arkadas [17]

7 4 0
                                    

Happy reading 🪐

Kara menghela nafas kecewa, ketika tak melihat Jef. Aska dkk berjalan ke mereka dan duduk lalu memesan makanan.

"woi bagi dong baksonya" Raga berusaha mengambil bakso di mangkok Dinan.

"sumpah lo gada kenyang nya ya" ucap Dinan menoyor kepala Raga.

"badak bercula ya gitu" sambung Dava.

Setelah nya keheningan kembali, dan mulai makan dengan tenang. Sampai suara Vano menarik perhatian Kara.

"eh temen lo si Jeff kok gak sekolah?" tanya Vano dan berhasil membuat Kara menoleh dan menunggu jawaban.

"temen lo juga kali" jengah Aska.

"gue gatau, di chat ga di bales" lanjut nya.

"yoi, tadi malem gue gasengaja lewat rumah dia juga sepi banget" ucap Caca dan diangguki Bela juga Kayna.

Tadi malam mereka bertiga sempat pergi sebentar ke kafe yang melewati rumah Jeff. Mereka sudah mengajak Kara ikut, tapi Kara menolak dan menyuruh mereka pergi saja tanpa dia. Kara tidak mempermasalahkan itu, melainkan Jef dengan segala keanehan dari belakangan ini.

"Ra, kemarin lo pergi sama Jef, ada yang aneh gak?" tanya Kayna.

Kara berfikir sejenak, apakah dia harus memberi tau atau tidak? akhirnya Kara putuskan untuk memberi tau teman-temannya. Toh mereka juga sudah kenal lama dengan Jef, jadi harus tau tentang ini.

"ada sih, gue liat waktu itu dia mau pulang abis nganter gue, dan dia mimisan. Gue kaget dong, pas mau manggil dia buru-buru masuk ke mobil" jelas Kara dan membuat teman-teman nya melotot kaget.

"lo serius!?" Teriak mereka tanpa sadar, dan membuat siswa lain melihat kearah mereka. Kara mengisyaratkan untuk diam dan mengangguk.

"gue juga heran, dia sering pucet banget belakangan ini" ucap Aska dan diangguki yang lainnya.

"udah berdo'a aja semoga dia cuma kecapekan" ucap Bela akhirnya.

Mereka melanjutkan acara makannya, sampai bel masuk berbunyi dan menuju kelas masing-masing.

--🪐--

Kara berjalan gontai memasuki rumahnya, muka nya yang biasa menampilkan wajah cerita sekarang digantikan dengan wajah yang lesu dan lemas.

"Assalamualaikum, Kara pulang"

"Waalaikum salam, buset lesu amat tu muka" ucap Zay yang muncul dari arah tangga.

"berisik lo bang" balas Kara dan menyodorkan jari telunjuk nya ke arah bibir Zay. Menyuruh agar abang nya itu diam.

Kara melanjutkan langkahnya menuju Kamar, dan menutup pintu dengan kuat.

BRAKK

"ya Allah, gue gamau mati muda gara-gara lo dek" Zay terlonjak kaget dan memegang dada nya yang sakit, akibat suara keras yang adik nya buat. Zay menggeleng-geleng kan kepala, dan berjalan ke arah kamar miliknya.

--🪐--

Hari-hari Kara lewati dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Semua nya berubah ketika pria itu menghilang secara tiba-tiba. Tak ada kabar dari Jef, terakhir akhir hari minggu, ketika Kara pergi dengannya.

Setiap harinya, Kara tidak nafsu makan. Dan selalu bersemangat ketika melihat Aska dkk lewat, tapi semangat nya tak berangsur lama. selalu kecewa  yang dia dapatkan ketika tak ia temukan Jef disana.

Ntah lah Kara juga bingung kenapa dia bisa merindukan pria dingin itu? Kara rasa dia baru-baru saja mengenal Jef. Tapi kenapa setiap berada di dekat Jef dia selalu merasa nyaman. Dia juga sering merasakan dejavu ketika sedang bersama Jef. Apakah dia menyukai pria dingin itu?

Kini sudah hari keempat Kara tanpa Jef, Sangat membuat dia tersiksa. Dan besok Camping akan dimulai, Ya Camping dilaksanakan mulai hari Sabtu pagi sampai minggu sore. Apakah Jef tidak ikut Camping?

••

"kamu serius mau ikut Camping besok?" tanya Hana dan mengelus rambut anaknya.

"iya bun, Arsen udah gapapa"

••

Hari ini hari yang menyenangkan untuk semua siswi Cakra Buana Karena hari ini ada Camping. Tapi tidak untuk Kara, dia berjalan lambat ke arah sahabatnya yang tadi melambaikan tangan ketika dia baru masuk gerbang sekolah.

"semangat dong Ra, masa lo murung gini?" ucap Caca menyemangati Kara.

"iya Ra, gaasik kalo lo diem aja" Bela merasa sedih, melihat Kara yang banyak diam beberapa hari ini.

"ayo Ra, lo harus senyum" ucap Kayna dan menaikkan sudut bibir Kara membentuk senyum.

Dan membuat Kara tersenyum tulus.

"nah gitu dong" dan mereka berpelukan.

Setelah seluruh murid Cakra buana berkumpul di depan bus yang sudah menunggu, semua berbaris untuk masuk ke dalam bus. Begitupun Kara dan sahabatnya.

Kara mengedarkan pandangannya, matanya menyipit kala melihat Jef yang berjalan ke arahnya. Senyum Kara merekah sempurna.

"Ciee itu Jef nya dateng tu" goda ketiga temannya.

"apa sih" ucap Kara dengan nada salting.

Jef sudah berdiri depan disamping nya, dan menampilkan senyuman tipis diwajah pucat nya.

"hai" singkat Jef dan berhasil membuat Kara sangat senang.

Lalu Jef mengecak-acak rambut Kara dan berjalan ke arah teman nya yang lain.

"woi bro dateng juga lo" ucap Vano dan diangguki Jef.

"lo aman-aman aja kan?" tanya Aska yang melihat wajah pucat di temannya.

"aman" singkat Jef dan diangguki semua temannya.

Semua siswa bebas memilih akan di bus mana, dan duduk dengan siapa. Maka Kara dkk dan temannya yang lain berada di satu bus yang sama. Mereka bersama pasangan masing-masing, tapi Vano dan Raga harus pasrah mereka berdua yang tidak ada pasangan. Kara? tentu saja bersama Jef.

Ketika sudah berada di dalam bus, Kara dan Jef hanya diam. Merasa keaadan canggung Kara pun memulai obrolan dengan Jef.

"kemana aja?" tanya Kara sambil mengetuk-ngetuk jarinya di paha.

Jef menoleh "luar kota" ucap Jef lalu melihat ke lain arah.

"kenapa, kangen?" lanjut Jef kembali melihat ke arah Kara.

"enggak!" tegas Kara tapi dia mengangguk-anggukan kepalanya.

"maaf ga ngabarin" ucap Jeff

"iya gapapa"

"kalo ngantuk tidur" Jef menepuk pundak nya bermaksud menyuruh Kara tidur.

Jef merapatkan tubuhnya, dan menarik lembut kepala Kara untuk bersandar dj bahunya. Kara tak menolak, justru dia dengan senang hati bersandar di bahu Jef.

Aroma maskulin tercium jelas sekarang. Rindunya terbalaskan, wangi Jef yang ia rindukan kembali dia rasakan. Kara mendongak kan kepala nya melihat Jef, dan Jef tersenyum.

"tidur" ucap Jef.

Kara nyaman dengan posisinya sekarang, rasa kantuk mulai menyerang. Tangan Jef bergerak mengelus kepala Kara lembut. Tak lama Jef juga ikut tertidur.

Teman-temannya yang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka tertidur di samping pasangan nya. Perjalanan nya cukup lama, membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk sampai disana.

Lain Hal nya dengan Jef dan Kara. Vano dan Raga yang duduk bersama tidak memilih tidur, kini mereka sedang mabar untuk menghilangkan rasa jenuh.

"lo core ya, gue support" ucap Vano dan membuat Raga mendengus.

"yaelah, bilang aja lo cuma bisa main support" Raga melirik malas ke arah Va

"hehee tau aja lo".

TBC

⚠️TEKAN BINTANG DIBAWAH INI⚠️

IneffableWo Geschichten leben. Entdecke jetzt