3. Bunga Patah yang Berusaha Tegak

29 6 5
                                    

Tidak ada hal yang lebih sakit dari mencintai seseorang sekaligus membencinya

•Matahari•
.
.
.

Hari ini kegiatan lama dua pasutri itu kembali. Alshan yang sudah masuk kerja dan Heli mulai masuk kuliah. Setelah sarapan, mereka lantas berangkat dengan Alshan yang mengantar Heli ke kampus.

"Besok gue berangkat sendiri aja ke kampus, naik motor." Heli memecah keheningan dalam mobil.

"Kenapa, nggak mau aku anter?" Alshan menoleh sebentar.

"Nggak seru."

"Lebih aman aku yang anter. Kalau nggak mau pakai aja mobilnya, aku yang pakai motor." Alshan berusul.

"Ck gue bukan anak kecil, gue juga nggak manja." Heli menekuk wajahnya.

"Tapi umur kamu dibawah aku."

"His ..." Heli mendesis kesal. Pagi-pagi Alshan sudah merusak moodnya.

Mereka sampai didepan kampus. Heli segera meraih ranselnya.

"Aku nggak ikut turun ya, mau cepet-cepet ke rumah sakit," ucap Alshan saat mengetahui istrinya sudah hampir membuka pintu.

"Terserah, gue nggak peduli," ketus Heli.

"Nggak boleh ngomong kaya gitu sama suami, Hel." Alshan memperingati. Sejak mereka menikah Heli selalu bicara kurang sopan pada Alshan. Alshan mengerti Heli belum sepenuhnya bisa menerimanya, tapi mereka tidak bisa selamanya seperti ini. 

Heli tidak menjawab, dia meraih tangan Alshan dan menciumnya asal-asalan. "Gue berangkat, Assalamualaikum," pamitnya sambil membuka pintu.

"Wa'alaikum salam. Hel sebentar." Alshan menghentikan pergerakan Heli. Perempuan itu menoleh.

"Apa lagi?" tanya Heli dengan sorot malas.

"Mulai sekarang kita harus ubah panggilan kita."

"Maksud lo?"

"Kamu panggil aku 'Mas', terus ngomongnya jangan pakai 'lo-gue', tapi 'aku-kamu'," pinta Alshan. "Bisa?"

"Nggak tahu." Heli menutup pintu mobilnya lalu meninggalkan Alshan yang masih menunggu jawaban darinya.

Alshan memandangi punggung perempuan itu yang kian menjauh. Hatinya lagi-lagi terlempar. Tampaknya Heli masih belum bisa memaafkan kejadian empat tahun lalu itu.

🌻🌻🌻

"Eh ada pengantin baru, cie pengantin baru cie ..."

Sorakan itu Heli dapat begitu dia memasuki ruang kelasnya. Semua anak yang sudah ada disana sontak menoleh kearahnya. Heli berusaha acuh meski dalam hati merasa risih.

"Apa kabar Heli? Gimana rasanya sekarang udah jadi istri?" Kuna, gadis yang memakai pashmina mocca itu mendekati bangku Heli.

"Kabar aku baik." Heli membalas dengan santai, lalu mengeluarkan buku sesuai jadwal kelas pagi ini.

"Gimana rasanya sekarang udah punya suami? Pasti seneng ya? Seneng lah masa nggak, suaminya ganteng lagi." Kuna meyolek lengan Heli menggoda.

Heli membuang napasnya pelan. Temannya yang satu ini hobi sekali menggodanya.

"Kepo lo Kuna, kalau mau tahu rasanya nikah aja sendiri. Jangan tanya gue!" Heli mendadak kesal, mengingat Alshan yang sudah berstatus suaminya membuat moodnya berubah.

"Nikah sama laki lo maksudnya? Ya gue mau lah. Ayo."

Heli melirik Kuna tajam sambil menodongkan buku tebalnya. "Sampe lo berani nyentuh Alshan gue gampar lo Kuna!"

Matahari ( Selesai )Where stories live. Discover now