Dionysus [NJ]

439 45 24
                                    

Gemerlap lampu beserta dentuman musik memenuhi ruangan, beberapa orang menari acak dengan bahagia dan lepas sementara beberapa lainnya duduk menonton sambil meminum Alkohol.

Seokjin disana, dengan baju putihnya yg kebesaran beserta celana putihnya yg membungkus kakinya dengan rapat.

Mungkin memang tak sepadan dengan tempatnya, tapi jika baju itu adalah baju transparan yg berobjek bunga maka lain ceritanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Mungkin memang tak sepadan dengan tempatnya, tapi jika baju itu adalah baju transparan yg berobjek bunga maka lain ceritanya.

Tak sedikit yg menatap tubuhnya, mengintip dari balik baju besarnya, punggungnya yg bersih mulus dengan pinggang kecilnya yg menawan.

“Kenapa seseorang sepertimu ada di bar kelas bawah seperti ini? ” Seokjin menoleh, menatap seorang pria dengan mata tajam dan bibir kissable yg tersenyum manis menampilkan dua lubang dipipinya.

“Kau bahkan tidak tau aku berada di kelas mana, ” Seokjin mendekatkan gelas cocktail miliknya ke bibir lalu menyesapnya.

Sadar dengan pasti Pria disebelahnya itu menatap gerak bibir kecilnya yg penuh.

“Penampilan mu... Itu mengatakan semuanya, ” Seokjin mengangguk sekali, meletakkan kembali gelasnya pada meja dan menatap pria di sampingnya.

“Oh, dan sepertinya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Oh, dan sepertinya... Kau adalah salah satu dari orang orang ini. ”

Pria itu tertawa, mengambil perhatian beberapa orang walaupun tawanya tenggelam oleh musik yg menggelegar.

“Aku mungkin salah satunya, tapi mereka bahkan tak akan bisa memiliki separuh dari kekuatanku... ”

Seokjin mengerutkan dahi, tak memahami maksud dari badboy disampingnya.

‘Apa dia preman disini? Pemimpin para preman? ’

“Aku bertanya tanya apakah salah satu Muses tengah tersesat diantara makhluk rendah itu ketika melihatmu, ” Seokjin tersenyum miring.

“Maafkan aku telah mengecewakanmu, bersyukur aku hanyalah manusia biasa, bukan putra dewa petir yg tak mampu mengendalikan nafsu ataupun menjadi target pembunuhan seorang dewi. ”

Flower BoyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora