🌸 13. Why Can't You Love Me? 🌸

219 64 69
                                    

Pukul 12:10 siang.

Pada jam istirahat, Jaemin datang ke kantin sambil dijaga oleh pawangnya Karina-mereka bergandengan tangan dan mengobrol biasa seolah melupakan perkara yang terjadi.

Untungnya, tidak ada lagi yang mengganggu mereka seperti pagi ini. Entah para pecinta Jaemin telah mengikhlaskan setelah patah hati, atau merasa insecure duluan untuk bisa mengalahkan spesifikasi tinggi dari Ratu Bestari. We never knows.

Kehadiran mereka ter-highlight di kantin. Tidak lama muncul Renjun dan Chenle yang sibuk menggibah temannya dari belakang. Bagaimana tidak bibir mereka bisa menahan rasa gatal ingin menjelek-jelekan, setelah mengetahui Jaemin sengaja berpura-pura menjadi pacar Karina, dan di belakang masih mengincar Lara. Pemuda yang selama ini mereka kenal paling malas berpacaran dan rela menghancurkan martabat sendiri agar dibenci kaum hawa, sejenak berubah menjadi orang brengsek.

Jaemin dan Karina menghentikan langkahnya, begitu berpapasan dengan Mark yang lewat dengan santai-kedua tangannya bersembunyi di balik kantong celana-sambil mengamati pasangan fenomenal itu.

"Wey, Bro!" sapa Jaemin sok asik.

"Wey, gue lagi cari tempat, nih. Ikut makan bareng kalian boleh, gak?" tanya Mark sambil menepuk bahu lelaki itu.

"Ayo, bole-"

Karina membantah, "Gak boleh! Gue mau berduaan sama Jaemin, lo peka dikit, kek, Mark. Biasanya juga elo di sekolah bareng teman-teman lo yang lain."

"Ya elah, lebay amat. Kayak gak ada waktu lain aja," cibir Jaemin.

"Bukan begitu, Min. Ini hari pertama kita pacaran di kantin. Apa kata adik kelas tadi pagi, kalau kita kelihatan enggak kayak orang pacaran?"

"Bodo amat, omongan orang gak ada manfaatnya buat hubungan kita. Bukannya kita lagi berusaha mengenal satu sama lain, ya, 'kan? Lo harus belajar percaya sama gue, bukan orang lain."

Mendengar ucapan itu, Mark jadi menyengir geli dan dibalas Jaemin dengan senyuman dan tarikan sebelah alis.

Karina kembali merasa aneh dan curiga, hari ini Jaemin seperti berusaha mengatur dirinya dan mengambil keuntungan dengan menggunakan alasan status pacaran.

"Oke. Gue percaya." Karina tersenyum kecut.

Jaemin terseyum dan mengusap pucuk kepala Karina. "Makasih-"

"KYAAAAaAAaaA~!" jeritan menggelikan bin jijay mengagetkan seluruh penjuru kantin.

Ternyata suara itu berasal dari arah tempat duduk pecinta kapal KarMin. Sebelumnya mereka hanyalah kelompok minoritas yang selalu mengharapkan Jaemin dapat luluh kepada Karina.

"Baru juga usap kepala, gimana reaksi mereka pas lihat lo berdua ciuman," celetuk Mark dan terkekeh.

Karina mengernyit heran. "Ciuman apa maksud lo?"

"Bukan apa-apa. Reaksi lo kenapa berlebihan begitu?"

"Mark, jangan-jangan lo ada di tempat? Di malam gue dan Jaemin jadian?" Karina menuduhnya.

"Emang malam kalian jadian, tuh, di mana?Apa kalian melakukan sesuatu lebih dari sekedar ciuman?" Mark menyeringai jahil.

"Enggak. Gue duluan yang bertanya malah dibalas tanya."

"Woy! Renjun dan Chenle, sini makan bareng gue!" Jaemin telah berjalan duluan mengambil tempat di meja yang kosong, lalu diikuti Mark.

"Kar, mau duduk di samping gue atau di pangkuan biar orang percaya kita pacaran?" sorak Jaemin.

"Ahahaha!" Mark malah puas tertawa, membuat Karina semakin jengkel.

"Gak lucu bercanda lo." Gadis itu duduk di sebelah Jaemin dengan mood bete.

Fix You Where stories live. Discover now