CHAPTER|Nineteen

34 8 4
                                    


"Jeno-"

"Jeno udah gak ada Yer..,"

"M-maksud lo?"

"Iya. Jeno udah meninggal empat tahun yang lalu."

Yeri menatap Mark tidak percaya. Keringat  dingin mulai menjuluri tubuhnya. Bagaimana mungkin. Terakhir kali ia melihat Jeno baik-baik saja.

"Lo gak bohong kan?" air mata Yeri mulai menetes. Rasanya hatinya begitu sakit dan dadanya terasa sesak.

"Terakhir kali gue liat Jeno masih baik-baik aja Mark. Lo pasti bohong kan!?"

Mark membuang napasnya. Ini adalah kenyataan pahit yang ingin ia lupakan tapi rasanya sangat sulit. Bagaimana tidak Jeno adalah sahabatnya saat duduk di bangku SMA.

"Gue gak bohong. Gue serius. Lo percaya atau ngga itu terserah lo."

Yeri menggelengkan kepalanya. " Tapi kenapa dia bisa meninggal?"

"Dia di tembak."

"Sama siapa Mark?" Yeri terus bertanya. Mendesak Mark agar segera memberi tahu dirinya tentang kenyataan pahit tersebut.

"G-gue gak tau."

***

Sepulangnya dari rumah Jaemin, Shua yang membawa tubuh Nara itu berjalan menuju halte bus.

Sambil menunggu bus selanjutnya datang ia teringat kembali pada Jaehyun yang merupakan adik kandungnya. Ia senang bahwa adiknya itu tumbuh dengan baik. Walau ia tau jauh di dalam hatinya Jaehyun menderita karena kelakuan ayahnya.

Shua ingin sekali berada di samping adiknya itu. Tapi bagaimana bisa karena saat ini dirinya sudah berbeda alam. Dan saat ini? Dia berada pada tubuh orang lain yang sangat asing bagi Jaehyun.

Seketika ia merasa menyesal karena telah mengakhiri hidupnya waktu dulu. Seandainya ia bertahan sebentar saja mungkin sampai saat ini ia masih hidup dan bisa menjadi kakak yang selalu ada di samping adiknya.

Flashback..

"Ayah udah berangkat kerja Ma?"

Wanita yang di panggil Mama itu mengangguk. Tak lama ia batuk dengan cukup hebat. Shua yang ada di sebelahnya sontak memegang tubuh ibunya. Ia khawatir karena sang ibu mengeluarkan sedikit darah ketika batuk tadi.

"Maㅡ mama sakit?"

"Ma! Jawab aku Ma!"

"Mama sakit apa?!"

Shua menangis di hadapan ibunya. Dan sang ibu tidak menjawab apa-apa. Ia hanya beranjak berdiri dan sedikit menenangkan anak gadisnya itu.

"Sudah jangan menangis. Adikmu masih tidur . Mama baik-baik saja mungkin mama kecapean."

"Kamu jangan lupa sarapan ya." Ujar ibunya sambil mengusap puncak kepala anaknya itu dengan lembut sebelum kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar tidur.


Beberapa bulan kemudian...

Shua sedang menonton TV bersama Jaehyun kecil. Ia menoleh pada suara pintu yang di buka oleh seseorang.

Nampak seorang pria dewasa membawa bayi yang dia bawa dalam gendongan. Jaehyun yang masih berumur lima tahun menghampiri ayahnya dengan ceria.

"Ayah ini adik baru?" Ia bertanya dengan polosnya.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang