6

3.8K 339 43
                                    

Happy reading ☆

***

"Aira..." panggil Garena dengan lembut

"Aku takut Garena hiks aku takut" ucap Aira menggeleng-gelengkan kepalanya

"Aira... dengarkan aku. Aku disini selalu ada bersamamu dan menemanimu" ujar Garena menenangkan Aira sembari mengelus-elus lembut surai hitam Aira dengan tangan kanannya

Aira sedikit merasa tenang diperlakukan seperti itu oleh Garena. Aira menatap Garena dengan tatapan nanar

Aisy, bayi lucu itu sedang sesegukan namun tangisnya sudah mulai mereda

"Garena... aku mohon ceraikan aku. Aku mohon Garena hiks" pinta Aira untuk kesekian kalinya

"Aku tak kan menceraikanmu Aira. Alasan apa yang harus ku buat di depan orang tuamu jika kau meminta cerai dariku" kata Garena mulai mengusap air mata yang membasahi pipi istrinya

"Garena... aku tidak bisa mencintaimu, aku juga tak pantas untuk bersanding denganmu. Suatu saat jika kau mengetahui rahasia bersarku kau pasti akan meninggalkan ku" jelas Aira

"Aku tidak menuntut kamu untuk mencintaiku Aira, aku mencintaimu itu urusan ku, soal bagaimana perasaan mu padaku biarlah itu menjadi urusan mu" kata Garena tersenyum lembut

"Dan tentang rahasia besarmu, aku tak mengharuskan kamu bercerita hal itu sekarang kepadaku. Namun jika suatu saat kamu sudah siap menceritakan nya padaku, ingatlah! aku akan mencoba menerima hal itu walau sekalipun hal itu adalah hal buruk dari yang terburuk" sambung Garena, karena pada dasarnya Garena juga mempunyai rahasia besar yang belum di ketahui oleh Aira

"Unda" celetuk Aisy membuat Aira mengalihkan pandangan nya melihat putri kecilnya

"Aira... cobalah bersikap lembut sekali saja pada Aisy. Mungkin dia sangat merindukan mu, akhir-akhir ini kamu juga jarang memberikan asi untuk Aisy" ucap Garena

"GARENA, AKU BENCI DENGAN ANAKMU" sentak Aira yang tetap tak bisa menerima kehadiran Aisy

Aira berpikir bahwa munculnya Aisy adalah awal dari kehancuran yang sebenarnya

"BAWA DIA PERGI DARI HADAPAN KU ATAU AKU TAK SEGAN-SEGAN BERBUAT KASAR PADA ANAKMU" ucap Aira langsung memalingkan wajahnya dengan kasar

"Dan satu lagi, aku tidak suka dipanggil bunda. Aku masih muda" kata Aira tak terima

Melihat Aira yang seperti orang kesetanan, Garena langsung membawa Aisy untuk pergi ke kamarnya

"Unda hiks unda unda huaa hiks yayah" tangis Aisy kembali pecah ketika Garena membawanya menjauh dari Aira

Aira menutup telinganya sendiri agar tak mendengar tangisan dan kata bunda yang terlontar dari bibir Aisy

"Yayah unda hiks hiks hiks" ucap Aisy yang ingin bersama bundanya terus menerus

Garena meneteskan air matanya menatap putrinya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari Aira

"A-aisy sama ayah dulu ya, nanti kita pasti bisa bertiga bersama bunda" hanya kalimat itu yang terus-menerus Garena lontarkan disaat Aisy merindukan Aira, namun Aira menolak dan tak suka akan kehadiran Aisy

Sakit hati! tentu saja. Hati Garena terasa tergores oleh belati melihat putrinya yang tak berdosa menjadi korban atas kelakuan bejatnya

"Unda hiks unda unda" suasana rumah menjadi ricuh akibat tangisan Aisy yang semakin keras

Aira sudah menutup telinganya rapat-rapat. Namun kenapa suara Aisy masih terdengar jelas di telinganya. Jangan sampai sisi liar Aira keluar lagi untuk kesekian kalinya

"Unda hiks u-unda" Aisy sesegukan dengan air mata yang mengalir deras membasahi kaos oblong milik Garena

Garena di kamar sibuk menenangkan Aisy yang menangis tanpa henti dan terus memanggil bundanya

Selepas perginya Garena yang membawa Aisy ke kamar. Aira langsung mengambil kunci motor balapan Garena dan helm yang berada di lemari dekat ruang tamu

Dengan berlari Aira segera mengeluarkan motor Garena dari garasi rumahnya dan langsung melajukan motornya dengan kecepataan tinggi

Tujuan Aira kini adalah club malam, menurutnya pergi ke club setidaknya bisa menenangkan diri untuk beberapa jam kedepan

Aira menaiki motor Garena seperti seorang berandalan. Saat waktunya berhenti dilampu merah, Aira malah menerobosnya dengan terus tancap gas tanpa kendor

Hingga membuat para pengendara motor dan mobil mengumpati Aira dengan kasar. Hal yang dilakukan Aira sangatlah berbahaya bagi keselamatan Aira sendiri dan pengendara lainnya

Beberapa menit menempuh perjalanan, Aira pun sampai di club malam tempat tujuannya saat ini

Mabuk-mabukan serta berjoget tidak jelas dengan beberapa pria yang berada di bar, itulah yang dilakukan Aira saat ini


To Be Continued

[ Di publish tanggal 1-05-22 ]

𝗚𝗔𝗥𝗘𝗡𝗔 | On GoingWhere stories live. Discover now