Special Chapter: the night.

652 63 2
                                    

Ini kalo baku gapapa yh, soalnya kaga bisa nulis sesuatu dengan bahasa yang biasa gue pake. Jadi yaa, enjoy!  :*


Just in case, kalo kalian bertanya-tanya berapa umur mereka.

Renjun: 32 tahun,
Chenle: 31 tahun,
Jisung: 31 tahun,
Risa  : 17 tahun,
Si kembar: 7 tahun.

*****

Permintaan si kembar yang begitu mendadak untuk memiliki seorang adik membuat Renjun pusing. Suatu malam kala itu, William merecoki Renjun yang sedang masak untuk makan malam.

"Mom ... Please! I want a new brother!" William merasa tidak cocok dengan Michel, kembarannya ini tiga ratus enam puluh derajat berbeda dengan dirinya.

"Bagaimana jika adikmu yang kamu minta itu terlahir seperti perempuan?" tanya Renjun, putra sulungnya terdiam, namun sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Tidak apa-apa! Aku akan mengajarinya permainan yang aku mainkan!" tukasnya. Renjun terkekeh, ia suka melihat antusias anaknya.

"I don't think so." ujar Renjun dengan kerlingan jahil.

"Mom!"

***

Sore tiba, saat sang suami datang dari kantornya. Jisung dan Chenle langsung diserbu oleh si kembar.

"Papa! I want a brother!" ucap William dengan antusias.

"Daddy! I want a sister!" Jisung dan Chenle yang dimintai hal yang sulit, langsung menoleh pada Renjun yang sedari tadi menonton mereka.

"O-okay. Tapi ... Apa tidak ada permintaan lain selain adik?" tanya Jisung. Ia benar-benar bingung dengan kondisi yang dihadapi.

"Tidak!/tidak!" jawab mereka kompak. para suami hanya mengelus dada.

"Kids, ayo kita mandi! Sudah jam nya kalian mandi." Renjun menarik lengan putra-putranya, menuju kamar mandi.

"Do you think what i think?" tanya Chenle, Jisung mengangguk. Mereka menyeringai, "Let's grant what the twins ask for." ujar Jisung.

***

Jam makan malam dipenuhi dengan keributan. William berebut chicken nugget buatan Renjun yang kini tersisa satu. Ia berebut dengan sang Papa.

"Pa .. just let me eat lah!" rengek William. Jisung tertawa puas, dan menyerahkan nugget yang menjadi bahan ribut itu.

Dan mereka melanjutkan makan malam mereka setelah perebutan nugget itu.

Setelah makan malam, Renjun membersihkan alat makan, dibantu dengan Chenle. Jisung sedang menidurkan si kembar. Untungnya putra mereka bukan anak yang susah untuk tidur. Jadi Jisung kembali lebih cepat.

Jisung berjalan menuju dapur, dan langsung memeluk Renjun dari belakang, mengecup cuping telinga dengan sensual.

"Sayang ..." panggilnya dengan suara beratnya. Renjun langsung bergidik. Tangannya mengelus perut rata yang sempat menjadi tempat si kembar hidup.

As Brother, As Lover too. [ChenRen] Where stories live. Discover now