TIGA

974 87 3
                                    

Sudah beberapa hari ini, hampir setiap hari Revan datang mengunjungi kantor Tono. Namun, semuanya berakhir dengan penolakan dari Tono yang masih belum mau menemui Revan. Baik melalui telepon, surel, WhatsApp maupun dengan cara mendatangi Tono secara langsung. Tapi, apa daya dirinya jika Tono selalu berhasil menghindarinya? Kenyataannya memang semua ini adalah kesalahan Revan sendiri.

Revan hampir putus asa. Dirinya bahkan rasanya sudah ingin menyerah dari pergulatan dirinya yang ingin dekat kembali dengan Tono. Tapi, setiap kali mengingat raut wajah Tono yang dingin membuat Revan ingin menemui pria itu dan menjelaskan semuanya. Jika sebenarnya ia pergi demi kebahagiaan pria itu! Bukan karena alasan lain. Tapi, mengapa sekarang semuanya tampak sulit? Terutama jika Tono memang tidak ingin menemuinya ataupun mendengar penjelasannya.

Sesampainya di luar gedung, pandangan mata Revan menangkap sebuah pemandangan yang tidak disangka-sangka. Sepasang pria dan wanita terlihat keluar dari bangunan kantor Tono. Pria itu membukakan pintu kaca untuk wanita di sebelahnya. wanita itu keluar lebih dulu disusul oleh Tono sesudahnya. Wajah mereka berdua terlihat sangat bahagia. Terlihat jelas dari wajah Tono yang tersenyum ketika menatap wanita itu. Begitu juga sebaliknya dengan wanita itu yang tersenyum tersipu malu sesudah menatap wajah Tono. Baiklah, seharusnya Revan bahagia dengan melihat Tono bisa tersenyum dengan wanita, lagi pula itu wajar kan kalo Tono sudah memiliki kekasih atau wanita yang dia sukai sekarang. Tapi entah mengapa hati dan diri Revan seperti menolak melihat kebahagiaan mereka berdua, lagi pula kalau dipaksakan antara dirinya dan juga Tono akankah kisah cinta mereka kedepannya akan baik-baik saja? Revan juga tidak bisa memaksakan diri untuk menjadikan Tono suka dengan dirinya.

Revan menatap mereka dengan mata yang menyiratkan kesedihan, masih mematung di tempatnya. Ia ingin berlari dari tempat tersebut, tapi tiba-tiba saja rasa di dalam kakinya menjadi lebih berat berkali lipat sehingga sulit untuk digerakkan.

Tono dan wanita itu mulai berjalan menuju mobil di dekat tempat Revan berdiri. Tono bahkan tidak menyangka kalau Revan akan datang ke kantornya, padahal jam yang biasa menjadi waktu ia datang telah berlalu. Tono melihat Revan sejenak dan ia menangkap paras pria itu tampak pucat. Jujur kalau bisa dibilang Tono sangat kagum dengan perubahan Revan saat ini, wajahnya menjadi begitu cantik untuk ukuran seorang laki-laki, kulitnya yang putih bersih membuat nya terlihat begitu sempurna. Namun tetap saja rasa benci dalam diri Tono terhadap Revan masih melekat. Tapi, Tono tidak menghiraukannya dan terus melangkah menuju mobil bersama wanita di sebelahnya. Setibanya di dekat mobil, Tono langsung membukakan pintu untuk wanita tersebut.

•••
•••
•••

"Tiffany!" Seru Tono. Iya cukup terkejut dengan kemunculan gadis tersebut.

"Sebegitu sibuknya kah kamu, sampai kamu nggak mau ketemu sama aku?" Tanya Tiffany. Senyum terukir di bibir tipis gadis itu yang merah.

Tiffany, sahabat yang selama ini selalu siap mendengar semua keluhan Tono meski jarak memisahkan mereka. Kini ia berdiri dihadapannya dan tampak jauh lebih cantik dari 4 tahun lalu ketika dia meninggalkan Tono untuk melanjutkan sekolah modeling nya ke Paris. Dalam balutan red dress soft tosca, dengan tali pengikat di pinggang yang terhubung dengan dressnya seperti kimono Tiffany semakin mirip dengan model internasional.

"Maaf, aku pikir kamu adalah...." Tono menggantungkan kalimatnya. Ia tidak ingin menyebut nama Revan di hadapan Tiffany. Jujur entah kenapa dalam pikiran Tono selama ini Revan adalah sosok wanita cantik, meski kenyataannya adalah pria, namun entah kenapa di pandangan Tono bahwa Revan adalah paket komplit antara lucu, imut, menggemaskan, dan cantik. "Lupakan. Sejak kapan kamu pulang?" Tanya Tono kembali pada gadis itu.

Tono mengayunkan sebelah tangannya mempersilahkan Tiffany untuk duduk di kursi yang berada di depannya. Sahabatnya ini benar-benar sangat berbeda. Tono juga yakin kalau Tiffany pasti adalah sosok primadona yang kebanyakan pria akan mencoba mendekatinya dan melamarnya. Tono tidak bisa menepis bahwa memang Tiffany ini sangat cantik.

Warmth Inside You - BoyxboyWhere stories live. Discover now