CHAPTER|Twenty nine

29 5 1
                                    

Selepas dari rumah Haechan, Mark memutuskan untuk langsung pulang.

"Kak?"

Mark mengetuk pintu yang terkunci dari dalam. Kebetulan ia tidak membawa kunci cadangan, karena ia berpikir tidak akan pulang terlalu malam dan kebetulan kakaknya sedang berada dirumah.

Ia bingung sendiri, kakaknya itu tumben mengunci pintu dari dalam. Kalaupun memang dikunci , saat Mark mengetuk pintu saudaranya itu akan langsung membukanya.

"Ketiduran kali ya?" Mark bermonolog.

"Kak!?!" Teriaknya sekali lagi.

"Yaudahlah, gue nyari makan dulu."

Tapi tak lama dari itu, ia mendengar suara orang yang sepertinya sedang bertengkar. Dan Mark yakin itu suara Siyeon.

"KAK?!!" Mark terus mencoba menggedor pintunya. Tapi tak kunjung dibuka.

"Nara! Kamu apa-apaan?!"

"Kamu udah gila?!"

"Nara sadar!"

"Shua?!"

Mark sedikit mendengar teriakan Siyeon dari dalam. Sebentar, Nara? Shua?

Mark semakin khawatir kepada Siyeon. Ia yakin saudaranya itu sedang tidak baik-baik saja.

Ia mencoba mendobrak pintu tersebut. Dan tak lama pintu pun terbuka. Saat itulah, Mark melihat keadaan rumah yang sudah berantakan, dan tubuh Nara yang dikendalikan oleh Shua itu tengah menodongkan sebuah pisau ke arah Siyeon.  Sedangkan Siyeon, ia tersudutkan dengan dirinya yang terjatuh diatas lantai.

"NARA!!"

Mark berlari untuk menjauhkan Shua dari Siyeon. Tapi, Shua berhasil mendorong Mark sampai dirinya tersungkur.

Mark merasa ini semua sudah diluar kendali. Ia buru-buru menghubungi Haechan untuk memberitahu keadaannya saat ini.

"Haechan! Tolong gue!!"

"N-nara ada disini!"


--

Saat Mark menelfon, Haechan dan yang lainnya langsung berangkat ke rumah Mark. Karena dari sambungan telfon saja temannya itu sudah terdengar tidak baik-baik saja.

Nara dan Jeno, mereka berdua memutuskan untuk pergi duluan. Memastikan dan berniat untuk menghentikan Shua.

Dan sekarang, mereka berdua telah sampai di rumah Mark. Mereka melihat Mark yang terus mencoba untuk menjauhkan Shua dari Siyeon. Tapi lagi-lagi ia berhasil dijatuhkan oleh Shua. Dan kali ini, Mark terjatuh membentur ujung meja yang ada disana. Seketika pelipisnya mengeluarkan darah segar.

"Mark!" Nara memekik tertahan. Ia khawatir Mark kenapa-napa.

"Jeno kita harus berbuat apa?!" Panik Nara.

Jeno memutar otak, tangannya ia kepalkan dengan keras sampai urat-urat di tangannya tampak ikut mengeras.

"SHUA!" Jeno berteriak yang langsung membuat Shua berhenti dari amukannya. Tapi Mark dan Siyeon tidak mendengarnya, mereka pun heran karena Shua yang tiba-tiba terdiam.

"Jangan ikut campur!!"

"Tentu, aku harus ikut campur! Karena kau membahayakan nyawa orang lain."

Saat Shua lengah, Mark mendekati Siyeon dan menjauhkan saudara perempuannya itu dari Shua.

"Ini bukan urusanmu! Urus saja kasus kematianmu itu." Ujar Shua tersenyum sinis.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang