21

121 25 0
                                    

Prolog hingga Epilog
Isinya hanya penuh nama mu
Judul nya saja "Nama mu"
🌈
.

Ayen Aji dan Ali sedari tadi hanya diam menyaksikan hujan diluar malam ini, dari balik jendela kaca di kamar Aji dan Ali. Ayen nimbrung kesana lantaran tadi sempat bertengkar dengan Calvin soal perdebatan kenapa Ayam tidak bisa terbang seperti Burung, padahal bentuk mereka sama.

Sesekali terdengar nyaring suara petir, namun baik Aji ataupun Ali kali ini seolah sekuat tenaga menahan takut. Ada Ayen di tengah-tengah mereka menggenggam tangan keduanya

Diluar terdengar teriakan Lino Haris dan Esa yang bersahut-sahutan entah apa yang dibicarakan. Ayen tidak mau cari tau dan ia juga tidak mau tau. Sudah cukup pening kepala nya karena perdebatan dengan Calvin barusan, ia tidak mau menambah beban lagi.

"Kalau katanya kecepatan petir itu kayak sekali mata mengerjap, sempet ga ya dia menerima pesan untuk disampaikan?"

Ali menoleh ke arah Aji meskipun jelas pandangan nya terhalang kepala besar milik Ayen

Otak Ali menerjemahkan secara otomatis
'Kalau petir secepat itu, sempet ga ya dia nyampe in rasa suka lewat petir ke Kirana'

Ah sejujurnya baik Ali maupun Aji tidak ada yang mau terjebak di tempat yang sama. Sudah cukup berbagi rahim waktu dalam perut Mama dulu.

"Kan ada tukang pos, ngapain lebay banget nyampein sesuatu lewat petir, disamber langsung beda alam"

"Kan cerita nya mau puitis gitu, Yen. Lo ga paham banget"

"Ya realistis ajasi, Bang. Mana ada petir ngasih pesan"

Ayen ada benarnya, tapi kan maksud Aji dan Ali itu seperti sebuah perumpamaan. Tapi sudahlah, memang dasar nya anak bontot susah di bilangin kalau Apel Hijau lebih enak daripada sambel terasi buatan Esa yang sering keasinan.

Di kamar terpisah, Bayu melakukan hal yang sama. Menyesap minuman sirsak dengan air hangat di tengah deras nya hujan sambil sesekali membayangkan jika senyum Witty terukir untuknya.

Bayu tau, hidup bukan melulu soal cinta. Tapi jujur saja cinta mampu menyita segala nya dalam hidup. Dan sebenarnya Bayu tidak suka jatuh cinta layaknya mawar yang digenggam, digenggam semakin erat ia semakin menyakiti. Melepas bunga seindah itu belum rela

Bayu menatap pesawat kertas yang ia buat dengan bantuan Lino kemaren, ada beberapa pesan tertulis didalam nya. Perlahan dan pasti Bayu membuka jendela nya menerbangkan pesawat kertas berawak jutaan kalimat manis

Sedetik saja ia terbang mengudara, pesawat itu jatuh, diterpa air yang dengan kejam nya merusak semua awak pesawatnya, Benar. Pesan Bayu tidak pernah tersampaikan apalagi terbalas

***

"Mama tidur sama Kakak, dingin tau. Mau ditemenin"
Ucapan Lino lantas mendapat lirikan dari Ayah.

"Gabisa, Mama udah Ayah pesen"

"Sekali aja, Yah. Kan kemaren-kemaren udah"

"Udah apa?"

"Udah tidur!!"

Haris tergelak hanya dengan percakapan random begini, Ical sudah beranjak ke kamar nya membujuk Ayen agar kembali ke habitat nya.

"Sama gue aja yuk"

Ajakan Haris langsung di sambut dengan muka julit Kirino.

"Ogah"

"Okedeh ayo kekamar"

"Kan gue bilang gamau"

"Ayoo"

Rainbow Monochrome [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang