EP. 3

525 51 0
                                    

💙💙💙

Bunyi nyaring dari peluit coach menghentikan semua pergerakan mereka. Semua orang di sana pergi satu persatu menuju ruang ganti. Peluh di pelipis sangat banyak. Cowok berkulit putih itu menghampiri gadis disalah satu bangku penonton. Semenjak 30 menit yang lalu, dia melihat eksistensi gadis itu duduk di sana dengan sebotol air mineral dan juga handuk kecil.

"Nih. Pasti capek banget. Kapan tandingnya?" tanya gadis itu. Setelah memberikan air mineral dan mencoba menghapus peluh didahi cowok itu.

"Minggu depan." jawabnya. "Kata Eric tadi besok kita bakalan ada kuis dari pak Key, Right?" tanya cowok itu. Lalu tubuhnya sedikit membungkuk agar gadis itu bisa mencapai dahinya.

"Iya. Kapan Eric ngomongnya? Biasanya tuh orang suka lupa kalo ada tugas atau kuis dan semua tetek bengeknya." ujar gadis itu.

Jeno terkekeh pelan menampilkan matanya seperti bulan sabit.

"Mungkin dia lagi dapat hidayah" setelah Jeno mengatakan itu, keringat diwajah Jeno sudah berangsur hilang oleh ulah sang sahabat, yaitu Y/n.

Y/n juga ikut terkekeh. Yang baru saja dighibahin langsung datang dengan menepuk pundak Jeno. Jeno menoleh kala Eric mengerutkan dahinya.

"Enggak lagi ghibahin gue kan?" tanya nya curiga. Matanya memicing menatap Jeno tajam dan beralih menatap Y/n minta penjelasan. Y/n melempar handuk yang dia pegang tadi bekas keringat Jeno pada Eric.

Eric berteriak. "Aaaa!!!"

"Gak usah lebay Ric. Kalian kan kembar, jadi keringat dia keringat lo juga." ujar Y/n dan menarik tubuh Jeno untuk melindungi dirinya dari amukan Eric.

"Ish! Nyebelin! Sini gak lo!" jawab Eric kesal.

Jeno dengan sekuat tenaga menjadi benteng pertahanan kala Eric akan menggapai Y/n. Y/n memegang erat pundak Jeno ketika dirinya hampir saja tertangkap karena Eric begitu cekatan. Tubuh bongsor Jeno berhasil melindunginya, belum lagi bahu lebar Jeno membuat tubuh Y/n tenggelam tidak kelihatan sama sekali.

"Sebenarnya gue heran sama lo Jen ... Padahal lahirnya barengan sama gue, kenapa badan lo lebih gede ketimbang gue? Eh, tapi gue lebih ganteng ya dari pada lo!" Eric mencoba menarik atensi Jeno dengan mengelabui lawan. Dan benar saja, saat itu Jeno sedikit lengah hingga Y/n tertangkap dan tidak bisa kabur.

"Hap!! Hah ketangkep kan lo!" ujar Eric bangga. Lalu merangkul bahu gadis itu menjauh dari Jeno. Jeno menyusul keduanya dan berusaha juga menepis tangan Eric yang berteger dipundak Y/n.

"Ric jangan gitu. Diliatin orang!" ujar Jeno memperingati Eric yang tidak kunjung melepas rangkulannya pada Y/n.

"Dih biarin. Emang lo doang yang bisa kayak tadi mesra-mesraan dilapangan basket?" Eric menarik tubuh Y/n sedikit menjauh dari Jeno.

"Kita makan apa babe?" tanya Eric. Y/n menoyor kepala Eric, karena pertanyaan Eric mendadak membuatnya geli.

"Jauh-jauh lo dari gue!" Y/n berusaha melepas tangan Eric pada pundaknya dan berhasil. Membuat Jeno tertawa lepas dibelakang. Dirinya sempat tertinggal. Eric mendengus mendengar Jeno tertawa.

***

Seperti hari-hari biasa, kedua anak kembar itu akan membawa Y/n kerumah mereka. Untuk apa? Makan siang bersama. Semua anggota keluarga akan berkumpul dijam makan siang. Sudah ada Ayah, Bunda, dan juga mereka bertiga diruang makan.

Eric bertanya pada sang Bunda. "Mas Nonon mana Bun?" tanya nya. Padahal semalam Eric melihat dengan jelas keberadaan kakak sulungnya berada dirumah.

"Bentar lagi dia pulang" jawab Bunda.

Husband Series Jake | ENHYPENWhere stories live. Discover now