gara gara Air putih

11 7 3
                                    


"Rin, kakak gue udah jemput tuh. Gue pulang duluan ya," ucap Alma yang berlari menghampiri mobil berwarna merah.

"Lah, gak nungguin gue gitu? Kalina mana?" tanya Airin.

"Gue ada urusan keluarga. Kalo Kalina udah pulang duluan sama Panca," teriak Alma.

Airin mengambil ponselnya dari dalam kantong bajunya. "Lin, lo gak jadi pulang bareng gue?" tanya Airin.

"Maafin gue Rin, gue harus buru-buru pulang. Masalah gue sama Panca udah selesai kok." Kalina menutup telepon secara sepihak.

Airin merasa depresi ia duduk di dekat gerbang sekolah, dalam keadaan seperti ini Airin tak hanya bisa menangis karena tak ada seorang pun yang dapat ia ajak bicara.

Terdengar suara motor yang berhenti di dekatnya, Airin pun menoleh ke arah suara itu berasal.

"Rin, duduknya di belakang aku aja. " Saat menoleh ternyata Marcel yang berhenti di dekatnya.

"Kalo Angel marah lagi gimana?" tanya Airin.

"Dia bukan siapa-siapa aku kok." jawab Marcel.

"Kalo bukan pacar kakak, terus kenapa jalan bareng terus?" tanya Airin.

"Kenapa? Kamu cemburu?"

"Apaan sih, udah sana pergi aja, aku mau jalan kaki."

"Bahaya loh cewek pulang sendiri."

Seketika Kaffa muncul tanpa motor bututnya. "Lo gak perlu khawatir, Airin pulang sama gue." jawab Kaffa.

Marcel sangat kecewa karena Kaffa telah mengganggu kesempatan nya untuk mendekati Airin.

"Rin, aku duluan, kalo butuh apapun hubungi aja." Marcel menutup helm dan kembali menjalankan motornya.

Airin tak ingin memperdulikan keberadaan Kaffa, ia mulai berjalan kaki ke arah rumahnya. Dari belakang Kaffa mengikuti Airin secara santai. Airin yang merasa di ikuti Kaffa berhenti untuk menengok dan menegurnya.

"Lo gak perlu ikutin langkah gue!" tegur Airin.

"Gue kagak ngikutin lo, gue cuman mau jalan pulang."

"Gue juga tahu arah jalan pulang lo bukan ke sini monyet!" jawab Airin.

"Cie stalking instagram gue ya? Sampe sampe tau rumah gue," balas Kaffa meledek.

"BERISIK! Sebenernya ngapain lo sampe ngikutin gue, bukannya lo juga bawa motor, kenapa gak pulang sama Ulfa aja?" tanya Airin.

"Ulfa udah pulang duluan, jadi gue pulang bareng lo aja ya Say," jawab Kaffa.

Airin lelah meladeni Kaffa yang mengikutinya tanpa merasa bersalah atas kesalahannya tadi pagi, tanpa pikir panjang Airin pun melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan raya. Airin tak memperhatikan sekitar, ia menyebrang dengan semena mena.

"Rin awas!" Hampir saja Airin tertabrak motor yang melaju sangat cepat.

Kaffa mendorong Airin untuk menghindari kecelakaan hingga keduanya terjatuh di pinggir trotoar, hal tersebut juga yang mengakibatkan Airin merasakan sakit pada bagian kaki kanan nya.

"Rin, lo gapapa kan?" tanya Kaffa.

"Kaki gue sakit nih, kayaknya tadi keseleo deh," jawab Airin.

Kaffa terlihat sedang berpikir, "Rin, bisa jalan gak? Soalnya gue tahu dimana ada tukang urut terdekat."

"Boro-boro jalan, berdiri juga susah nih," Airin terus berusaha memaksakan berdiri, namun hal tersebut tetap sia-sia.

Kaffa yang sedari tadi berdiri, sekarang mengubah posisi untuk menawarkan diri menggendong Airin. "Aku gendong aja ya."

Kafka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang