Chapter 8 - Bitter

39.4K 5.3K 1.3K
                                    

Wajah Damien terlihat sangat tenang, terlihat sudah biasa dengan hal ini. Malah Damien memperhatikan wajah Starley sudah terlihat khawatir.

"Apa kau mengkhawatirkanku, Starley?" tanya Damien balik, tidak menjawab pertanyaannya Starley.

"Tubuhmu sudah begitu banyak luka. Kenapa hobimu itu melukai tubuhmu sendiri," seru Starley, juga tidak ingin mengakui kalau dia memang khawatir. Damien mau tidak mau tersenyum miring kecil sambil menatap Starley.

"Jadi kau mengingat tubuhku," jawab Damien dengan nada rendahnya. Damien tidak terlihat menggodanya, tapi disaat bersamaan juga seperti menggoda Starley dengan kata-katanya.

Wajah Starley panas ketika menyadari apa yang dia bicarakan. Starley tidak menghiraukan ucapan Damien yang itu.

"Damien, aku serius bertanya, apa yang terjadi padamu?" tanya Starley tidak sabar.

"Sudah diobati, kau tidak perlu khawatir," jawab Damien.

Starley terbatuk kecil lalu menjawab, "kata siapa aku khawatir?"

Walaupun mungkin tadi terlihat jelas kalau dirinya khawatir, tapi tetap egonya terlalu tinggi untuk mengakui kalau dia memang khawatir.

"Luka apa itu?" tanya Starley lagi mencoba terlihat biasa aja.

"Hanya pisau," jawab Damien dengan nada tidak peduli, lalu menutupi bahunya yang berdarah dengan jas lagi.

Starley melirik Damien penasaran, apa yang sebenarnya Damien lakukan semalam.

"Bagaimana bisa terluka?" tanya Starley.

Damien terdiam sejenak, lalu menjawab."Bukan apa-apa."

Jawaban Damien masih sama seperti dulu, setiap Starley bertanya Damien mendapatkan luka dari mana, Damien tidak pernah bercerita. Karena semua yang Damien lakukan adalah rahasia.

"Aku bertanya karena tugas bodyguard itu kan menjaga, tapi dengan lukamu seperti itu aku tidak yakin kau bisa melakukan tugasmu," seru Starley. Alis Damien terangkat mendengar hal itu.

"Jangan remehkan aku, cupcake. Aku masih bisa mengangkat tubuhmu dengan mudah, dengan luka ringan seperti ini," ucap Damien dengan serius.

Lalu tatapan Starley berpindah ke tangan Damien yang berotot, dengan urat yang terlihat di tangannya. Tentu saja tangan itu bisa mengangkat Starley. Dengan cepat Starley menyadarkan dirinya yang mulai kehilangan fokus.

"Tapi tadi kau menahan sakit luka di pundakmu itu."
"Hanya sakit sedikit."

Pembohong. Batin Starley.

Akhirnya Starley membuka pembatas antara kursi penumpang belakang dengan kursi bagian pengemudi. Lalu Starley berkata.

"Kembali ke mansion Dominic aja, aku tidak jadi ke kantor perusahaan Bell." Kepada sopir Damien.

"Baik Nona," jawab sopir Damien. Setelah itu Starley menutup kembali pembatasnya.

"Kenapa tidak jadi?" tanya Damien langsung, dengan matanya menyipit.

"Aku tiba-tiba malas, besok-besok saja," jawab Starley berbohong, padahal sebenarnya  semua itu demi Damien.

Damien sendiri pun tahu kalau Starley berbohong, lalu bertanya.

"Memang apa tujuan awalmu ke kantor perusahaan Bell?"

Starley tahu kalau dia berkata jujur, Damien pasti akan ngotot menuju kantor perusahaan Bell sekarang juga. Sekarang masih siang, jadi setelah mengantar Damien ke mansion, Starley bisa ke kantor diam-diam tanpa sepengetahuan Damien.

Damien's PossessionWhere stories live. Discover now