l i m a

2K 148 3
                                    

Pagi ini Jia sudah berada di cafe, karena sekarang pukul 07:30 dan waktu cafe buka adalah 09:00, Jia hanya melamun di tempat kasir.

Ia mengingat kejadian semalam, yang tak pernah sekalipun terlintas di benaknya jika ia dan Jay akan melakukan hal seperti itu.

Bahkan bagian bawahnya saja masih terasa sakit untuk di buat jalan, tadinya Jia hendak libur tapi ia tidak ingin gaji nya di potong,  jika gajinya di potong mau bayar pake apa kontrakan nya nanti pikir nya.

"Huft..." Suara tarikan nafas Jia yang nampak berat tersebut nampak menandakan bahwa dirinya tengah tak baik-baik saja, intinya jia lelah dengan apa yang di hadapinya sekarang ini.

Jia kembali mengingat ingat kejadian semalam saat mereka berdua selesai melakukan hubungan intim.

Flashback

"Jay, kamu jahat banget. Kamu nambahin beban hidup aku" Isak Jia dalam dekapan Jay.

"No...itu gak akan terjadi Jia, kamu harus yakin kalo kamu bakal sama aku. Kita bakal hidup bareng-bareng" Jay semakin mendekap tubuh Jia memberikan keyakinan dan juga rasa aman pada Jia.

"Kita mungkin sebentar lagi bakal di kasih baby disini" ucap Jay lagi sembari mengelus perut rata Jia.

"Aku takut..." Tangis Jia lagi.

Yang di dalam pikiran Jia tidak seperti kata-kata Jay yang terbayang seakan-akan indah, namun di bayangan Jia tidak segampang itu.

Ia benar-benar kalut sekali.

Jay melepas pelukan Jia perlahan, dan itu membuat Jia menatap jay bingung.

"Sebentar..." Kata Jay sambil meraih sesuatu di meja nakas.

"Aku mau liat kamu pake ini, ini cocok buat kamu" Jay menggapai jemari tangan Jia, dan memasangkan cincin indah tersebut di jari tengah sebelah kiri.

Jia kali ini tidak menolak, ia lantas hanya diam mengikuti pergerakan Jay.

"Cantik..."Puji Jay ke jari Jia yang bertengger cincin darinya.

Jay mencium punggung tangan Jia dengan lembut, dan kembali mendekap pelukan Jia.

"Jangan pernah di lepas ya, tunggu sebentar lagi kita bakal bersatu....














Aku janji, Jia."

° ° °

Kini jam sudah menunjukkan waktunya jam kerja kafe beroperasi, untungnya kafe tak seramai biasanya.

Jika ramai seperti biasanya Jia tidak akan sanggup jika harus berjalan terus untuk mengantarkan pesanan pelanggan ke meja nya, bagian bawahnya sangat sakit.

Itu sangat menyiksa Jia.

"Jia, kamu kenapa? Kaya lagi nahan sakit kaya gitu?" Tanya karu khawatir.

"Eum...itu tadi pagi pas mau mandi aku kepleset" bohong jia, tidak mungkin Jia akan mengatakan hal yang sesungguhnya.

Bukannya tak menghargai karu sebagai sahabatnya, tapi Jia tidak ingin mengatakan yang sejujurnya untuk kali ini.

"Ada ada aja deh, lain kali hati-hati Jia" peringat karu.

"Iya iya karu, bawel banget ih"

"Wajar aku bawel karena aku perduli" kesal karu

"Hehe, yaudah makasih udah khawatir sama aku"

"Sama-sama, tapi gak ambil cuti aja ji? Kalo kalo kamu beneran sakit?, Biar nanti aku minta ijin ke tuan James park ya"

"Eh gak usah ru, aku baik-baik aja kok. Udah sana balik ke dapur. tuh masakan kamu gosong nanti" Jia mendorong tubuh karu supaya masuk ke dalam dapur.

UNSTOPPABLE | JAY  [✓]Where stories live. Discover now