15

151 27 0
                                    

Cause everybody sees what they wanna see
🌈

"MALAM MALAM AKU SENDIRIIII...."

"TANPA anak pak camat.."

Hampir saja ponsel di tangan Lino melayang ke arah Haris dan Ical. Jika saja suara Haris tidak berbisik menyebut "anak pak camat"

Iya, sekarang Haris, Calvin dan Lino sedang di teras menikmati angin malam.

Tidak. Sebenarnya Calvin tadi yang minta temani ke teras untuk melihat bulan. Anak itu rela menyiapkan karpet, makanan, minuman, dan Gitar Lino. Agar ditemani siapa saja.

Tadinya Ayen dan Esa yang mau menemani, tapi anak-anak itu masih sibuk dengan tugas sekolah.

"Jangan nyebar gosip lo pada!"

"Ga bakalan, No. Tapi, penasaran banget gue kok lo bisa deket sama anak Pak Camat" Tanya Calvin sambil menyeruput minuman rasa sirsak punya Mas Bayu yang ia colong tadi siang di laci kamar Bayu

"Ga deket. Biasa aja"

"Ga deket tapi saling suka. Aduh buset srepet"

"Ris!! Jangan kenceng-kenceng!!"
Lino celingukan, was-was kalau kalau Mas Bayu atau Mama ada disekitaran mereka.

"Kenapa sih takut banget"

"Bukan. Males aja kedengaran yang lain"

Haris mengangguk saja, mungkin Lino lebih enak memendam tanpa bercerita. Kalau boleh jujur, disini sebenarnya yang paling senang adalah Haris. Mengetahui fakta bahwa Lino kesemsem anak Pak Camat.

Bukan soal anak Pak Camat nya, tapi soal Lino nya. Kalau saja yang diposisi Lino sekarang Mas Bayu, atau Bang Ical. Haris tidak akan heran, tapi ini Kirino. Betulan Lino, makanya Haris merasa sangat senang.

"Tembak cepetan nanti di tikung Haris"

"Heh!! Sembarangan lo! Jangan bikin perang saudara berkobar dong! Gue ga gitu ya"

"Apaan tembak tembak, ga lah"

"Biar ga di ambil orang, nanti nangis"

"Biarin aja dia sama orang lain"

Haris dan Calvin terdiam. Menatap Kirino, yang sialnya anak itu hanya berekspresi biasa sambil memainkan Gitar nya.

"Kok gitu? Katanya suka"

"Ris, suka ya suka aja. Urusan memiliki itu bukan ranah gua. Ada Tuhan yang atur. Lagian gua rasa, seenggak pantas itu gua kalau sama Diandra"

Calvin berdehem, dia kira Kirino sesat rupanya taat.

"Apa yang ga pantas?"
Jujur saja Haris tidak menangkap arah kata "tidak pantas" yang di ucapkan Kirino

"Ris, setiap dia ngasih gua Bunga Matahari yang gua lakuin selalu buka Gugel trus nyari deskripsi warna Bunga Matahari"

Nafas Haris rasanya tercekat di tenggorokan. Ini obrolan yang ia hindari dengan Lino. Padahal ia sudah tau, tapi rasanya tetap sesakit sejak awal ia tau.

Rainbow Monochrome [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang