EP. 9

310 34 7
                                    

Vote dan komen nya teman-teman.

Oke, terima kasih! ^^

***

Langit biru diselimuti awan putih. Mentari sudah menunjukkan eksistensinya. Para manusia mulai menjalani aktivitas mereka semenjak kemunculan mentari. Mereka nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak terkecuali remaja laki-laki yang kini memilih rebahan disofa ruang tamu.

Rumah itu dipenuhi cat berwarna cream dan kayu jati sebagai pilar pondasi dan beberapa material lainnya. Berikut decakan sebal tak henti-hentinya dilakukan oleh remaja laki-laki berkulit seputih salju. Suasana hatinya terlihat kurang bagus dipagi ini.

Pagi-pagi sekali dia mendapati dua pemuda datang tanpa diundang memasuki pemukiman rumahnya. Dipagi hari dia ingin menikmati harinya harus terganggu oleh tamu yang tak lain dan tak bukan sahabatnya. Kunjungan tanpa pemberitahuan itu sebenarnya bukan hal tak biasa. Seharusnya dia tidak kesal, yang membuat dia kesal lantaran tamunya hanya mau numpang tiduran dirumahnya.

Dia membiarkan kedua sahabatnya dimana saja asal tidak masuk ruang pribadi alias kamarnya, itu merupakan teritorial yang tidak akan pernah bisa dijajahi siapapun tanpa seizinnya. Kecuali orang-orang terpilih dan kedua sahabatnya tidak termasuk orang-orang terpilih tersebut.

"Pagi-pagi udah sibuk aja lo." laki-laki beralis tipis sedikit terganggu melihat hal itu.

Laki-laki berkulit putih pucat itu tidak menanggapi pertanyaan tersebut. Dia malah membalas bertanya "Ngapain kalian pagi-pagi gangguin gue?"

"Tanyain tuh sama bule aussie!" Jay memberengut. Sunghoon menghentikan ketikan dilaptopnya sejenak melihat Jake yang sedang memejamkan mata bersandar disofa.

"Viral lagi lo Jake di akun lambe kampus." tutur Jay. Yang disebut-sebut acuh tak acuh.

"Viral kenapa lagi?" tanya Sunghoon. Maklum anak ambis yang satu ini paling jarang buka berita dari akun lambe kampus mereka.

"Pacaran sama maba famous! Gue kirain dia bakalan jadian sama si kakak cantik. Salah sasaran dia!" jawab Jay.

"Sama Estelle? Bukannya jadian dari seminggu yang lalu? Viral nya kok baru sekarang."

"Terjebak backstreet dia. Ujung-ujungnya malah tetep ketauan publik." ujar Jay.

"Tumbenan juga lo backstreet." Sunghoon menanggapi.

Tiba-tiba Jay tertawa terbahak. Jake membuka matanya, dia terganggu mendengar Jay tertawa disebelahnya. Mata Jake pun memicing tajam.

"Gue tau nih! Lo diem-diem dari tadi jangan bilang lagi dilema!"

Sunghoon mengernyit bingung, tidak paham maksud perkataan Jay. Jake menanti lanjutan maksud perkataan Jay.

"Aneh kan tiba-tiba lo backstreet. Gue curiga ini cuma pengalihan doang karna lo gak mau si kakak cantik tau kalo lo udah punya pacar! Kan lo lagi pedekate sama kakak cantik!" Jay kembali tertawa. Sunghoon menatap Jake intens, yang ditatap mendatarkan wajahnya.

"Ayolah! Ngaku aja bung!" dengan sisa tawa nya Jay tetap meledek Jake yang sedang menatapnya tajam.

"Kenapa? Gak berhasil ya acara pedekate nya kemaren sama kakak cantik?" cerca Jay, kemudian pemuda itu menatap Jake kesal. Pemuda yang ditatap seperti itu malah mengangkat bahu nya acuh.

Sunghoon menghela napas jengah, kedua sejoli didepannya akan memulai drama. Namun hal itu tidak terjadi.

Setelah itu, Jake beranjak dan memilih sofa berukuran panjang di sebelah Sunghoon. Dia memilih merebahkan tubuhnya di sana dengan meletakan lengan untuk menutupi wajahnya sambil memejamkan mata. Dia melakukan hal itu agar Sunghoon dan Jay mengira bahwa dia tertidur. Tapi, anggapan itu salah. Tertidur bukan opsi yang dia pilih, melainkan membiarkan pikirannya bercabang.

Husband Series Jake | ENHYPENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें