EP. 16

517 47 9
                                    

Ini lapak udah lama tenggelam. Semoga kalian gak lupa sama alur ceritanya ya😭

***

"Mama... "

"Hmm.. Kenapa Jake?"

"Jake mau ngajak Kak Y/n main ke rumah, boleh?" tanya Jake malu-malu.

Mia yang sedang fokus menonton berita gosip ditelevisi seketika menoleh mendengar perkataan putranya barusan.

"Eh? Jake bilang apa?"

Jake menggaruk lehernya yang mendadak gatal. Dia pun sedikit menunduk agar sang Mama tidak bisa melihat kegugupan yang sedang dia rasa.

Mia menyadari gelagat putranya dan dia pun tertawa didalam hati. "Biasanya juga, Y/n emang sering main ke sini, kan? Kenapa mesti minta ijin?"

Jake memainkan kesepuluh jemarinya dan menunduk lebih ke bawah. Tanpa Jake sadari, ujung telinganya sedikit memerah.

Mia tidak bisa menahan tawanya lagi. Akhirnya Mia tertawa lepas. Membuat Jake semakin malu. Bahkan, sekarang mukanya juga ikut memerah.

Ah gemesin banget sih! Seru Mia didalam hati.

Mia jadi ingat tingkah Jake yang seperti ini mengingatkan dia masa kecil Jake dulu. Jake itu adalah anak yang sangat pemalu. Namun, seiring berjalannya waktu sikap pemalunya perlahan-lahan menghilang.

Dan Jake yang dia lihat sekarang adalah Jake yang dulu.

Suasana hati Mia meroket. "Ajak aja main ke sini. Gak perlu bawa apa-apa bilangin ke dia. Duh Mama yang jadi gak sabar buat ketemu calon menantu Mama... " ujar Mia riang. Mia berpose memangku kedua tangannya dipipi.

Jake tiba-tiba tersedak mendengar kata-kata calon menantu yang baru saja keluar langsung dari mulut Mamanya sendiri.

Tanpa sadar Jake bergumam. "Calon menantu?" beo nya.

Mia menoleh mendengar gumaman Jake. "Iya! Kamu sih kalah cepet sama Kakak mu itu. Untung mereka gak jodoh. Kan bakalan gagal entar Mama dapat menantu kayak Y/n!"

"Pokoknya Jake gak boleh sia-siain kesempatan ini! Ayo! Curi hati calon menantu Mama!" kata Mia berapi-api.

"Gimana nge-date kalian terakhir kali? Lancar kan? Gak ada cowok ganjen yang berusaha dapatin hati calon menantu Mama kan, Jake?"

"L-lancar Ma. Kalo gitu Jake ngabarin Kak Y/n dulu ya."

Jake meringis. Dan dia pun bergegas lari ke kamarnya. Tujuannya untuk memberi tahu Y/n akan rencana yang sudah dia buat sekaligus melarikan diri dari Mamanya. Karena sudah mendapat izin dari Mamanya dia pun kabur dari Mamanya. Dia tidak ingin mendengar hal absurd lain dari Mia. Rasa malunya tidak akan kuat bila Mamanya terus menggoda dia yang lagi kasmaran.

Masuk ke dalam kamar. Jake merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi tengkurap. Tangannya sibuk berselancar di ponsel. Tujuannya menghubungi Y/n. Jari nya menyentuh ikon panggilan video.

Beberapa kali dia coba menghubungi tapi belum diangkat. Dan pada nada dering ke empat. Panggilan videonya diangkat.

Pemandangan yang Jake lihat pertama kali di sana adalah gadis itu sedang menghadap laptop.

"Kenapa Jake?" tanpa basa-basi lawan bicaranya bertanya pada intinya.

Jake mendadak malu. Dia terdiam memikirkan bagaimana caranya mengajak gadis itu ke rumahnya sesuai rencana?

Melihat gadis itu menatapnya sebentar-sebentar Jake dilanda kegugupan. Padahal mereka sedang tidak bertemu secara langsung. Jake bertingkah menjadi seseorang yang pertama kali mendekati cewek.

Padahal dia ahlinya dibidang itu.

"A-anu... I-tu... Kamu... Kamu ada waktu luang gak?" Jake berusaha membuka mulutnya daripada terus diam.

"Hmm" gadis diseberang sana memiringkan kepalanya sedikit dan mata mereka bertemu. "Entar sore, aku kosong. Emangnya kenapa? Ngajak jalan?"

Jake tersedak pada perkataan Y/n. Kenapa gadis itu berterus terang?! Jake kelimpungan menyembunyikan rasa malunya. Dia pun menyembunyikan mukanya yang memerah dengan berpura-pura menggoyangkan ponselnya.

Fokus ponselnya sudah dia alihkan dilangit atap kamarnya. Tidak pada muka Jake lagi.

Jake jadi teringat dengan tindakannya yang dulu begitu terang-terangan mendekati Y/n dengan kejujuran beserta keberaniannya untuk mengaku akan perasaannya.

"Kak... Boleh minta waktunya sebentar? Gak lama kok. Janji bentaran doang."

Waktu itu Y/n habis foto-foto dihari wisudanya. Dan Jake pun nekat menemuinya. Y/n yang tidak tahu apa-apa hanya mengiyakan. Dan dia pun tercengang.

"Gu—aku... Boleh minta izin deketin Kak Y/n?" merangkai kata pun Jake tergagap.

"Deketin dalam rangka?"

"Se-sebenarnya... A-aku udah lama suka sama Kakak."

Dan ini pertama kalinya Jake berbicara dengan malu dan polos mengutarakan apa yang ingin dia katakan.

Dulu, setiap kali mereka berinteraksi. Jake pasti menggunakan panggilan lo-gue alih-alih gaya bahasa barusan. Dan jika Jake memanggilnya dengan sebutan Kakak itu pun ketika ada Joshua saja.

Jake yang terlihat polos dan pemalu ini sangat menggemaskan. Y/n terhibur melihatnya. Dia pun menyanggupi.

"Jake?"

"....."

"Jake?"

Jake terkejut dan kembali melihat ponsel saat Y/n fokus melihat ponselnya juga dan menatap ia yang habis mengingat masa lalunya.

Dia ketahuan melamun.

"Ah. Iya Kak. Maaf... Kak Y/n tadi bilang apa ya?"

"Kamu beneran mau ngajakin aku jalan?"

"A-anu... Bukan jalan sih Kak... Melainkan... Ngajakin main ke rumah. Bo-boleh?"

Y/n tersenyum dan mengangguk pada permintaan Jake. Dia tidak berani menolak melihat Jake yang memintanya dengan malu-malu seperti saat ini.

"Beneran?" tanya Jake memastikan. Dia terlihat begitu polos pada pertanyaannya itu. Y/n yang diseberang sana menggertakkan giginya menahan agar tidak bersikap anarkis terhadap Jake yang mendadak jadi bocah berumur lima tahun.

Ini Jake yang aku kenal gak sih? Kenapa makin hari dia jadi beda begini? Tanya Y/n didalam hati. Dia bingung dengan Jake bertingkah seperti ini.

"Ada lagi...?" tanya Y/n. Dia ingin segera mengakhiri panggilan videonya.

"Cuma mau bilang itu aja sih."

"Ya udah. Aku matiin dulu ya? Masih ada kerjaan soalnya."

Jake mengangguk seperti mainan di atas dashboard yang bergoyang-goyang ke atas dan kebawah.

Dan panggilan video itu pun berakhir.

Jake menutup ponselnya dan mengerang. Dia membenamkan mukanya di bantal berusaha meredam teriakannya yang keluar.

"Aaaaaaaaa!!! Kenapa Kak Y/n jadi manis banget kalo lagi senyum sih!"

Lalu, Jake berguling-guling di atas kasurnya membuat seluruh selimutnya jatuh ke bawah. Akibatnya Jake ikut terjatuh dari atas kasur karena tubuhnya terlilit selimut disebabkan tubuhnya yang berguling-guling.

"Aduh!"

Dia pun mengerang. Untung tubuhnya terbungkus selimut. Rasa sakit akibat terjatuh dari atas kasur tidak terlalu sakit.


Tbc.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Apr 08, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Husband Series Jake | ENHYPENTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon