CHAP 15. Tak Terduga

513 100 29
                                    


udah sampai sini aja tapi gak vote? ck,ck,ck kelupaan apa keblablasan nih???  gakpapa, lain kali jangan begitu yah...kkkk




***


Author POV 

Seperti rencana Cho Seong Ha beberapa hari lalu. Dia telah mengatur pertemuan Direksi dan para Investor yang akan dilaksanakan tepat hari ini. Beberapa dari tamu undangan sudah mulai berdatangan menuju tempat yang sudah disediakan.

Sementara sang CEO sekaligus pemilik perusahaan Rabit Publisher Kim Jisoo, masih bersantai diruangan kerja miliknya, tanpa ada niatan untuk mengikuti rapat besar yang akan terjadi di perusahaannya sendiri. Dia dengan santai mendengarkan lagu Jazz kesukaannya.

Brak!

Seseorang masuk kedalam ruangan kerja milik Jisoo. Dengan langkah kaki yang terdengar tegas, orang tersebut menghampirinya.

"Astaga Sooya! Kau malah bersantai-santai seperti ini! Tidakkah kau merasa khawatir bahwa sekarang ini kau terancam digulingkan?" Tanya Irene dengan gemas. Niat hati wanita itu ingin mengajak Jisoo masuk kepertemuan. Dia malah disuguhkan dengan sikap terlalu santai dari sang CEO.

Jemari lentik Jisoo mematikan musik yang masih menyala diruangannya. Dia lantas menggeserkan sedikit kursinya agar bisa sepenuhnya menghadap kearah suara Irene.

"Khawatir untuk apa Eonnie? tidak ada perlu yang harus ku khawatirkan. Lagipula, jika Tuan Cho memang ingin mengadakan pertemuan untuk menggulingkanku. Silahkan saja! Kalau memang aku harus mundur, aku akan mundur" Ucap Jisoo tanpa beban.

"Apa kau gila? Kau akan menyerah begitu saja Jisoo-ah? dengan serius?" tanya Irene dengan tatapan tak percaya.

Jisoo mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya pelan."Terus apa yang harus ku lakukan eonnie? Kalaupun aku kesana, tidak akan mengubah apapun" Seru Jisoo dengan pelan.

Irene memijit pelipisnya pelan. Dia juga tidak tahu harus bagaimana, ini sebenarnya bukan ranahnya sendiri. Dia juga tidak mengerti urusan orang yang berkedudukan tinggi sebab dia hanya seorang asisten saja.

"Tapi kau tetap harus datang Sooya, bagaimanapun kau masih CEO disini!"

"Aku tidak perduli eonnie, aku akan tetap diruanganku! Jika eonnie akan pergi kepertemuan itu, silahkan saja!" Ucap Jisoo masih dengan keputusannya untuk tidak melawan Tuan Cho."Lagipula kalau aku mundur sekalipun dari jabatanku ini, aku masih pemegang saham tertinggi. Jadi, aku akan tetap kaya meski bukan CEO." Sambungnya lagi yang kali ini diselingi guyonan kepada Irene. Dia membuat suasana agar tidak tegang.

Irene malah mendelik mendengar perkataan Jisoo barusan."Ya, aku tahu kau masih akan kaya walau tidak lagi menjadi CEO. Tapi, ayolah! Setidaknya kau jangan menyerah sebelum berperang Kim Jisoo!" Tekan Irene sekali lagi. Terus membujuk Jisoo.

Jisoo malah mengibaskan tangannya."Sudahlah eon, semua kata motivasimu itu tidak akan mempan kepadaku untuk saat ini. Sekarang, jika eonnie masih ingin pergi kepertemuan silahkan! Aku memilih disini saja menikmati waktu santaiku."Ucap Jisoo tetap pada pendiriannya.

Irene sudah kehabisan akal untuk membujuk gadis keras kepala satu ini. Ia lantas mendesah kalah."Baiklah, terserah padamu! Aku akan tetap pergi kepertemuan ini dan mencari tahu apa yang diinginkan pria tua itu"

Tanpa menunggu jawaban. Irene berbalik kembali melangkah keluar dari ruangan kerja Jisoo. Meninggalkan Jisoo disana sendirian.

Karena merasa sudah tidak ada ganguan lagi. Jisoo lantas kembali memutar musik yang sempat ia matikan tadi. Kembali mendengarkan lantunan musik jazz yang keluar dari pengeras suaranya.

COLORS [SELESAI]Where stories live. Discover now