Special Chapter: Adik

730 52 0
                                    

morning sick, renjun udah mengalami itu selama dua minggu, Jisung yang lagi di rumah jadi kelimpungan sendiri. karena kebetulan Chenle udah balik lagi ke Canada. Jisung misuh-misuh waktu nelpon Chenle buat ngasih tau kalo Renjun hamil. "sorry, Ji, kalo Canada deket ame Indonesia, gue udah balik dari kemarin kali." kata Chenle di telpon. 

sekarang ini, Jisung lagi nemenin Renjun makan sup buatan Risa. adeknya yang bungsu itu, Renjun telpon sambil nangis-nangis minta dia dateng ke rumahnya buat masakin sup yang Risa punya sendiri resepnya. "kak, kalo udah, gue baliknya. gue disuruh ke kampus." kata Risa memelas. "hiks, kamu tega gitu sama kakak?" waduh, mulai nih. Jisung nepuk punggung bininya. 

"Kak, Risa lagi sibuk." bantuan dari JIsung ngga mempan. Renjun nangis makin kenceng. "gabisa apa, kamu cuti sehari aja. kakak kangen banget sama kamu." Risa terpaksa ngeiyain permintaan kakaknya yang lagi hamil itu. Jisung say sorry ke Risa, karena rasanya kaya ngerepotin banget. 

habis makan, Renjun narik Risa ke ruang tengah. nyuruh adiknya itu buat duduk dulu. sedangkan dianya ke kamarnya. ngambil pouch makeup punya dia. Risa di ruang tengah udah having a bad feeling. "nah, mumpung kamu di sini, kakak dandanin aja. habis ini kakak traktir ke indomaret, apapun." dengan iming-iming traktiran, Risa mau-mau aja di-makeup-in. 

ga lama kemudian, makeup ala-ala Renjun pun jadi. Risa udah gregetan buat ngapus dandanan kakaknya. cuman buat menjaga perasaan kakaknya dia mencoba untuk bertahan. si kembar belum pulang dari sekolahnya, karena masih jam sepuluh. "udah belom?" tanya Risa. "udah dari tadi, kamunya aja yang ngelamun." jawab Renjun. 

Renjun ngasih kaca ke Risa biar tau hasil karyanya dia. "bagus banget. kakak belajar darimana dah?" tanya Risa, dia heran sama kakaknya yang multitasking ini. "youtube, sama banyakin praktek juga." kata Renjun, dia sibuk beresin makeupnya yang berceceran. "oh iya kak, jangan lupa ame janji lu ye." 

"Ck, iyee. dah, yuk!" 

"ini ngga dihapus dulu?" 

"ga perlu." jawab renjus ketus, terus narik tangan Risa. 

"Ji! kakak sama Risa ke indomaret Fresh dulu ya!" Renjun teriak dari teras. 

"Iya! pake motorku aja dulu kak. motornya kakak kemarin ku pake, bensinnya habis." kata Jisung, terus nyamperin Renjun sambil bawa kunci motor vario. mereka langsung berangkat ke indomaret yang jaraknya cuman tiga rumah. emang pada dasarnya Renjun mageran jadinya bawa motor aja. sampe di sana, Risa masuk dengan senangnya. Renjun geleng-geleng ngeliatnya. adeknya itu ngambil semua kesukaannya. habis itu, mereka pulang. Renjun belanja ga? ya pasti lah! cuman belanjaannya ngga sebanyak adiknya. tenang aja, yang dipake itu kartu debit punya Renjun sendiri. 

"udah belanjanya?" tanya Jisung, Renjun ngangguk. terus ngasihin Jisung satu kaleng soda. dan diterima dengan senang hati. "kak, aku mau jemput anak-anak dulu." kata Jisung. 

"iyaa. oh ya, nitip dong, beliin susu dancok yang biasa aku beli buat anak-anak." titah Renjun, dan diiyain. setelah Jisung berangkat itu, Renjun sama Risa ngebawa makanan yang udah dibeli tadi ke ruang tengah, mau makan sambil nonton.

"Dek, kamu udah nyari tempat magang belom?" tanya Renjun basa-basi.

"Belom kak, gue bingung mau nyari ke mana. Soalnya perusahaan yang direkomendasi kampus pada penuh semua." Kata Risa. Emang ya, jaman sekarang kalo ngga pake orang dalem kaga bakal bisa masuk.

"Kakak ada temen, dia punya perusahaan sendiri. Mau ke sana ga?” kata Renjun merekomendasikan.

"Boleh deh kak, nanti kakak kabarin aja." dan ga kerasa, obrolan mereka mengalir gitu aja. Juga, ga kerasa anak-anaknya udah pulang.

"Mom! Hehehe, i got A plus at math!" seru William sambil ngangkat kertas ulangan hariannya.

"Me too!" Michel ngga mau kalah, "I got A plus at English test!" Renjun tepuk tangan, terus nyium kedua pipi anak-anaknya. "Buset, mana coba, Aca liat." Risa penasaran, dia ngambil kertas ulangan harian mereka, dan ngeliatin jawabannya. Sungguh lwar byazah kalo kata Risa.

"Kak, itu susunya udah aku taruh ke toples. Mau diseduh sekarang? Sekalian susu kakak juga." Tanya Jisung. “Iya Ji, sekalian aja. Oh iya, tolong ambilin kotak yang ada di kamar dong. Yang warna item di atas meja dandan.”

Jisung nurut, dia ngambilin kotak yang disuruh di kamar, terus ngasihin ke Renjun dan balik ke dapur.

“Kids, mau tau sesuatu ga?” si kembar ngegeleng, Risa ketawa liat respon dari si kembar atas pertanyaan Renjun.

“Coba buka kotaknya.” suruh Renjun sambil megang kotaknya. Setelah kotaknya dibuka sama Michel, “Mom, ini apa?” tanya Michel, sambil ngebolak-balikin benda pipih yang isi garis dua. "Are you stupid? We're gonna have new brother!" William nampol jidat adeknya.

"No! We're gonna have new sister!"

"Brother!"

"Sister!"

"Sis—"

"Kids, jangan berantem. Kalian kan mau punya adik, masa kalian masih berantem."kata Jisung baru dateng sambil bawa tiga gelas susu. Satunya susu hamil khusus buat Renjun.

"Lagian, kalo adik kalian keluarnya perempuan atau laki-laki, kalian harus bisa menerima. Jangan berharap dulu sama apa gender adik kalian nanti. Biar kalian ngga kecewa nantinya." petuah Jisung dengan bawaan yang tenang. 

Si kembar ngangguk, "aku minta maaf ya, Mom." ujar Michel, "aku juga!" Renjun cuman ketawa kecil, terus ngusap kepala kedua anaknya sayang.

"Katanya bakal cewe yang keluar dah. Kan kaya emak waktu bunting gue suka dandanin Kak Renjun. Sekarang malah kak Renjun juga begitu." batin Risa. Hmm, tapi yaudah lah iyah, Risa kaga ikut-ikutan.


















__________

Nyoohhh

Gue ngetik ini sebagian dari cerita ini di komputer sekolah😔😔😔 karena mumpung gabut.

Oh iya, gue minta pendapatnya dong, for the last chapter maunya kek gimana. Istilahnya request yeee. Isi disini yaaa👉👉

As Brother, As Lover too. [ChenRen] Where stories live. Discover now