Academia of Arthemis

71 71 84
                                    

   Arcelio tidak menjawabnya, ia pun masuk ke rumah aracelli dan berjalan menuju kamar Aracelli.
                    
                               ***

  Saat Arcelio memasuki kamar Aracelli, ternyata gadis kecil itu masih asik dengan dunia mimpi nya ,sehingga Arcelio pun langsung melempar buku yang ia bawa ke atas ranjang Aracelli dan tanpa sengaja mengenai wajah Aracelli, sehingga Aracelli pun bangun dengan wajah memerah akibat buku itu.

"Aww, sakit sekali siapa yang berani melempar wajah ku dengan buku."teriak Aracelli sambil memegangi wajah nya yang memerah.

"Aku, memang kau mau apa?." jawab Arcelio santai.

"Kau, mau apa kau di kamar ku?."tanya Aracelli kesal.

"Buku itu untuk mu."jawab arcelio singkat sambil berjalan keluar kamar Aracelli.

Aracelli masih duduk terdiam dan terus mengusap wajah nya yang sakit akibat ulah Arcelio.

"Yakk, Awas saja kau Arcelio akan ku balas nanti." ucap aracelli setelah Arcelio keluar dari kamar nya.

Seperti itu lah hari-hari Aracelli dan Arcelio yang selalu diisi dengan pertengkaran setiap saat.....

   Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, Aracelli dan Arcelio sudah memasuki usia 17 tahun dan sudah saatnya mereka untuk pergi ke akademi asrama.

Didalam kamar

  Aracelli tampak bersemangat untuk pergi kesekolah terlihat dari wajah nya yang berseri-seri saat mengemasi baju-bajunya. Wajar saja Aracelli bersemangat karena jika ia pergi ke asrama itu berarti ia akan punya teman baru disana.
Setelah Aracelli selesai mengemasi baju nya ia segera pergi menuju kamar Arcelio untuk melihat apa yang sedang laki-laki itu lakukan sekarang.

"Hei, Arcelio kau di mana?."Teriak aracelli di dalam kamar arcelio.

"Bisakah kau mengetuk pintu dulu jika ingin masuk kekamar orang lain dan jangan berteriak."jawab Arcelio yang baru keluar kamar mandi.

"Maaf, tidak akan ku ulangi lagi lain kali."

"Kau sudah bilang hal itu seribu kali tapi kau selalu mengulangi nya."

"Wah, benarkah aku bahkan lupa telah mengatakan kata itu."

"Mau apa kau ke kamar ku?."

"Hanya ingin bertemu dengan mu, memang nya tidak boleh."

"Lebih baik kau kembali kekamar mu,  ini sudah malam dan esok kita harus pergi keasrama pagi-pagi sekali."

"Baiklah kalau begitu selamat malam Arcelio, aku sudah tidak sabar untuk pergi keasrama ."seru Aracelli sambil berlari menuju kamarnya.
 
Arcelio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Aracelli yang tidak berubah sejak dulu.

  Pagi buta sekali Aracelli sudah bangun dan sudah berpakaian dengan rapih, sebenarnya ia tidak bisa tidur semalam saking tidak sabarnya untuk pergi keasrama.

  Sedangkan dikamar Arcelio, Arcelio baru saja selesai mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa. Sebenarnya Arcelio bisa saja meminta para pelayan untuk mempersiapkan semua nya tapi ia sedang enggan untuk memanggil mereka untuk datang ke kamarnya.

tok tok tok

"Maaf pangeran, yang mulia raja dan ratu sudah menunggu anda di ruang makan."

"Aku akan kebawah sebentar lagi."

"Baik pangeran."

  Di ruang makan sudah ada Aracelli juga di sana yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum lebar kearah Arcelio, sedang kan Arcelio tak menanggapi tingakah aracelli dan langsung duduk di samping ayah nya.

Suasana makan pun sangat hening hanya ada bunyi dentingan alat makan saja. Hingga suara raja  Edward Lazuardi pun memecah keheningan.

"Arcelio, apakah kau sudah mempersiapkan semuanya?."

"Sudah ayah."

"Belajar lah menjadi pemimpin yang baik di sana, gunakan waktu mu dengan sebaik mungkin."

"Baik ayah akan aku usahakan."

"Arcelio, jangan lupa jagalah aracelli dengan baik."seru ratu Luciana Lazuardi yang lain tidak bukan ibunda Arcelio.

"Baik ibu aku akan menjaga anak kecil itu tenang saja."

"Hei, aku bukan anak kecil."Protes Aracelli, ya meskipun Aracelli hanya anak seorang tangan kanan dari kerajaan Lazuardi tapi dia sudah di anggap seperti anak sendiri oleh raja dan ratu Lazuardi tidak heran dia bisa makan satu ruangan dengan mereka.
 
Arcelio tidak menanggapi protes Aracelli dan bangkit meninggal kan ruang makan diikuti oleh raja dan ratu.

"Dasar Arcelio tetap saja menyebalkan."Gerutu aracelli

Sudah saat nya Arcelio dan Aracelli pergi kesekolah, saat ini mereka sedang berpamitan.

"Ayah, ibu, aku pamit ahh pasti aku akan sangat merindukan kalian."seru Aracelli sambil terus memeluk kedua orang tua nya.

"Ibu juga akan merindukan mu."balas ibunda Aracelli Diana Barclay.

"Ayah juga, jaga dirimu baik-baik disana, dan jangan sampai kau merepotkan pangeran arcelio."tambah Tuan Pieter Barclay ayah Aracelli.

"iya ayah aku akan baik-baik saja disana, tapi untuk tidak merepotkan pangeran Arcelio aku tidak janji."jawab Aracelli.

"Aku pamit."Pamit Arcelio kepada kedua orang tuanya.

"Jaga diri mu di sana Arcelio"Seru ratu Lazuardi sambil memeluk Arcelio.

Arcelio hanya mengangguk untuk menanggapinya ucapan ibu nya sambil melihat kearah ayah nya yang hanya memberikan senyuman nya sebagai ucapan perpisahan.

Diperjalanan terlihat Arcelio tak berniat untuk memulai pembicaraan sehingga membuat Aracelli bosan dengan suasana sunyi perjalanan.

"Arcelio, apakah masih lama?"

"Hmm"sahut arcelio

"Aku bosan dan aku juga lapar."seru Aracelli dan mengeluarkan bekal dari dalam tas yang ia bawa.

"Arcelio, kau mau roti?"

"Tidak, aku tiak lapar"

"Baiklah, jika kau lapar nanti, kau harus bilang pada ku."

Senja mulai menyongsong perjalanan mereka pertanda malam akan segera tiba dan itu artinya mereka akan segera tiba di Academia of Arthemis.

"Arcelio, kau harus makan jika tidak kau akan sakit dan aku tak mau itu terjadi."

"Karena kau pasti akan sangat merepotkan ku nanti"Sambung aracelli

"Ini ambilah."Aracelli memberikan roti kepada Arcelio.

"Kau cerewet sekali, baiklah aku akan makan puas kau" Arcelio pun mengambil roti yang di berikan aracelli dan kemudian memakan nya.
Aracelli hanya menanggapi dengan tersenyum.

    Setelah seharian penuh perjalanan akhirnya Arcelio dan Aracelli sampai di Academia of Arthemis tepat saat matahari terbenam.

"Aracelli, bangun kita sudah sampai."Ucap Arcelio

Aracelli pun bangun..
"Hoam, sudah sampai ternyata."jawab Aracelli.
 
Kedatangan Arcelio dan aracelli di sambut oleh para pengurus dan siswa serta tak lupa oleh kepala sekolah Academia of Arthemis. 

"Selamat datang pangeran di academia of arthemis."sambut Mr. Altair Piere kepala sekolah Academia of Arthemis sekaligus sahabat ayah nya Arcelio yaitu Raja Edward Lazuardi.

"Terima kasih atas sambutan nya paman."ucap Arcelio

ARACELLI & ARCELIOWhere stories live. Discover now