6 | kepo

18.7K 1.6K 64
                                    

Peraturan lapak Fulv:

•Tekan vote sebelum membaca✅
•Wajib komen yang banyak✅

Terima kasih & selamat membaca!

***

Sudah dua tahun lebih Dikta terlibat penuh di perusahaan milik mertuanya setelah pernikahannya dengan Iren. Dikta diangkat jadi Direktur Utama perusahaan mertuanya setelah Iren mengumumkan kehamilan pertama. Sebenarnya Dikta sudah tahu rumor pengangkatan itu dari lama karena papi Iren memang sibuk berkecimpung di gedung MPR RI sejak dua tahun lalu, dan sekitar dua bulan sebelum ia dan Iren menikah, tetapi Dikta tidak menyangka akan secepat ini ia menempati posisi tersebut. Pak Yasa, papi Iren, mengatakan bahwa dulunya Iren yang digadang-gadang untuk melanjutkan tonggak perusahaan yang dikelolanya sejak tahun 90-an, tetapi Iren ogah mengambil tanggung jawab itu dan memilih mengurus bisnisnya sendiri. Karena Iren tak punya saudara lagi, jadilah Dikta yang ditawarkan mengelola perusahaan itu.

Dikta mengintip pesan masuk di ponselnya sebelum meninggalkan kantor untuk mencari makan siang. Di ponsel khusus urusan pekerjaannya tentu kebanyakan berisi pesan dari rekan bisnisnya. Dikta membalasnya segera, termasuk mengirimkan dokumen perjanjian yang dibutuhkan melalui email untuk pihak yang bekerja sama dengannya. Dikta meraih ponselnya yang satu lagi di ujung meja, nomor teleponnya di ponsel itu hanya diketahui oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya saja.

Loli Babysitter:

Una udah makan
belum, Li?

Una baru selesai
makan, Pak. Sekarang
lagi nonton Cocomelon
di Ipad.

Jangan biarin nonton
lama-lama ya, Li. Kasih
mainan lain aja.

Kalau ada apa-apa
langsung hubungin saya.

Baik, Pak.

Dikta membuka pesan lain yang berada di bawah nama kontak Loli. Pria itu tersenyum melihat pesan dari Luna.

Aluna:

Awas ya, jangan sampai
telat makan lagi.

Entar kena penyakit
maag loh kamu.


Jangan didoain makanya.

Ini nyuruh makan atau
kode pengen makan
siang bareng?

Kalau berani ke sini,
ayo aja sih aku😝

Beranilah.

Senyum Dikta hilang saat melihat foto papi Iren di ujung ruangan. Kenyataan menyadarkannya bahwa ia tak ubahnya manusia tak tahu diri yang berani-beraninya membalas pesan selingkuhannya dalam ruangan yang takhtanya diberikan langsung oleh ayah mertuanya. Beban morel di pundaknya terasa begitu berat, di beberapa waktu Dikta kadang merasa tidak nyaman dengan tanggung jawab besar yang mertuanya berikan. Dikta tidak yakin apakah ayah mertuanya masih mempercayainya jika tahu kondisi rumah tangganya yang sebenarnya.

Mobil Dikta berhenti di parkiran kantor pusat sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property yang bisa dibilang lumayan terkenal di Indonesia karena sudah membuka beberapa cabang di kota besar nusantara. Dikta langsung mengabari Luna bahwa dia sudah menunggu di luar. Jarak kantornya dengan tempat kerja Luna hanya memakan waktu delapan menit karena masih dalam kawasan yang sama, masih tersisa banyak waktu untuk mereka makan siang bersama.

Berpisah Itu Mudah (Tamat)Where stories live. Discover now