16 | KEPUTUSAN DAVESH

100 22 72
                                    

"Aku baik-baik saja, Kak. Maaf sudah merepotkan."

"Sudah diinfus begini masih bilang baik-baik saja. Kamu selalu menganggap semuanya mudah," ucap Davesh mengelus rambut Shea.

Rika menatap Wren dan Aarav. Kedua pemuda itu membuang muka bersamaan. Rika mengelus dada saat mengetahui cinta yang rumit di antara anak-anaknya.

"Wren ...," panggil Shea.

"Apa?" tanya Wren menghampiri brankar Shea, "lo butuh apa?"

"Makasih udah nolongin gue. Sorry ngerepotin lo," ucap Shea lirih.

Dada Shea berdegup kencang saat berada di dekat Wren. Dia tahu jika hatinya telah memilih sahabatnya itu. Davesh memperhatikan interaksi keduanya, terutama Wren. Lelaki mapan tersebut menemukan ketulusan dan cinta di mata adik yang sangat disayanginya.

"Bukan gue doang, tuh Aarav yang nyetir kayak orang gila. Dia panik banget saat liat lo pingsan."

"Rav ...."

"Cepet sembuh, jangan banyak pikiran," ucap Aarav lembut, yang membuat dahi Wren berkerut.

"Wren, gue mau pulang ke kos."

"Lo masih sakit, Shea. Siapa yang urus lo di kos?" tanya Wren dengan nada agak tinggi.

"Wren ...," tegur Rika.

"Maaf."

"Pulang ke rumah Tante saja jika tidak betah di rumah sakit. Kalau sudah agak sembuh baru pulang ke kos," saran Rika.

"A-aku di sini saja, Tan," ucap Shea memutuskan.

"Wren, jaga Shea. Gue mau ke sekolah tuk ambil tas kita bertiga," ucap Aarav.

"Tolong beliin makanan sekalian, ya, Rav. Gue lapar banget. Makanan rumah sakit nggak enak."

"Oke. Gue cabut."

"Tante juga pulang dulu, Shea. Mau ambil baju ganti untuk Wren. Nanti malam Tante ke sini lagi."

"Baik, Tan."

"Kakak pulang dulu ya, Shea. Jangan banyak pikiran dan cepat sembuh," ucap Davesh lembut.

"Baik, Kak."

Rika dan Davesh keluar ruangan dan berjalan tanpa sepatah kata pun. Rika menghela napas saat melihat Davesh yang sedang termenung.

"Sayang, kamu mencintai Shea?" tanya Rika lembut saat berada di mobil.

"I-iya, Ma. Hanya Wren dan Aarav juga memiliki rasa yang sama untuk Shea. Mengapa sesulit ini, Ma?" tanya Davesh yang tidak dapat menyembunyikan apa pun dari Rika.

"Kejarlah jika kamu menyayanginya. Wren pasti akan mundur," ucap Rika berat.

"Tidak, Ma. Aku yang akan mundur. Shea hanya menyayangiku sebagai Kakak. Dia menyayangi Aarav sebagai teman. Namun, Shea mencintai dan dicintai Wren," ucap Davesh perih.

Rika tidak dapat berkata apa-apa lagi. Wanita cantik itu sangat menyayangi kedua anaknya. Davesh yang pendiam tentu mendapat porsi lebih dibandingkan Wren yang lebih supel.

"Ma, aku mau bicara pada Mama dan Papa. Nanti," ucap Davesh.

"Mengenai apa, Dav?"

"Nanti saja pas Papa pulang dan sebelum kita ke rumah sakit, Ma."

Rika melirik ke arah anak sulungnya yang tampak murung. Wanita yang memiliki dua anak itu berdoa agar kisah kasih anak-anaknya berakhir bahagia.

"Sudah sampai, Ma. Davesh ke kamar dulu, mau membersihkan diri dan tidur sebentar. Kalau Papa sudah pulang, tolong panggil, ya, Ma," ucap Davesh lembut.

Arashea - When Love ComesWhere stories live. Discover now