertas Mu Itu [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang