arkadas [2]

302 28 1
                                    

"ingin mengumpat secara estetik
🌙--b a n g s a t."

Happy Reading

Suasana di kelas XII-ips3 sedang hening, karena bu Ratna selaku guru pelajaran sejarah sedang menerangkan materi-materi yang akan dikerjakan.

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi dan bu Ratna mengakhiri pelajaran hari ini.

"baiklah anak-anak jangan lupa kerjakan tugas yang sudah ibu berikan, ibu permisi Assalamualaikum" ujar bu Ratna lalu berjalan keluar kelas.

"Waalaikum salam bu" ucap seluruh murid kelas.

ketika bu Ratna sudah keluar kelas, kelima cowok tampan datang ke kelas XII-ips3.

"karaaa my darling, where are you?" teriak Raga alay.

sementara seisi kelas bukannya menatap najis tapi malah menatap dengan tatapan kagum. Orang ganteng mah beda.

"heh berisik lo" ucap Dava menoyor kepala Raga.

"iri? bilang bos, hahaii" ucap Dinan yang langsung mendapat pelototan dari Alaska.

"pis Kaa, serem amat lu kayak abis kemalingan" ucap Dinan sambil memberi 2 jari ke Alaska.

"bacot mulu, kek gue dong anteng-anteng aja" ucap Vino sambil menaik-naikan satu alisnya.

"anteng apaan, biasa nya juga lo yang paling malu-maluin" ucap Aska sambil berjalan menuju meja Kara.

"dedek sakit hati bang" lirih alay Vino.

Aska sudah berada di depan meja Kara, mereka tidak sekelas Khara di XII-ips3 sedangkan Alaska dkk berada di kelas XII-ips5 letaknya tak jauh dari kelas Khara, makannya mereka sering ke kelas Khara. Bukan hanya saat jam istirahat saja, kadang ketika free class atau bahkan ketika ada guru.

"lo ga ngantin Ra?" tanya Dava serasa mengelus puncak kepala Kara.

Bela yang duduk disebelah Khara pun segera bangkit dari kursi, dan berjalan mendekat kearah Dava.
Dia mengambil tangan Dava yang sedang mengelus rambut Khara, dan dipindahkan ke kepalanya.

"Dava, bela juga mau kayak Kara, boleh ya?"pinta Bela dengan memasang wajah menggemaskan yang membuat Dava luluh.

"iya sayang, boleh kok" ucap Dava da segera mengelus puncak kepala Bela. Senyum Bela merekah ketika Dava mengelus puncak kepalanya.

Dan kejadian itu tak luput dari mata semua orang.

"astaga dasar bocil-bocil"ucap Kara dkk lalu tertawa bersama.

Kara bendongakan kepalanya menatap Alaska.
"Ka gue juga mau dong kayak Bela" pintanya pada Alaska agar Alaska mau mengelus kepalanya seperti yang dilakukan Dava ke Bela.

Caca bangkit dari kursinya dan menjulurkan lidahnya kearah Kara.
"eits gaboleh, Aska mau ngelusin kepala gue yee" ucap Caca dan segera mengkode Aska supaya mau mengelus kepalanya. Aska yang faham pun langsung mengelus kepala Caca.

Kara yang melihat itu menghentak-hentakan kaki nya kesal.

"woii gue juga mau" rengeknya seperti anak kecil. Lalu tatapannya jatuh pada Vano.

"Vano yang ganteng elusin kepala Kara dong" ucap Kara memelas berharap Vano mau menurutinya.

Vano yang ditatap langsung menggelengkan kepalanya.

"oh gabisa gue mau sama bebeb gue" ucap Vano lalu berjalan kearah Milka.

"fiks Vano jahat gamau temenan sama Vano lagi" ucapnya lalu berjalan kearah Dinan dan menarik tangannya untuk keluar kelas. Sebelum sampai keluar kelas tangannya dan Dinan dilepas oleh Kayna.

"gaboleh sama Dinan dia punya gue" ujar Kayna sambil tertawa mengejek.

"oke fiks gue sama Raga aja" ucapnya berjalan ke arah Raga.

"Raga udah sama gue" ucap Farah sambil memeluk Raga dari samping dan dibalas Raga.

"jadi gue sama siapa dong?" teriak Kara sedih.

"makannya cari pacar dong!" balas seisi kelas teriak ke arah Kara dan tertawa.

"udah ah yuk ke kantin" ucap Bela dan diangguki mereka semua, lalu berjalan menuju kantin dan meninggal kan Aska yang sedang menggerutu.

"gue yang ngajak mereka ke kantin malah gue yang ditinggal" ucap Alaska memutar bola matanya malas. Mengingat dirinya lah yang mengajak mereka ke kantin, tapi malah dia yang ditinggal, dan mereka sudah sampai di kantin.
Aska segera menyusul temannya ke kantin.

kantin>>

"lo mau makan apa Ra?" tanya Caca pada Kara.

Khara yang di tanya pun memalingkan kepalanya ke arah Caca.

"gue samain aja deh" ucap Khara.

"okeyy tunggu ya, gue pesen dulu" ucap Caca lalu berdiri dan berjalan menuju penjual bakso, karna dia akan membeli bakso dan jus jeruk.

Aska dkk tiba di kantin, dan menuju ke arah meja Kara dkk.

"Kara mai bubuuu" ucap Vano alay.

"ya ampun Vano, mau muntah tau ga, ew" ucap Kara sambil pura-pura muntah.

"wah parah lo Ra" ucap Dinan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"woww rame banget nih, makanan datang yuhuu" ucap Caca membawa senampan makanan.

"lah untuk Bela mana?" tanya Bela ketika melihat di nampan yang di bawa Caca hanya dua porsi.

"bela yang ucul pesen sendiri ya" ucap Caca serasa mencubit pipi Bela.

"mager banget mau beli" rengek Bela.

"Dapaa, dapa kan baik, beliin makanan bela dong" pinta Bela pada Dava seraya menunjukkan puppy eyes nya.

"lo kan bisa beli sendiri Bela" ucap Kayna.

"iya tapi males banget" ucap Bela dan menatap Dava memelas.

"huft, iya deh aku beliin, kamu mau apa?" tanya Dava seraya mengelus kepala Bela sayang.

"aku mau bakso ajadeh, samain kaya Kara aja" ucap Bela.

"okee" ucap Dava sambil mengangkat ibu jarinya kelangit.

Beberapa menit kemudian Dava balik membawakan makanan untuk bela.

"woi siapin dong, gue lagi main game nih" ucap Kara yang tak mengalihkan pandangannya dari hp nya yang sedang bermain game online.

"sini gue suapin" ucap Alaska lalu memgambil sendok dan mulai menyuapi khara.

"lo berdua gamau makan?" tanya Dava pada Milka dan Farah.

"ga deh, gue mau langsung kekelas aja" ucap Farah lalu berjalan menuju keluar kantin.

"Far, gue ikut juga, males liat drama cinta di dalam SAHABAT!" ketika mengucapkan kata terakhir, Milka sengaja menekan suara.

acara memakan Khara memelan dan memegang gagang sendok dengan pelan.

"wah ada yang nantangin nih" ucap Kara dalam hati, dengan tersenyum sinis.

"gue tunggu saatnya tiba" ucap seseorang yang sudah lama tau tentang mereka berdua.

TBC

penasaran kan kenapa Raga sama Vano ga ngejar Milka dan Farah?
nah makannya yuk baca trus:)

⚠️TEKAN BINTANG DIBAWAH INI⚠️

IneffableWhere stories live. Discover now