22. Fall In You

20 4 0
                                    

Gue ke kampus duluan karena ada pekerjaan yang perlu gue urus. Sarapan lo udah gue taruh meja.

Masih mengenakan baju koko karena habis salat subuh di masjid, Alshan menghela napas kala membaca sticky note berwarna kuning yang tertempel di pintu kamar. Alshan mengambilnya lalu membuangnya ke tempat sampah.

Lantas kakinya berjalan masuk mencari hape untuk menghubungi Heli.

"Kerjaan apa sampai jam segini harus ke kampus?" Alshan bertanya-tanya, jam masih menunjukkan pukul lima dan Heli udah berangkat ke kampus.

"Angkat teleponnya, Hel." Alshan setengah memohon. Teleponnya tidak kunjung tersambung. Kemarin Heli demam tinggi, dia menyuruh untuk absen dari kampus tapi perempuan itu keras kepala. Alshan khawatir keadaan Heli akan memburuk disana dan pingsan seperti dulu.

Segera Alshan menukar kokonya dengan kemeja dan menyantap sarapannya, dia akan menyusul Heli dan memastikan keadaannya baik-baik saja.

🌻🌻🌻

Tok tok tok

Pintu utama rumah terbuka lebar, mata Heli mengerjap sebentar menatap seseorang yang menatapnya dengan terkejut.

"Papa!" Heli menubruk tubuh laki-laki paruh baya tersebut hingga sedikit terhuyung.

"Heli? Kamu kesini sama siapa? Alshan mana?" Ridwan mencari keberadaan Alshan yang tidak terlihat batang hidungnya.

Heli tidak menjawab. Suaranya berubah menjadi isakan di dada sang Papa. Ridwan menatap Heli keheranan. "Ada apa, Hel? Kamu baik-baik saja kan? Alshan menyakiti mu?"

Heli semakin terisak disana. Ridwan merasakan tubuh Heli yang panas. Lantas menyentuh dahi putrinya.

"Kamu demam. Ayo masuk dulu." Ridwan membawa putrinya kedalam rumah masih dengan posisi berada di pelukannya. Putrinya itu masih terus terisak.

Hafsah yang melihat itu bertanya khawatir. "Heli kenapa, Pa?"

Ridwan meletakkan telunjuknya didepan mulut mengisyaratkan untuk diam. Hafsah mengangguk mengerti, memilih ke dapur mengambil air untuk putrinya.

Ridwan menyentuh punggung bergetar Heli sambil mengelusnya pelan membiarkan anak perempuannya menumpahkan tangis disana. Memberi kesempatan agar Heli menyelesaikan apa yang menjadi penyebabnya menangis.

Cukup lama Heli menangis dalam pelukan sang Papa, akhirnya dia mengangkat wajah, memperlihatkan wajahnya yang sembab dan penuh air mata.

"Pa-paahh hiks ..." ucap Heli dengan sesenggukan.

Ridwan mengangguk. "Pelan-pelan sayang."

"Minum dulu." Hafsah mengulurkan gelas tapi Heli menggeleng.

"Al-shan Paah, Al-shan hiks ..." Heli kembali terisak. Ridwan membawa lagi Heli dalam pelukannya. Untuk yang kesekian kalinya Heli menumpahkan lagi tangisnya yang begitu memilukan. Merasakan hatinya dengan kengiluan yang tidak tertahankan.

Ridwan menatap Hafsah sembari mengangguk, mengisyaratkan istrinya itu untuk tenang.

🌻🌻🌻

Kaki jenjang Alshan menyusuri koridor kampus Heli dengan percaya diri. Mengabaikan beberapa tatapan orang-orang terhadapnya. Alshan berhenti didepan kelas Heli sebentar sebelum masuk.

"Assalamualaikum. Maaf, saya mau cari Heli," kata Alshan sambil melongokkan kepala mengedar ke seluruh ruangan yang sudah ramai penghuninya.
Kuna berdiri dari kursinya dan berjalan menemui Alshan. Lantas Alshan mundur beberapa langkah.

"Kuna, bisa tolong panggilkan Heli?" pinta Alshan pada perempuan itu.

"Lho saya yang malah mau tanya sama Kakak. Heli nggak ada di kelas," terang Kuna.

Alshan terkejut. "Nggak ada dikelas? Tapi dia izinnya ke kampus karena ada kerjaan, berangkatnya aja pagi-pagi tadi."

"Lhah." Kuna juga sama terkejutnya.

"Saya telepon nggak aktif. Kira saya emang Heli nggak masuk kuliah, Kak."

"Saya telepon juga nggak diangkat, makanya saya susul kesini. Kemarin dia demam, saya khawatir dia pingsan lagi."

Alshan dan Kuna sama-sama
kebingungan. Heli tidak pernah pergi tanpa seizinnya selama ini meski sikap perempuan itu kurang mengenakkan.

"Apa Heli kasih tahu kamu kalau dia mau kemana?" tanya Alshan memastikan, tangannya masih sibuk dengan hape yang tertempel ke telinga.

Kuna menggeleng. "Nggak, Kak. Heli nggak bilang apa-apa sama saya."

Hati Alshan semakin ingin mencelos dari tempatnya, pikirannya menerawang jauh keberadaan Heli dengan kondisi yang tidak baik. "Ya Allah kamu kemana sih, Hel?" gumamnya.

"Apa dia ke rumah Papa ya?" tebak Alshan ngasal. Ah tapi bisa jadi Heli memang ada disana.

"Yasudah kalau begitu, terima kasih infonya, Kuna. Maaf ganggu waktu kamu. Saya pamit duluan, assalamualaikum," ucap Alshan.

Setelah Kuna menjawab salam, Alshan lantas bergegas kembali ke tempat parkir. Dia akan coba mencari Heli kesana nanti, karena saat ini hampir jam masuk ke rumah sakit. Alshan tidak memiliki alasan untuk absen dari sana meski dia ingin. Karena Heli dan Rumah sakit dua hal yang sangat sulit untuk Alshan pilih.

.
.
.

Kasembon, 24 Mei 2022📍

Matahari ( Selesai )Where stories live. Discover now