16.Brojol

22.2K 1.9K 320
                                    

Nana menghela nafas panjang sambil memakan potongan buah apel nya dengan tidak bersemangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nana menghela nafas panjang sambil memakan potongan buah apel nya dengan tidak bersemangat. hari ini Nana di rumah sendirian, Jeno masih di kantor sedangkan Jisung ada kelas tambahan.

"Beb!!Buna bosen nih" ucap Nana sembari mengusap perut buncitnya

"Brojol sekarang aja dong.... Biar Buna gak bosen lagi" Nana menghela nafas berkali-kali karena kebosanan yang melandanya

Seakan mengerti dengan apa yang Nana ucapkan bayi kembarnya menendang perut Nana keras hingga membuat tubuh Nana tercekat kaget

"Buset kenceng bet tong, calon atlet sepak bola nih pasti"




"Kita pulang" Nana langsung menengok dengan cepat kearah pintu.

"Kalian pulang"Nana dengan semangat menghampiri kearah Jeno dan Jisung.

Jeno dan Jisung memekik pelan dengan kegemasan Nana. si manis yang mengenakan piyama pendek berwarna soft pink dan kuncir Apple hair, jangan lupakan perut buncitnya yang menambah kesan imut dalam diri Nana.

Usia kandungan Nana sekarang sudah menginjak akhir. dan perkiraan bayi mereka akan keluar sebentar lagi.

"Istri mas lucu banget sihh" Jeno memeluk Nana dengan erat dan mencium segala sisi majah Nana dengan gemas

"Mas jangan erat-erat, anakmu kegencet"Nana memekik pelan saat merasa pelukan Jeno cukup membuatnya sesak

"Oh iya... Maaf beb... anak ayah kegencet ya" Jeno merundukkan bandannya lalu mencium lembut perut Nana

Nana reflek melihat kebawah saat merasakan ada yang merembes di selangkangannya membuat celana yang dipakainya menjadi basah "mas aku ngompol??"

perlahan Nana merasakan rasa sakit yang menjalar ditubuhnya. kakinya serasa melemas dan tidak kuat untuk menopang berat tubuhnya, Nana lalu bertumpu pada tubuh jeno

"Akhhhhh Mas sakit" Nana meremat pundak Jeno dengan keras untuk melampiaskan rasa sakitnya

"Yaampun Na... Ketuban kamu pecah" Jeno kelimpungan, otaknya serasa kosong dan tidak bisa berpikir jernih


"Anjing sakit banget" Tangan Nana menjambak rambut Jeno dengan kuat merasakan rasa sakitnya yang semakin bertambah

"Adoh rambutku" kepala Jeno mendongak karena jambakan Nana yang begitu kuat

"Nana lepasin" Jeno berusaha melepas satu-persatu jari Nana yang menjambak rambutnya

"Bangsat sakit" Nana melepas jambakan dari rambut Jeno dan berpindah mencengkram erat tangan Jeno

"Aduh gimana nih" bingung Jeno

"Bawa ke rumah sakit bego, cepetan" tangan Nana menabok kepala Jeno membuat empunya tersadar

"Oh iya" Dengan sigap Jeno langsung menggendong tubuh Nana ke mobil lalu melaju cepat ke rumah sakit

"Hah??aku??"Jisung yang bengong dan masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

Jeno tak berhenti menggengam tangan Nana yang sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anak mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno tak berhenti menggengam tangan Nana yang sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anak mereka.

Nana meringis saat merasakan benda asing mengiris kulit perutnya. walaupun dia sudah dibius tetapi tetap saja ada rasa sakit.

"Nana jangan tutup mata" Jeno memperingati Nana yang terlihat akan menutup matanya

Jeno tak berhenti merapatkan doa saat melihat isi perut Nana yang sedang di obrak-abrik oleh sang dokter.

Tak lama Suara tangisan bayi terdengar di telinga Jeno. Jantungnya berpacu cepat mendengar suara tangisan sang bayi

Jeno lalu menerima uluran tangan suster yang memberikan kedua anak kembar tak identik ke gendongannya yang sudah digedong rapi dengan kain berwarna baby blue

"Selamat pak... Kedua anak bapak lahir dengan sangat sehat" Suster itu tersenyum ramah lalu pergi

"Nana!!anak kita Na" Jeno menoleh kearah nana. tapi yang dipanggil tidak merespon

"Nana!!" Nana masih saja setia memejamkan matanya.

"Nana" Jeno menggoyangkan tubuh Nana dengan bruntal. tapi Nana tetap tidak mau membuka matanya.

"NANA.... DOKTER BOJOKU MATI DOK.... PIYE IKI.... NANA HIKS" Jeno berjalan dengan kelimpungan membuat sang kembar yang ada dalam gendongannya terhuyung kesana-kemari

Rasa takut mulai memburu Jeno "Nana jangan mati Na.... Aku nggak mau jadi duda untuk yang kedua kalinya" Jeno menangis tersedu-sedu dan menggoyangkan tubuh Nana dengan bruntal.

"Bacot ah mas... Tubuh aku rasanya remuk semua aduh" Nana meringis merasakan tubuhnya yang sepertinya akan copot.

"Alhamdulillah nggak jadi mati" Jeno menghela nafas lega mengelus dadanya.














Step Mom   |NoMinWhere stories live. Discover now