#30 Thank You, Rana!

73 4 0
                                    

Rana tertawa puas ketika melihat sang suami yang berdandan layaknya badut. Tidak hanya Rana, Bella yang sedang asik tertidur pun ikut tertawa karena penampilan Bara yang terlihat sangat lucu.

Bukan tanpa sebab Bara memakai kostum badut seperti ini. Perempuan yang kini berada di hadapannya lah yang meminta Bara untuk mengenakannya. Kata Rana, calon bayi mereka ingin sekali melihat ayahnya bergaya seperti badut.

"Astaga, Sayang, kau terlihat sangat lucu!" Tawa Rana terlukis begitu bebas di wajah cantiknya. Meskipun fisik perempuan itu terlihat berbeda dari yang pertama Bara lihat, kecantikannya tidak akan pernah sirna oleh apa pun. Rana selalu terlihat cantik di mata Bara.

"Ayah lucu sekali, ya, Bu." Bella tidak bisa menghentikan tawanya meski matanya kini digerayangi rasa kantuk. Untuk gadis berusia tiga tahun seperti Bella, badut adalah objek yang cocok untuk mengundang tawa.

"Kenapa kalian justru menertawakan Ayah? Ini semua, kan, Ayah lakukan demi adikmu, Bella!" Bara memandang putrinya itu dengan tatapan marah yang dibuat-buat.

"Ayah tidak boleh protes! Kalau Ayah protes, nanti adik Bella jadi sedih," ujar gadis kecil itu dengan setengah berteriak. "Ibu, lihat! Hidung Ayah seperti tomat!"

Bara terlihat pasrah ketika menerima ledekan yang dilontarkan istri dan anaknya. Namun, di lain sisi Bara juga merasa senang dan lega karena dapat melihat keluarga kecilnya bahagia.

"Ayah, coba menari!" Bella berlari ke arah Bara dan memeluk lutut pria itu. Ia merengek meminta Bara untuk menari.

"Ayah tidak bisa menari, Nak," ucap pria itu penuh rasa bersalah.

"Tidak mau tahu! Pokoknya Ayah harus menari!" Bella berteriak dengan lantang. Gadis kecil itu tampak merajuk karena Bara tidak bisa memenuhi keinginannya. Sedangkan pria itu sepertinya harus berusaha lebih keras kali ini. Tidak ada salahnya membuat orang yang disayangi senang.

"Baiklah ... baiklah, Ayah akan menari." Bara membenarkan letak rambut keriting warna-warninya dengan benar. Bokongnya yang besar, membuat ia sedikit sulit untuk berjalan. Pakaian ini sungguh menyiksanya dalam kegerahan yang hakiki.

"Aw, Bara!" Baru saja Bara dan Bella ingin memulai kegiatan mereka, ringisan terdengar menyapa pendengaran pria itu. Sontak saja ia langsung menoleh ke arah Rana yang sedang memegang pinggangnya. "Perutku sakit!"

Bara berlari sembari melepas rambut keritingnya, mencoba mencegah Rana yang akan terjatuh dari kursi roda. Wajah panik dan khawatir langsung menguasai Bara. Ia takut jika akan terjadi sesuatu kepada Rana,

"Rana, kau baik-baik saja? Kau bisa mendengarku?" Bara menangkup kedua pipi Rana lembut. Sesekali ia juga menepuknya agar Rana dapat merespon dirinya dengan cepat.

"Sakit, Bara!" Geraman keras keluar dari mulut Rana. Keringat wanita itu bercucuran sangat deras bersamaan dengan gurat wajah lelahnya.

"Kita ke rumah sakit!" Bara bangkit dan melepas semua pakaian badutnya, hingga menyisakan kaus oblong dan celana pendek selutut. Ia tidak peduli lagi dengan penampilannya, karena yang terpenting Bara harus membawa Rana segera ke rumah sakit.

"Ibu!" Bella yang melihat Rana kesakitan hanya bisa menangis. Ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa.

"Bella, Ayah bisa minta tolong, Nak?" tanya Bara berusaha tenang. "Bella tolong telepon Paman Cakra dan suruh dia untuk ke sini, menemani Bella. Ayah akan membawa ibu ke rumah sakit. Bella janji akan mendengarkan perkataan Ayah, ya, Nak?"

Bella terdiam beberapa saat sebelum ia mengangguk. "Iya, Yah." Gadis kecil itu lalu berlari ke dalam rumah dan mengunci pintu.

Setelah memastikan putrinya sudah masuk, Bara kini mengalihkan pandangannya ke arah Rana. Langsung saja ia membawa istrinya itu masuk ke dalam mobil—sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Bad Alive | Byun Baekhyun [Terbit]Where stories live. Discover now