18 | HATI DAVESH TERLUKA

91 20 71
                                    

"Wren, jangan bertindak aneh, ya. Ini hanya kesalahan kecil. Gue percaya Angel juga nggak tau kalau gue terkurung di kamar mandi. Waktu gue teriak, mungkin dia udah kembali ke kelas," ucap Shea yang tidak ingin memperpanjang urusan dengan Angelia.

"Lo tenang aja, ntar gue yang urus. Tugas lo sekarang istirahat yang cukup terus cepat sembuh dan pulang."

"Lo bisa gue tinggal? Gue pengen mandi, lengket semua badan gue."

"Pantes ada bau-bau gitu," tawa Shea.

"Cium ketek gue sekarang," ujar Wren sambil mendekap kepala Shea di ketiaknya.

"Sumpah lo jorok banget, Wren Angsaka. Gue sebel ama lo. Sana pergi!" tukas Shea kesal.

Wren meninggalkan Shea yang cemberut sambil tertawa terbahak-bahak. Pemuda tampan itu lalu membersihkan diri. Wren keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah dan bertelanjang dada. Shea langsung buang muka saat melihat Wren.

"Gila lo, Wren. Sana, pake baju lo. Dasar nggak tau malu," omel Shea.

"Ih, lo ngintip gue?" goda Wren.

"Pergi sana. Nggak jelas lo," balas Shea sambil mengerucutkan bibir.

Wren menatap Shea lekat-lekat hingga membuat gadis itu salah tingkah. Pemuda itu telah selesai memakai baju dan mendekati bed.

"Lo cantik, Shea," ucap Wren lirih sambil mengusap rambut gadis itu.

Sejenak keduanya terdiam dan saling menatap satu dengan yang lain. Wren membuang wajah saat mendengar pintu kamar dibuka.

"Sudah makan, Wren?" tanya Rika.

"Sudah habis, enak sekali. Terima kasih, ya, Ma," sahut Wren memeluk wanita yang sangat dicintainya itu.

"Wren, pulanglah untuk istirahat bareng Mama. Kakak yang akan menjaga Shea malam ini," ucap Davesh.

Wren dan Shea saling menatap. Pemuda itu dapat melihat keberatan di manik mata gadis yang telah mencuri hatinya. Dia juga dapat melihat kerinduan di manik mata Kakak tersayangnya. Wren dalam dilema.

'Mengapa harus begini?' batinnya.

Rika yang melihat semua itu hanya dapat mengelus dada. Wanita berhidung mancung itu tidak dapat berbuat apa-apa. Dia juga tidak berani menanyakan pendapat Shea karena sudah dapat dipastikan Shea pasti akan memilih Wren.

"Wren ...."

"Kita tungguin Shea bareng-bareng saja, Kak. Lagi pula Wren sudah lama tidak ngobrol sama Kakak."

"Terus bagaimana dengan Mama?" tanya Davesh sedikit kecewa.

Lelaki itu berharap Wren bermurah hati untuk mengizinkannya melewati malam bersama Shea, sebelum dia menjauh dari kehidupan gadis itu.

"Aku akan mengantar Mama pulang. Kakak mau titip apa?"

"Tolong bawakan selimut saja, Wren. Thanks, ya."

"Shea, gue balik dulu. Lo di sini dulu aja ama Kak Davesh. Lo pengen apa, nggak?"

"Nggak."

"Titip Shea, Kak. Ayo, Ma."

Shea menatap kepergian Wren dengan hampa. Ada rasa yang hilang, padahal Wren hanya pamit untuk mengantar Rika saja. Davesh menghela napas, lelaki mapan itu tahu jika Shea agak keberatan bersamanya.

"Shea, tempat tidurnya sudah nyaman untuk kamu?"

"Sudah, Kak. Maaf jadi merepotkan Kakak."

"Kakak tidak merasa kamu repotkan," senyum Davesh.

Arashea - When Love ComesWhere stories live. Discover now