1

11.1K 495 11
                                    

Happy reading☆

***

"Aisy dan Aira adalah segalanya bagiku. Bayi kecil ini dan dia adalah duniaku" batin Garen sembari menimang-nimang bayi mungil yang berada di gendongan nya

"Aisy tidur ya, ini sudah malam. Besok main lagi sama ayah" ucap Garen begitu lembut sembari menepuk-nepuk pelan pantat kecil putrinya yang sekarang baru berusia tiga bulan

Sedangkan bayi perempuan yang berada digendongan Garen itu hanya menatap wajah tampan milik ayahnya dengan mimik wajah sangat lucu sembari mengucek-ucek kedua matanya dengan tangan mungil yang terbungkus sarung tangan bayi

"Anak ayah lucu banget sih" gemas Garena mencium pipi gembul Aisy

Ceklek

Suara pintu kamar dibuka oleh Aira istri dari Garena

"Aira.. kamu baru pulang" ucap Garena dengan lembut berbalik menatap Aira

"Lo buta atau gimana sih? jelas-jelas gue baru pulang masih aja nanya" ucap kasar Aira. Garena tersenyum menanggapinya

"Aira.." panggil lembut Garena berjalan menuju Aira yang sudah merebahkan tubuhnya diatas ranjang

"Tolong beri asi Aisy ya... sedari tadi Aisy sudah mengucek-ucek matanya namun sulit untuk mengawali tidur" pinta Garena

"Lalu apa urusanku. Bukankah itu anakmu" sewot tak terima Aira

Terkadang Aira memanggil garena dengan aku kamu dan lo gue

"Anak kita Aira. Aku tahu ini semua terjadi karena kesalahan ku, namun Aisy tak tahu menahu tentang masalah kita. Ia hanya bayi tak berdosa yang tidak bisa memilih dilahirkan dari rahim wanita mana" ujar Garena lembut

"Kau selalu saja menceramahiku. Apakah kau tidak bosan setiap hari selalu mengomel-ngomel padaku" kata Aira menatap sinis Garena

"Tolong berilah asi Aisy, ini sudah sangat larut malam. Tak baik jika Aisy tidur terlalu malam" pinta Garena lagi

"Ishh, cepat sinikan anak itu. Menyusahkan saja" ucap Aira memposisikan diri duduk bersandar dashboard ranjang

Dengan perlahan-lahan Garena menyerahkan Aisy kepada Aira agar Aisy segera mendapat asi dari ibunya. Dengan bar-bar Aira membuka kancing kemejanya lalu melepaskan kemejanya dan membuangnya kesegala arah dan hanya menyisakan branya saja

Ia tak malu kepada Garena, ia tak peduli dengan hal itu sama sekali. Lagian Garena juga suaminya DIATAS KERTAS

Aira mengeluarkan pay*daranya dan mengarahkan putingnya kemulut mungil Aisy agar Aisy segera mengenyotnya. Garena selalu mengawasi Aira dan Aisy, takut-takut jika Aira berbuat kasar kepada Aisy karena hal itu sering kali terjadi

Bahkan sebagai seorang istri Aira tak pernah mengurus anak dan suaminya

"Dasar gadis sialan" umpat kasar Aira pada putri kecilnya yang berada di dekapannya

"Aira... kumohon jangan berkata seperti itu. Itu melukai hati Aisy" tegur Garena dengan lembut

"Hidupku seperti itu itu juga karena ulahmu brengsek" marah Aira kepada Garena yang duduk tepat di sampingnya sembari terus menepuk-nepuk pelan pantas Aisy

"Aku tahu. Sungguh aku tak kan pernah melupakan kejadian itu. Semua ini terjadi memang karena kesalahan ku Aira. Kamu boleh membenciku tapi jangan lakukan itu untuk malaikat kecil kita" ujar Garena dengan sangat lembut dan sabar berharap Aira akan mengerti

𝗚𝗔𝗥𝗘𝗡𝗔 | On GoingWhere stories live. Discover now