13.Tas Dior

19.5K 1.9K 85
                                    

Nana membolak-balikkan jalannya gelisah di ruang tamu dia mengigit kuku jarinya takut, "gimana ini"air matanya sepertinya akan merembes keluar tapi Nana sekuat tenaga menahannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Nana membolak-balikkan jalannya gelisah di ruang tamu dia mengigit kuku jarinya takut, "gimana ini"air matanya sepertinya akan merembes keluar tapi Nana sekuat tenaga menahannya.

"Huhuhu.. Nana harus apa ya tuhann" Nana menatap gelisah benda yang sudah kotor tak berbentuk di genggamannya.

Tas Dior miliknya yang dibelikan oleh Jeno tempo hari lalu, menjadi kotor tak berbentuk sudah terlihat seperti tas yang dipungut dari pembuangan sampah. awal mula kenapa tas Dior nya jadi seperti itu adalah Nana tidak sengaja menjatuhkan ya di got depan rumahnya. entah bagaimana bisa tas itu tercemplung ke got.

"Kak Nana kenapa?"Nana menolehkan kepalanya ke sumber suara. mendapati Jisung yang baru keluar dari kamarnya menatap Nana dengan wajah terheran.

Nana hanya mematung dan tak membalas pertanyaan yang Jisung lontarkan.

"Kok gak di jawab" merasa pertanyaannya tidak di respon oleh nana. mata remaja itupun tertuju pada benda kotor yang ada didalam genggaman tangan Nana.

Jisung kini mengerti apa yang telah terjadi. sebuah ide untuk menjahili Nana pun terlintas di dalam otak briliannya.

"Hayolohh.. tas nya rusak.."

"nanti dimarahin sama ayah"

"Kak Nana nanti di cerein sama ayah"

"Hayoloh.. hayoloh"

Mendengar omongan yang Jisung lontarkan Nana pun jadi semakin takut. matanya berkaca-kaca bibirnya sudah melengkung siap untuk menangis.

Jisung yang melihat ekspresi Nana semakin semangat untuk menjahilinya

"Kak Nana nanti di cerein ayah"

"Kak Nana di cerein"

"Kak Nana di cerein"

"Hayoloh kakak di cerein"

"Huaaaaa.. nggak mau" air mata Nana tumpah begitu saja. Tas yang ada dalam genggamannya sudah terjatuh di lantai. bayangan dia diceraikan oleh Jeno berputar di kepalanya.

"Hiks hiks nggak mau hiks"

"Nggak mau di cerein hiks"

"NGGAK MAU"

"Kalian kenapa?" Jisung langsung menoleh kebelakang. ada sang ayah yang baru pulang dari kantor berjalan mendekat kearah mereka.

"Yaampun Nana kamu kenapa" Jeno menghampiri Nana yang sedang menangis sesegukkan dengan mata memerah.

"Mas jenn hiks" Nana menatap Jeno dengan wajah takut

"Kenapa sayang??" Nana lalu memeluk tubuh Nana dan mengelus punggungnya lembut untuk menenangkannya

"Nggak mau cere" Jari Nana menunjuk pada tas Dior nya yang sudah kotor dan tak berbentuk di lantai. Jeno langsung melihat kearah yang ditunjuk hari Nana

"Jangan cerein Nana.. Nana gak mau cere sama mas Jen" Ucap Nana dengan nada yang masih sesegukan.

"Yaampun sayang.. mas kirain kamu kenapa" Jeno menghela nafas lega lalu mengelus lembut Surai Nana

"Tapi tas yang mas beliin rusak" tangis Nana sudah agak mereda tapi matanya masih memerah

"Nanti kita beli lagi ya tasnya jangan nangis" Jeno lalu menghapus air mata Nana yang masih tersisa

"Mas gaakan cerein aku kan?" Nana menatap Jeno dengan wajah sendu

"Kenapa mas cerein kamu.. siapa yang bilang begitu.. bilang sama mas.. biar mas marahin orangnya" Jeno menatap Nana dengan pandangan lembut untuk meyakinkan Nana

"Icung yang bilang" Jari Nana lalu menunjuk kearah Jisung yang dari tadi hanya diam

Sedangkan Jisung yang ditunjuk Nana langsung gelagapan dan takut

"Kamu ya yang buat Buna nangis"Jeno menatap Jisung dengan wajah menyelidik yang mampu membuat Jisung gugup seketika.

Bibir Jisung seperti kelu mau menjawab.

Dengan gugup Jisung menjawab"a-anu itu.. anu b-bukan Jisung kok"

"J-jisung nggak a-anu.... Emmm anuu"

"Awas aja kamu bikin Buna mu nangis.. ayah coret namamu dari KK" Setelah berkata seperti itu Jeno langsung mengendong tubuh Nana menuju ke kamar mereka.

Jisung menghela nafas lega setelah kepergian mereka.















Step Mom   |NoMinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora