LIMA

983 95 7
                                    

Setelah apa yang terjadi di antara dirinya dengan Tono, butuh beberapa hari hingga akhirnya Revan yang telah mantap untuk menetap di Tanah Air. Dan diam bukanlah hal yang dapat membuat dirinya lupa. Mencoba mengisi beberapa form dan mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan, akhirnya Revan mendapatkan sebuah panggilan pekerjaan dari sebuah perusahaan di Win Properties. Sebuah perusahaan pengembang yang cukup terkenal di Tanah Air. Bahkan, katanya banyak arsitek yang gagal mencoba melamar pekerjaan di perusahaan ini karena tidak memenuhi standar. Revan sendiri tidak mengerti bagaimana standar yang diinginkan oleh pemilik Win Properties.

Sekali lagi Revan mematut kan dirinya dari dalam cermin. Pekerjaan barunya di Tanah Air cukup menyenangkan. Kemarin, hari pertama dirinya bekerja berhasil menguras tenaga dan pikirannya. Sampai Revan pun nggak ada waktu untuk memikirkan soal Tono sedikitpun.

Meski cukup melelahkan, tetapi Revan menikmatinya. Hari ini, Revan memutuskan untuk mengenakan blazer yang dipadu dengan celana bahan berwarna senada, Burly Wood. Kemeja putih menambah keserasian dari balik blazer tersebut. Revan membuka kancing teratas kemeja itu sehingga memperlihatkan kulit lehernya yang putih dan jenjang. Sebuah sepatu berwarna senada dengan warna berkilap siap menemani langkah Revan menemui orang-orang baru yang akan ditemuinya nanti.

Di perusahaan kontraktor ini Revan mengisi posisi sebagai kepala bagian divisi engineering. Dirinya ditugaskan untuk mempersiapkan engineering proyek. Termasuk perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan soft drawing, time control, dan mengawasi pelaksanaan engineering berjalan sesuai rencana target, mutu dan safety engineering, serta yang terakhir biaya yang telah ditetapkan.

Saat ini kebetulan perusahaan milik Pak Budiman membutuhkan seorang arsitek yang handal untuk melancarkan proyeknya. Maka, Pak Budiman memutuskan untuk mengajak seorang arsitek handal yang kiranya bisa memperlancar proyeknya.

Pak Budiman yang bertubuh tambun itu membuka pintu ruangannya lebar-lebar. Mempersilahkan Revan untuk masuk ke dalam ruangannya. Dari balik sudut matanya sesosok pria tampak duduk membelakangi. Merekalah yang Revan yakini sebagai arsitek yang tadi disebutkan oleh atasannya.

"Pak Tono!" Seru Pak Budiman. Pria yang baru saja disebutkan namanya itu bangkit dari tempat duduknya dan memutar tubuhnya. Saat itulah di tempatnya berdiri, kedua mata Revan membesar dan tubuhnya menegang. dari ratusan bahkan ribuan arsitek di Ibu Kota, mengapa harus pria itu?

"Maaf membuat Anda menunggu."

"Tidak apa-apa. Saya juga baru datang." Senyum ramah tercetak di bibir Tono. Berbeda sekali dengan sikap pria itu saat kali terakhir Revan bertemu dengannya.

Sadar jika saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan perihal masalah pribadinya, segera dengan profesional Revan berusaha menutupi keterkejutannya. Bukankah mereka berdiri disini untuk bekerja?

"Perkenalkan, ini Pak Revan, manajer baru di perusahaan kami. Pak Revan inilah yang nanti akan bekerja bersama dengan anda. Meski baru, saya jamin Pak Tono akan menyukai pekerjaannya," canda Pak Budiman.  Perlahan, setelah berhasil mengontrol perasaannya, Revan melangkah maju lebih dahulu. Ia menyunggingkan senyum terbaiknya. Kemudian, Revan mengulurkan sebelah tangannya.

Di tempatnya berdiri Tono juga tidak kalah terkejut dengan sosok dihadapannya kali ini. Pria yang seminggu ini telah benar-benar pergi dari kehidupannya lagi, sekarang berada tepat di hadapannya. Bagaimana bisa? Apakah takdir seolah-olah baru saja mempermainkan mereka? seperti seorang dalang yang sedang memainkan wayang nya sesuka hati mereka.

"Senang dapat bertemu dengan Anda bapak Tono Hardiansyah." Untuk beberapa detik belum ada sambutan dari pria itu. Namun, matanya masih melekat menatap wajah Revan.

"Bapak Tono?" Teguran Pak Budiman berhasil menyadarkan Tono dari pikirannya sendiri. Revan dapat melihat senyum tipis di bibir Tono.

"Senang bertemu dengan Anda juga." Jawab Tono.

Warmth Inside You - BoyxboyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora