EP. 13

311 41 3
                                    


°°°

Semua hari akan terasa ramai kecuali dihari minggu. Suasana kampus akan terasa sepi. Cuma ada beberapa orang yang berkepentingan saja yang akan datang ke sana.

Dihari minggu yang cerah ini. Gadis bersurai hitam dipadu dengan atasan kemeja putih berumble dipergelangan tangannya. Kaki jenjangnya memakai celana kain berwarna hitam dan sepatu heels panjang satu centimeter membalut kaki cantiknya. Nampak sangat elegan.

Terlihat seperti wanita kantoran.

Tujuan gadis itu ke kampus hari ini adalah untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya. Untuk membahas lebih lanjut proposal yang sedang dia kerjakan sebagai bahan tugas akhirnya nanti.

Bunyi heelsnya walau pelan terdengar nyaring begitu kaki nya menapaki keramik dikoridor yang dia lalui.

Semilir angin menerbangkan dedaunan yang meniup daun dipohon yang ada sekitar gedung yang dia lewati. Bagai adegan slowmotion pemandangan disekitar gadis itu begitu indah layaknya ada didrama korea.

Adegan romansa? Itulah yang terjadi saat ini.

Kaki gadis itu tiba-tiba berhenti ketika manik hitam kelamnya tidak sengaja menangkap seseorang yang akrab dimatanya.

Dari jauh saja gadis itu bisa melihat orang itu tengah kebingungan. Sebenarnya apa yang terjadi? Tanpa pikir panjang, gadis itu berjalan santai ke arahnya.

Setibanya ia di sana. Gadis itu bertanya. "Jake? Kenapa di sini?"

Orang yang dipanggil melihat ke arah yang bertanya. Jake terlihat sedikit canggung kala ingin menanggapi pertanyaannya. "A-ah. A-gue nungguin temen tapi sampe sekarang dia belum datang-datang juga." jawabnya terbata-bata.

"Ah begitu. Udah lama nungguin temennya?" tanya gadis itu lagi.

"Sekitar setengah jam." balas Jake, sangat merasa tidak sungkan membahas orang yang dia tunggu. Dari kejauhan interaksi keduanya disaksikan oleh kedua sahabatnya. Sambil menunggu dibalik pohon, Jay menyeringai puas. Sunghoon mendelik tajam ke arah Jay. Si oknum pembuat janji temu palsu.

Ya, yang membuat pertemuan palsu itu memang rencana Jay. Sedangkan Sunghoon terlihat acuh tak acuh. Walaupun dia ikut dilibatkan tapi dia tetap tidak ikhlas untuk datang.

"Minggir! Gue mau pulang!" kata Sunghoon galak. Jay langsung mencegat agar Sunghoon tidak pergi.

"Eits! Bentar elah! Nanggung amat! Nih bentar lagi... Tungguin napa?!" Jay mendelik sebal. Keduanya beradu tatapan tajam. Mendengar suara ketukan sepatu keduanya sontak melihat lagi tempat yang mereka pantau.

Mulut Jay menganga lebar. Bahkan matanya melotot tidak percaya. Sedangkan Sunghoon mendatarkan wajahnya, dia terlihat masam.

"Udah nunggu lama di sini, ini hasil yang lo tungguin dari tadi, hah? Buang-buang waktu berharga gue aja." dengusnya kasar.

Waktu berharganya memang terbuang sia-sia karena kehancuran rencana yang dibuat sahabatnya. Jay padahal sudah memprediksi bahwa rencananya kali ini akan berhasil seratus persen. Tapi dia tidak menyangka rencana kali ini malah gagal nol persen.

"Hays!" Jay mengusap wajahnya kasar.

"Sebenarnya, apa yang lo rencanain? Mana bikin rencana kagak bilang-bilang, tau-tau main seret aja ke sini!"

Sunghoon itu sebenarnya peduli. Akan tetapi ke tsundere-an beliau lah yang menutupi segala kepeduliannya.

"Huh. Ada deh" balas Jay.

Sunghoon berdecak kesal. "Ck. Lo kebanyakan nonton drama! Liat tuh rencana yang udah lo buat. Terlalu klise!" sindir Sunghoon keras.

"Sial!" umpat Jay tidak terima.

Husband Series Jake | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang