3. Ceramahmu Semangatku

181 126 122
                                    

Assalamu'alaikum bestie....

HAPPY READING

~°°°~

ALLO GESS, HOW ARE YOU?

....

     Azka yang sudah sampai di depan rumahnya itu menghela nafas, mempersiapkan diri untuk mendengar semua ceramahan dari sang Mama.

Membuka pintu dengan hati hati, bahkan ada Bi Arum, yang melihatnya namun dengan cepat Azka menaruh tangannya di depan bibir untuk menyuruh Bi Arum itu diam. Bi Arum pun mengangguk paham dengan instruksi majikannya.

Azka sedikit lega karena rumahnya sudah sepi ia pikir keluarganya sudah tidur karena hari sudah gelap, jadi ia melangkah menaiki tangga. Namun pemikirannya salah, saat mendengar suara yang sangat ia kenali.

Ekhem

Deheman seseorang membuat langkahnya berhenti, membalikkan badannya, mendapati Papa dan Mamanya yang sudah berkacak pinggang.

Anggun menghampiri anaknya itu lalu menjewer telinganya.

"Udah tau jam berapa? Kenapa pulang? sekalian aja gak usah pulang, udah lupa kalo punya rumah?, ini lagi kenapa babak belur gitu? Tawuran?" cerocos Anggun.

"Aws aws aws sakit Ma, lepasin dulu baru Azka jelasin."

Bukannya marah tapi dia malah senang, Mamah marah berarti sayang.

"Ceramahmu semangatku "

  Bisiknya di telinga Anggun dengan tampang tak berdosanya .

"Astaga Kana  bisa bisanya kamu gombal gini, Mama lagi ceramah loh ini, hargain dikit kek. "

Semua anggota keluarga kalau manggil Azka itu bukan Azka melainkan Kana, karena sifat Azka yang mirip seperti anak anak. Apalagi Anggun dan Azka yang sangat dekat seperti, Krisna dan Yasodah.

"Iya iya, tapi lepasin!! Mama mau telinga Kana putus? Enggak kan?" mendengar itu Anggun langsung melepaskan jewerannya pada telinga putranya.

Telinga Azka sudah merah, Naka yang sedari tadi menyaksikan adiknya yang di ceramahi itu hanya tertawa di samping papanya.

"Apa lo tawa tawa, syirik ya?"

Kesal Azka dengan menatap kesal ke kakaknya. Begitupun dengan tuan Andrian yang biasanya jarang tertawa kini ikut tertawa bersama Naka.

"Aduh udah perut papa gak kuat lagi." seru Andrian meredakan tawanya.

Melihat wajah anak tengilnya yang sangat kesal membuat dirinya sangat tak bisa untuk tidak tertawa. Maklum, dirinya jarang kumpul dengan keluarga karena bisnis. Tapi, karena kedua putranya sudah beranjak dewasa, dia sedikit meringankan dengan memberi tugas kepada kedua putranya  untuk membantunya.

"Kalian kalo ketawa kayak monyet tau gak? " kesal Azka lalu duduk di sofa , diikuti oleh mereka semua.

Anggun menatap Azka yang duduk di sampingnya, lalu ia mengambil keripik kentang yang ada di toples. Bersiap mendengarkan cerita dari anaknya.

"Coba sekarang ceritain, kenapa bisa pulang malam? Kenapa bisa babak belur?" tanya Anggun.

Azka menghela nafas nya gusar, ia pun menceritakan kejadian tadi dari ia pulang sekolah , kumpul di markas, bertengkar, lalu mampir di warteg mbok Jati. Mereka yang mendengarkan pun mengangguk paham.

Lebih baik jujur daripada dicuekin oleh sang Mama.

"Lain kali kalo Kamu gini lagi, jangan panggil saya Mama tapi panggil saya Mami." ucapan Anggun membuat ketiga pria itu cengo.

"Emang Mama mau dipanggil Mami?" Anggun menggeleng.

Ketiga pria itu langsung menghela nafas, ada ada saja Mamanya itu.

~°°°~

Azka yang sudah selesai mengacak-acak rambutnya, lalu ia mengambil ranselnya yang tak ada isinya itu palingan cuman buku sama pulpen satu. Ia pun keluar dari kamarnya.

"Good morning boy." sapa Anggun dan Andrian.

Mereka sudah siap di meja makan dan jangan lupakan Naka yang sedari tadi menunggu.

"Lama amat." ketus Naka saat Azka sudah duduk di sampingnya.

"Limi imit."

"Udah udah jangan ribut, sekarang kita makan nanti terlambat." lerai Anggun, kemudian ia menyajikan makannya ke piring sang suami.

Mereka sedang sibuk dengan makanannya.

"Azka selesai."

Ucapp Azka lalu berdiri dari duduknya dan melenggang pergi namun niatnya diurungkan saat Anggun memanggilnya.

"Kana, duduk dulu." panggil Anggun dan langsung di lakukan oleh Azka.

Ia mengangkat alisnya sebelah seolah oleh bertanya.

"Udah punya pacar?" tanya Andrian. Azka menggeleng.

"Kenapa?"

"Gapapa, Mama kasih kamu waktu satu minggu kalo belum dapat pacar Mama jodohin kamu." Mata Azka melotot bahkan Naka yang mendengarnya pun ikut cengo.

"What! , jangan bercanda deh Mam. Lagian mana bisa Azka dapat cewek selama satu minggu, gak mungkin."

"Kana harus nurut sama Mama, inget yah SATU MINGGU. Dihari bahagia Mama sama Papa kamu harus datang sama pasanganmu, oke?"

"Iya, kalo gak dapet gimana?"

"Mama sama Papa udah punya jodoh buat kamu, tinggal jodohin aja kan simpel."

"Simpel simpel apanya, kan masih ada kak Naka ngapain Azka yang dijodohin?" kini dirinya paling tak suka jika membahas cinta.

"Kakak kamu udah punya pacar, jadi Mama gak jodohin dia karena dia juga harus kuliah"..

" Azka juga harus sekolah Mam, kalau Mama lupa."

"Keputusan kita udah bulat." timpal Andrian.

Dengan muka lesu Azka berlenggang pergi meninggalkan mereka tanpa pamit ataupun menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Apaan dah jodoh jodohin emang ini jaman Siti Badriah? Eh Siti Nurbaya. Lah terus gue harus gimana? Cari cewek? Sebenarnya banyak sih cewek yang mau sama gue tapi guenya yang gak mau sama mereka."

"Argghhhh, pusing dah pala gue."

Azka memakai helmnya lalu menaiki motornya, ia pun menaiki motornya dengan kecepatan diatas rata rata membuat semua orang di jalanan mengumpat . Namun Hal itu diabaikan oleh Azka. 

......

TBC

Jangan lupa vote, komen, dan follow.

.....

Ketupatkucing_

Azkana Where stories live. Discover now