EP. 1

1.4K 90 0
                                    

💙💙💙

Sinar mentari masuk lewat gorden jendela. Namun sang pemilik kamar masih bergelut didalam selimut. Enggan untuk bangun. Bahkan alarm terus berbunyi cowok itu tetap memejamkan mata membuat wanita paruh baya itu mendengus tatkala putra satu-satunya tidak bergeming semenjak sepuluh menit yang lalu.

Hanya ada satu cara membangunkannya. Wanita paruh baya itu tersenyum miring.

"Loh, kok papa kesini?"

Dilihatnya kembali sang putra masih belum bergeming.

"Katanya papa mau transfer ke Jake? Kalo dia bisa bangun pagi kan ya? Tapi Jake nya belum ba—"

Saat itu juga sang putra lari terbirit-birit menuju kamar mandi dengan suara bantingan pintu yang begitu nyaring. Wanita paruh baya itu tersenyum menang. Begitulah cara ampuh membangunkan sang putra dipagi hari.

***

Suasana dimeja makan dipagi hari selalu diwarnai dengan riang seperti biasa. Hanya saja Jake memanyunkan bibirnya.

Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya, pasti sang putra lagi ada maunya. Lelaki paruh baya disampingnya menoleh melihat raut wajah sang putra tidak bersemangat. Lalu ia bertanya.

"Jake kenapa?" tanya nya.

"Papa kan semalam udah janji. Kok direkening Jake angkanya gak nambah?"

"Maaf papa lupa. Papa transfer sekarang juga ya?"

Wanita paruh baya disampingnya menyikut pelan sang suami, memberinya kode agar jangan mengabulkan permintaan Jake. Dia ingin protes, sebab sang suami terlalu memanjakan putra mereka.

"Pa! Jangan terlalu manjain Jake kayak gitu. Mama kan udah bilang terus, kok papa lupa lagi sama janji ke mama?"

Jonathan—papa nya Jake dibuat bingung oleh dua orang terkasihnya saat ini. Jake kembali bersuara.

"Jake mau beli handphone baru Ma..." dia merengek.

"Gak boleh. Punya Jake kan masih baru, pake aja yang itu dulu. Jangan boros, Mama gak suka ya... Jake boros. Kalo Mama jodohin gimana? Biar ada yang ngurus kamu, tiap pagi susah dibangunin, belum lagi suka boros. Makan aja suka telat!"

"Ma... " putranya kembali merengek. Jonathan mengusap pelan pundak istrinya. Drama dipagi hari yang membuat Jake jengkel lantaran sang Mama terus menerus membahas perjodohan.

Dia hanya ingin kebebasan, bukan kekangan. Menikah membuat dirinya merasa terkekang, belum lagi umurnya masih sangat muda. 19 tahun, kuliah dijurusan teknik informatika ditahun kedua.

Apa kata orang nantinya, cowok terpopuler dikampusnya menikah diusia muda. Belum lagi gelar playboy selalu orang sematkan pada dirinya.

Jake beranjak dari sana langsung menggendong tas ransel bersiap pergi ke kampus. Tidak ingin mendengar hal lebih yang nanti dapat merugikan dirinya.

Mengendarai mobil dikecepatan rata-rata. Akhirnya mobil SUV hitam miliknya terpakir. Kaki jenjangnya melangkah dikoridor kampus. Setiap mata melirik ke arahnya. Dirinya selalu menjadi topik hangat dikalangan para gadis.

Bahkan potret dirinya yang baru saja turun dari mobil langsung tersebar begitu saja dikomunitas penggemarnya. Hingga teman karibnya menggeleng disaat Jake duduk diseberangnya berada dikantin.

Sunghoon berdecak ketika Jake langsung mengambil kaleng soda miliknya tanpa izin. Sudah menjadi kebiasaan dan Sunghoon tidak aneh lagi akan hal itu.

Sunghoon itu... tidak kalah kerennya dari Jake. Hanya saja levelnya sedikit berbeda. Apabila Jake dikenal sebagai playboy karena sikapnya yang friendly dan humble. Sedangkan Sunghoon, cowok itu terkenal cuek dan jutek sulit untuk didekati. Bahkan dia punya julukan, yaitu Ice Prince. Tapi itulah pesona yang dimilikinya, justru para gadis berduyun-duyun mengantri siap menjadi pacar Sunghoon. Sebab cowok itu jomblo dari lahir dan juga yang paling tampan diantara orang tampan.

Husband Series Jake | ENHYPENWhere stories live. Discover now