Sambel terasi(gue saranin bacanya pas udah buka)

865 90 3
                                    

Of course, kita masuk ke—
Disclaimer~
Jadi, pertama ini terinspirasi dari lagu The Licks, judulnya Lavender kiss, lagunya ada di mulmed.
Second, ini agak anu, jadi ya ... But do not expect that much.
Third, ageswitch, Chenle older than Renjun.
Chenle: 25 years old.
Renjun: 18 years old.
Fourth, minim dialog.


Tittle: Changing your lip balm with mine.


.
.
.
.
.

Musim dingin, musim yang beberapa kelompok orang suka, juga ada yang membencinya. Musim yang menyebabkan keringnya kulit or lips. Membuat orang-orang harus dan wajib untuk membawa pelembab dalam tas mereka.

Renjun salah satunya, ia selalu membawa pelembab dalam tasnya, tidak hanya satu botol, namun tiga botol. Dan itu semua habis hanya dalam satu minggu. Sedikit boros, karena memang kulit Renjun sendiri tipikal kulit kering.

Sekolah pada musim dingin ditutup. Renjun menghabiskan waktunya berdiam diri pada lantai yang hangat. Dengan selimut tebal menyelimuti dirinya. Kepalanya sedikit menyebul keluar untuk menonton kartun yang ditayangkan pada tv hari minggu.

Ia hidup sendiri, setelah ayah dan ibunya passed away three years ago. Warisan dan asuransi menjadi penopang hidupnya. Ia tidak hidup sendiri dengan sepenuhnya, masih ada sang kekasih yang menemaninya. Sang kekasih yang menyarankannya untuk bekerja paruh waktu di sebuah minimarket. Juga yang membayar tagihan sewa apartemen.

Zhong Chenle, kekasih tercintanya, yang menjadi penopang kedua hidupnya.

Sang kekasih yang berjanji akan mengunjungi dirinya, ia menunggu dengan bosan saat tayangan kartun itu telah selesai. Jadinya ia memilih untuk tidur.

Pintu apartemen itu terbuka, dengan seorang pria jangkung tengah menenteng dua kotak makanan.

“Loh? Tertidur rupanya.” ucapnya, meletakkan kotak makanan itu pada meja dapur, dan beralih untuk memindahkan sang kekasih untuk tidur di ranjang.

Tertidur di lantai itu tidak enak, kau bangun dengan pinggang yang sakit nantinya.

***

Dua jam tertidur, Renjun bangun. Ia menyadari bahwa yang di dalam kamarnya. Pinggang yang terlilit dua lengan yang kekar, ia sadar bahwa ia dipindahkan oleh kekasihnya. Yang ikut terlelap disampingnya.

“Lele?” Renjun memanggil pria yang tertidur itu dengan lembut. Yang justru membuat sang kekasih semakin tertidur lelap.

Renjun kembali menggoyangkannya dada sang kekasih. Dan tidak berujung bangun, Renjun menampar pipi Chenle. Yang terkejut langsung terbangun. Kepalanya pusing berdenyut.

Renjun langsung turun dari ranjangnya, dan memilih untuk mandi. Karena satu hari ini ia tidak mandi. Merendam dirinya dalam air hangat, menikmati waktunya untuk berpikir.

Hingga ketukan pintu menganggu waktunya, menatap pada pintu, yang langsung dibuka oleh Chenle.

“Ada apa?” Renjun bertanya, “Tidak, aku ingin ikut berendam.” Chenle mulai melepas pakaiannya, sebelum Renjun banyak berbicara. Mulai menenggelamkan dirinya pada bak mandi. Membasuh rambutnya, dan menggosok dengan shampoo milik Renjun. Ia lakukan hal yang sama pada Renjun. Dan membilasnya bersamaan.

Mereka lanjut berendam, yang sebenarnya tidak sepenuhnya dilakukan.

***

Sore kemudian, Renjun dan Chenle ingin memakan sesuatu yang hangat. Makanan yang Chenle bawa disimpan pada lemari es. Karena sudah dingin, juga mereka yang sudah tidak menginginkan makanan itu kembali.

Jadilah mereka berkunjung ke Myeongdong street. Membeli beberapa cup kue ikan, kue beras pedas, dan gurita panggang. Setelahnya puas memakan street food di sana, Mereka kembali melanjutkan perjalan mereka ke sebuah restoran China, memesan hotpot dengan isian yang disukai keduanya.

Makan dengan sedikit conversation, Renjun yang tersedak kuah yang pedas, menjadi bahan ejekan Chenle. Yang membuat Renjun merajuk.

Mereka tidak membawa transportasi, berjalan sembari bergandengan menjadi pilihan.

“Sebentar, aku akan menggunakannya pelembab bibir dulu. Rasanya kering sekali.” tangannya merogoh tas selempang yang ia bawa.

Saat sibuk mencari pelembab bibirnya, tangan Chenle menghentikannya. Menatap pada Chenle dengan tanda tanya, “I'll change it.”

“Maksudmu?"

“Changing your lip balm, with mine.”

Jalan yang sepi, dengan dingin yang mendera, membuat bulu kuduk merinding kedinginan. Chenle menempelkan kedua bibir mereka. Hisapan yang intens, saliva yang membasahi kedua bibir, juga dagu. Ciuman tidak berlangsung lama, Renjun mengakhirinya dengan menjewer telinga Chenle.

“Aku kehabisan nafasku! Jahat sekali!” bentaknya pada yang lebih tua. Dan berlari mendahului Chenle yang termangu.

“Sayang?! Hey! Ayo kita lanjutkan di rumahku!”

Ah shit.
_____________________

Hy guys, ini cerita sebenernya pengen gue up dari lama. Cuman suka nganded, jadinya baru di up sekarang. Oh iya, buat chapter selanjutnya gue ga berani janji bakal up kapan. Soalnya udah mulai PTM, juga ini kan udah memasuki bulan puasa ya.

Oh iya, selamat dan semangat bagi yang menjalani puasa!

GUE SARANIN BACANYA PAS UDAH BUKA!

As Brother, As Lover too. [ChenRen] Where stories live. Discover now