4- 😼

2.5K 503 33
                                    

Mari kita lanjut saja nih cerita biar gak bedebu nah ya

Yang minta request spesial chp di tunggu yaaaa

Males update wp karena gak di suruh sama ayank

Disini lebih banyak adegan [name] mungkin?

••••••••••••••••••••

Disekolah kami ada sebuah pohon mangga yang selalu berbuah tanpa kenal musim.

Buah mangga itu selalu menjadi incaran para murid setiap hari nya, dan sekarang menjadi incaran kami.

*Tatap

Amu, [name], dan upi menatap pohon mangga.

Masalah nya ini pohon punya kepsek.

[Name] menatap lekat lekat buah mangga itu "asw pengen, tapi malas manjat... Terus osis nya juga radak agresif.. dahla pasrah" kata [name] lemah, letih, letoy

Amu mengelus punggung [name] "Tenang aja [name], bagian keamanan masih sibuk di bagian gerbang." Pekik amu "jadi masih ada waktu setengah jam sebelum masuk. Benar kan?" Sambung [name] yang kini berdiri tegak menaruh siku nya di atas kepala amu

"Tepat sekali" balas amu menepis siku [name] dari kepala nya.

"Lanjut gak?" Tanya amu kepada mereka berdua "ya lanjut lah" jawab upi sedangkan [name] hanya menganggukkan kepala.

"Btw, itu soang buat apa?" - amu

"Pengganti galah" pekik upi sambil menggendong angsa di tangan nya.

Upi mengarah kan kepala bebek ke buah mangga, "pake tangga woi" ujar Amu. [Name] datang dengan sebuah tangga yang diangkat satu tangan.

a few minutes later

"Weeeee~ dapet banyak"

"Kalau sebanyak ini bisa dibagiin ke anak anak kelas nih." Ucap amu menenteng baskom(?) Dengan penuh mangga bersinar.

"Eh kita minta izin ke kepsek yuk. Buat di bagiin sama anak anak, pasti di izinin" - Amu

"Harusnya izinnya sebelum kita ngambil" - upi

[Name] menghela nafas "Huft... Gini amat.. bukannya kalau kita minta izin nanti di tangkap sama 'mereka'.. au ah gelap"

"'mereka'?" Bingung amu dan upi

[Name] mengangguk. Lalu memalingkan wajahnya

*DOR

Kepala upi di tembak seketika

!?

Amu melotot kaget melihat upi tertembak tepat di kepala

'anjir headshot' batin [name] melihat upi tertembak

"......."

"Innalilahi, upi.."

"Upi"

"Upi!" Tubuh amu bergetar, mata nya mengeluarkan setetes air mata

"Woi.. upi.. bangun.." panggil amu

[Name] ingin menghampiri mereka dan memeluk mereka ber dua

"Kalian."

"Sudah berkali-kali ku peringati agar tidak mengusik pohon mangga milik kepsek" kata orang itu

"Inilah akibat kalian tidak mau mendengar. Anak anak nakal" kata orang itu ternyata adalah pak guru Eko(?) Yang sedang menatap horor mereka bertiga.

"Hei kau, bangun! enggak usah dramatis! Kau tidak mati!" Pekik pak guru Eko. Upi langsung membuka mata, Amu terperanjat kaget sampai sampai matanya melotot.

"Demi apa...? Aku masih idup?" Tanya upi ngelantur

"Iya lu masih idup bego" jawab [name] malas

"Dasar temen laknat! Gue kira mati beneran! Percuma gue nangis tadi!" Teriak amu tidak terima butir butir air matanya terbuang sia sia, sambil meng cekek leher upi

"Khhhhkk!!!! Lepas- orang mah bersyukur temennya masih idup!!!"
- upi

"Kaget tau!!" - amu

•••••••

"Ini bagus nya di apain pak?" Tanya pak Eko mengangkat kerah milih upi dan amu.

"Tenggelam kan" jawab kepsek

"Pak..." - upi

Pada akhirnya di hukum juga.

"Btw si [name] mana? Kok gak ikut di hukum juga?" Tanya upi hormat ke tiang bendera

"Kabur paling" jawab amu

••••••••••

"Hm~ hm~ hmm~" [name] bersenandung ria, mengangkat angsa yang bernama mate (?) dan membawa kotak kapur

"Oh! Thanks [name] dan mate" ujar Mahesa mengelus kepala [name], laku bergantian mengelus kepala mate

"Umami, peluru kapur nya udah datang nih" pekik mahesa

"Umami, peluru kapur nya udah datang nih" pekik mahesa

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Amunisi mu masih banyak?"

"Kalau butuh yang baru bilang ya."

Umami hanya membalas perkataan Mahesa dengan 👌

"Okay kalau begitu" ucap Mahesa

"Kalau [name], amunisi mu masih banyak?" Tanya Mahesa kepada [name]

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Kalau [name], amunisi mu masih banyak?" Tanya Mahesa kepada [name]

"Masih banyak. Seingat ku, aku hanya memakai 5 amunisi untuk para murid yang telat dan tidak menaati aturan" jawab [name] memerhatikan tembakan kesayangan nya "lalu memukul kepala siswa maupun siswi yang merokok dekat dengan area sekolah" kini atensi [name] menuju katana nya. Tenang [name] mukul nya pakek katana tapi di lapisin sarung berwarna hitam.

"He..." Mahesa ber sweat-drop ria
"Tapi kamu gak pakai pisau mu kan?"

[Name] menggeleng kan kepalanya

"Bagus. Kita lanjutkan patroli nya" seringai tercetak pada wajah Mahesa dan [name], sedangkan Umami hanya memaklumi tingkah laku mereka berdua.

Tbc~~~~

Sekian terima ayank ku enggak nyata

Bye byeee

ᵢdₖ bᵤₜ [᭙ꫀꫀ!! ᥊ 𝕣ꫀꪖᦔꫀ𝕣]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin