17 | SHEA YANG MANJA

90 21 75
                                    

"Bertanggung-jawablah atas semua pilihanmu, Dav."

"Baik, Pa. Terima kasih Papa telah mengerti dan mendukung keinginan Davesh."

Rika masih diam, wanita berambut sebahu itu sangat tidak rela jika putra sulungnya pergi sejauh itu.

"Ma, mau berangkat ke rumah sakit sekarang?" tanya Davesh lembut.

"Iya, Mama ambil tas dulu. Tolong bawakan kotak makanan dan baju ganti Wren."

Davesh merasa sedih saat melihat wajah Rika yang kecewa akan keputusannya. Hanya, pebisnis muda itu sangat mengerti kekuatan hatinya. Jika dia tidak pergi, akan sulit baginya saat melihat  Wren dan Shea. Jika Shea bahagia bersama Wren dan sebaliknya, Davesh merasa pengorbanannya tidak sia-sia.

"Ma, maafkan keputusan Davesh, ya," ucap Davesh sambil mengelus lembut tangan wanita yang sangat dicintainya itu

"Mengapa harus sejauh itu, Dav? Bagaimana kalau Mama merindukanmu?" tanya Rika lirih.

"Dav berjanji akan pulang dua bulan sekali, Ma. Doakan anak Mama yang tampan ini segera menemukan cinta sejati di negeri orang."

"Kamu ini ...."

"Ma, tolong jangan beritahu Wren dulu. Dav tidak mau Wren merasa bersalah. Cinta tidak dapat dipaksakan. Mereka saling mencintai, tidak pada tempatnya jika Wren menyerahkan Shea karena rasa sayangnya pada Dav. Mama mengerti?"

"Kapan kamu akan berangkat?"

"Dav akan meminta Papa untuk menghubungi Om Axel dulu. Raffi juga akan mengirim semua pekerjaan yang belum selesai di sini. Jika semuanya telah beres, mungkin bulan depan Dav sudah bisa berangkat. Wren akan dibantu Raffi di sini. Jadi, semuanya akan berjalan sempurna."

"Secepat itu, Dav?" tanya Rika mengusap air mata yang telah mengalir di pipi putihnya.

"Ma, please. Ini adalah jalan keluar yang terbaik bagi kami semua," jawab Davesh lirih. Dia juga sangat sulit untuk melepaskan keluarga yang disayanginya.

"Rasanya berat, Dav."

"Lebih berat lagi jika Mama melihat dua putra Mama tersiksa. Dav tidak mungkin dapat bahagia bersama Shea di atas penderitaan Wren. Kasihan Shea juga, siapa kita yang dapat mengatur jalan hidupnya? Mama bisa menerima?" jelas Davesh lembut.

"Janji untuk selalu menghubungi Mama dan pulang setiap dua bulan sekali."

"Ma, Dav belum berangkat," canda Davesh seraya mengecup pipi Rika.

Tidak lama kemudian mereka telah sampai di rumah sakit. Davesh dan Rika melangkah menuju kamar perawatan Shea dengan pikiran masing-masing. Davesh merasa dadanya sesak mengingat tidak lama lagi dia akan berpisah keluarga, juga dari Shea, gadis yang sangat dicintainya. Rika pun bersedih karena kisah cinta yang rumit antara kedua anaknya hingga membuat Davesh memutuskan untuk pergi.

"Wren ... Shea ...," sapa Rika dan membuka pintu kamar inap dengan perlahan.

Davesh membuang wajahnya saat melihat Shea dan Wren yang tertidur sambil berpegangan tangan. Ada rasa sakit yang menghimpit dadanya.

"Ma, aku ke depan dulu," ucap Davesh lirih.

Rika menatap sendu wajah muram putra sulungnya. Sebagai Ibu, dia berada di posisi sulit.

"Nanti ke sini lagi, ya, Dav."

"Ya, Ma. Dav ke kantin dulu," ucap lelaki yang sedang dilanda cemburu itu.

Davesh melangkah keluar kamar dan menutup pintunya dengan perlahan. Lelaki yang sulit jatuh cinta itu mengusap dadanya yang sakit.

'Sudah tepat keputusanku untuk pergi. Akan menyakitkan semua pihak jika aku tetap bertahan di sini.'

Arashea - When Love ComesWhere stories live. Discover now