🖤47🖤

1.1K 187 15
                                    


Author pov!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author pov!

Liora mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sungguh dirinya tak kuasa menahan rasa sakit saat manusia kelinci itu menarik paksa kulit wajahnya. Sebagian kulit tertarik meninggalkan daging pada wajahnya. Sakit hati Liora mendengar pekikan tawa bahagia dari berbagai macam bentuk Jin. Manusia Kelinci itu menarik kulit Liora perlahan, semakin lama ia melihat Liora tersiksa maka semakin bahagia pula dirinya.

"Aku ga tau apa aku ini benar-benar hantu? Jika memang aku hantu mengapa ini terasa begitu sakit. Siapa aku? Dan kenapa aku begini? Aku kesakitan, aku ketakukan, aku sendirian, tolong aku. Tolong biarkan aku bebas layaknya para arwah diluar sana. Aku ingin tenang."

Manusia kelinci itu tersenyum miring mendengar perkataan hati Liora. Ia melepas sejenak kegiatannya, wajahnya menatap tajam wajah Liora yang setengah mengelupas. "Lo mau tenang?"

"Simpel, menikah dengan gue!" Liora tetap menggeleng, ia tidak ingin menikah dengan manusia biadab seperti ini. Biarkan dirinya seperti ini, toh mau sejauh apapun Liora berlari, takdir kejam akan terus mengejarnya.

Matahari mulai tenggelam. Manusia kelinci itu berdecak kesal karena matahari perlahan menghilang. Ia mengelus lembut rambut Liora, "Permainan kita lanjutkan esok, sayang." Ucapnya lalu meninggalkan ruangan ini.

Manusia kelinci itu menghilang dibalik pintu besar. Diikuti dengan menggelapnya langit sore.
Saat ini kondisi Liora begitu menjijikan, daging wajah yang terlihat sangat segar serta kulit yang mengelupas begitu terlihat menyeramkan.

Liora memjamkan matanya kala para Jin mulai melakukan tugasnya. Yaitu memperlakukan Liora semaunya.

•••

Entah mengapa detak jantung Jay berpacu begitu sangat cepat. Hari ini ia merasakan tenang dan gelisah diwaktu bersamaan. Jay memperhatikan Abian dibalik celah pintu kayu. Sedari tadi Jay tidak bisa menahan kesedihan pada dirinya saat melihat banyak sekali hantu serta siluman yang memasuki tubuh Abian.

Sahabat yang ia kenal sebagai lelaki kuat dan dingin itu kini terlihat sangat tak berdaya dan menakutkan.

Sebuah fakta terus menghantui pikirannya saat ini. Abian yang ia kira adalah rainkarnasi Pangeran Artenzevos merupakan sebuah kesalahan besar. Faktanya mereka bukan orang yang sama. Saat sedang memperhatikan Abian, seorang yang tidak asing menemui dirinya sembari berkata.

"Aku menyayanginya dan berharap ia tumbuh seperti diriku."

"Aku mengikhlaskan dirinya bersama gadis yang aku cintai karena aku tau, dia tidak pernah merasakan hal seperti itu saat dulu. Jaga dia, Aku percaya padamu Jay."

Tak lama setelah itu orang yang ia kenal sebagai Pangeran Artenzevos itu berjalan meninggalkannya. Namun untuk tahu siapa Abian itu masih menjadi rahasia baginya. Siapa Abian? Entahlah.

GADIS KAMAR ABIAN  [slow update]Where stories live. Discover now