🌸 26. Take It Slow 🌸

197 43 80
                                    

Masih di waktu dan tempat yang sama, Jaemin sudah melamun anteng memandangi wajah Lara yang bahagia ketika menertawakan dirinya bersama Madam Tuti.

Pemuda itu telah mengangkat kedua kakinya bersila ke atas kursi, sikut kanannya ditaruh di atas lengan kursi-ingin menyanggah dagunya agar mendapatkan posisi enak, semakin khidmat dan nyaman memandangi gadis yang ia sukai. Terlalu fokus kesengsem, ia sampai lupa untuk mengondisikan ekspresi mukanya yang menjadi konyol.

Madam Tuti melirik pada jam dinding di ruang tamu, ternyata sudah menunjukkan pukul 14:02 siang.

"Astaga, udah jam pulang sekolah Jisung. Sebentar, ya, Lara. Saya mau menghubungi dia supaya membelikan keperluan dahulu-Jaemin, ini pertama dan terakhir kali saya izinkan Lara di sini. Nanti kalian kalau mau bertemu di luar tempat kostan, ya."

Sibuk melamun, Jaemin tak mengindahkan ucapan orang tua itu. Madam Tuti sampai menggeleng heran melihat kelakuan anak itu.

Lara pun baru sadar bahwa dirinya dari tadi diperhatikan, dan merasa risih. Tangan gadis itu dengan gesit menarik paksa lengan lelaki itu hingga dagu yang ditopang terpaksa terjun payung tanpa aba-aba.

Sontak Jaemin terkejut, jantungnya bagaikan tembok benteng yang kokoh, berakhir runtuh ketika dihantam oleh Miley Cyrus di atas wrecking ball. Sebelumnya, detak jantung berpacu cepat akibat perasaan jatuh cinta, kini temponya berpacu 5x lebih cepat akibat dikagetkan seolah jantung ingin copot. Tubuhnya tidak seimbang dan hampir saja jatuh ke samping bila tidak sempat menahan keseimbangan dengan pegangan ke lengan kursi yang kuat.

Jaemin langsung mengeluarkan protesnya. "Sembarangan banget lo main narik tangan gue! Kalau gue jatuh ke pelukan lo, sih, mending, lah, tapi kalau kenyataanya jatuh kepala gue nabrak ke meja gimana?!"

"Ya, habisnya lo ngapain diem aja? Tadi Madam Tuti lagi ngomong sama lo, bukannya didengerin orang tua ngomong."

Ketika Jaemin menoleh, ternyata ibunya Jisung sudah tidak ada di tempat. Wanita itu sudah pergi memanggil anak-anak kost. "Mana? Orangnya gak ada."

"Ya, elo ngapain ngelamun terus, sih? Mana muka lo kayak minta dihujat netizen gitu."

"Gue lagi enak-enaknya mandangin elo. Apa jangan-jangan lo bertingkah karena salting gue pandangin, ya? Eeeeey~" Jaemin menyeringai tengil, sambil memainkan sebelah alisnya naik turun. "Dalam hati lo pasti mengakui, gue emang ganteng dan ngangenin juga. Buktinya, lo sengaja datang jauh-jauh ke sini karena rindu."

Untungnya, Lara sudah bisa tidak peduli dan harus mengambil pusing ocehan Jaemin yang kelewat narsis. "Bukan. Gue ke sini karena ada yang mau gue bahas mengenai Winter, soalnya tadi gue udah ketemu dia. Bukan rencana gue, sih, tiba-tiba aja Renjun yang ngajak ke SMA Ranggi."

Seketika Jaemin teringat kembali rasa cemburu yang melanda hatinya dan sempat ter-pending di pagi ini. Ia mulai penasaran bersama tampang kepo-nya. "Oh, jadi kalian kabur sekolah pergi ke sana. Berarti lo juga habis ketemu sama mantan, dong?"

Belum juga menceritakan mengenai Winter, Jaemin malah sengaja menyinggung pembahasan Haechan. Seketika Lara termenung, matanya tersirat kesedihan saat pikirannya langsung memutar kembali ingatan sewaktu dirinya melihat adegan Haechan mengelus surai gadis bernama Ryujin.

Kedua bola mata gadis itu sudah berkaca-kaca, saat menjawab pun suaranya terdengar sedikit bergetar, berusaha menahan diri agar tidak menangis. "Emm, enggak. Gue ... gak ketemu dia, tapi sempat ngelihat dari jauh. Dari luar kelihatan dia baik-baik aja. Gue masih gak tahu alasan sebenarnya dia minta putus, cuma setelah melihat dia di hari ini ... gue kayak gak mau tau lebih lanjut. Mungkin sejak awal ini keinginannya Haechan buat melepaskan diri dari hubungan dan gue."

Fix You Where stories live. Discover now