Kedatangan dan kepergian (2)

728 167 9
                                    

Membuka matanya secara perlahan, hal yang menyapanya adalah ruangan gelap. Padahal (Y/n) ingat jelas dia tidak mematikan lampu saat sebelum dia tidur, merapa kasurnya, gadis itu mencari dimana keberadaan smartphone-nya. Manik (E/c) langsung terbuka besar sesaat dia tidak merasakan adanya benda berharga tersebut. Mengerutkan dahi, dia mengambil posisi duduk.

Pada saat itu barulah (Y/n) sadar kalau kamar yang kini ia tempati bukan kamarnya. Apa dia masih bermimpi ya? Jujur saja dia pernah merasakan rasanya mimpi didalam mimpi, dan itu sangat susah baginya untuk terbangun. Berbaring dalam posisi telentang selama beberapa menit, gadis itu mengumpulkan nyawanya.

Perlahan namun pasti, dia mengambil posisi duduk. Rambutnya jelas berantakan, pakaian yang dia gunakan juga adalah dress tidur berwarna putih cukup tebal. Gadis itu melirik kearah kiri dan mendapati pemandangan indah serta smartphone-nya yang di cas berada diatas meja kecil. Gadis itu segera mengambil smartphone-nya lalu ia berjalan kearah jendela transparan yang menjadi dinding ruangan tersebut.

"Woah..." Gumamnya kagum. Kota itu indah, terlalu indah untuk disebut sebagai sesuatu yang nyata. Pada saat itulah (Y/n) sadar, bahwa pantulan dirinya di kaca sangat berbeda dengan dirinya yang asli. Jantungnya berdetak lebih cepat, melirik kesekitar ruangan (Y/n) segera berjalan mendekati kearah cermin berukuran besar disana.

Cantik, sosok diri yang terpantul dari cermin itu cantik, bahkan dengan rambut hasil bangun tidurnya, dia cantik. Menepuk-nepuk wajahnya, (Y/n) merasakan rasa sakit. 'Ini... Bukan mimpi!?' Batinnya terkejut setengah mati. Menelan ludahnya, (Y/n) menenangkan diri. 

Perlahan dia mengambil beberapa langkah maju, setelah cukup dekat barulah dia menatapi pantulan 'dirinya' yang berada di cermin itu. Rambut (H/c) yang sedikit berantakan dan mata (E/c) bulat menggemaskan, tubuhnya ramping sangat tidak terlalu tinggi. Ini mengerikan, semua deskripsi dari tubuh ini cocok... malah, persis seperti penjelasan milik Min (Y/n), villain dari fanficnya.

Siapa sangka dia akan masuk kedalam fanfic tulisannya sendiri? Menghembuskan nafas, (Y/n) hanya bsia pasrah. Dia harus tenang, disituasi seperti ini lebih baik jika dia mengetahui alur cerita yang terjadi sekarang. Oh ayolah, dia juga ingin berteman dengan tokoh utama, tapi tentu dia harus mengetahui alur cerita dahulu.

"Aku izin ma... Ah, anda sudah sadar. Selamat pagi, nona."

Membalikkan tubuhnya, (Y/n) mendapati sosok seorang pria tinggi dengan paras yang tampan, mata lilac pria itu menatapnya dengan khawatir. Pada tangan sang pria terlihat sebuah nampan penuh dengan makanan. Menatap sang pria beberapa menit, (Y/n) akhirnya sadar siapa sosok yang berada didalam ruangan itu bersamanya.

Mikael Rafferty, pria berusia 20 tahun yang bekerja dibawah sayap keluarga (Y/n). Keluarga Min sendiri memiliki tradisi untuk melepaskan anak mereka sesaat menginjak usia 15 tahun. Mikael dan adiknya sendiri merupakan awaken yang dedikasikan untuk merawat dan menjaga (Y/n), hingga titik darah penghabisan.

"Nona, jadwal anda hari ini adalah penerbangan ke korea. Kita harus tiba di bandara pada pukul 10 pagi nantinya." 

"...Penerbangan?" Tanya (Y/n) berusaha memastikan. "Benar nona, penerbangan ke Korea. Tuan besar yang telah menyiapkan semuanya... Sesuai permintaan anda," jelas Mikael sembari meletakan nampan makanan itu pada meja yang berada disamping kasur (Y/n).

Menelan ludahnya, Mikael berusaha tidak gugyp dibawah tatapan (Y/n) yang tidak lepas darinya. "N-nona, apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya sang pria ragu-ragu. Terpecah dari lamunannya, (Y/n) langsung menggeleng. Sial, dia tidak sengaja melamun lagi, Mikael pasti takut karena itu. "Tidak, bangunkan lah Michelle. Beristirahatlah dahulu, Kita masih memiliki 4 jam sebeum perjalanan."

Merasa lega setelah mendengarkan ucapan itu. "Aku mengerti, jika begitu aku izin undur diri untuk menyiapkan semuanya." Memang beginilah Mikael Rafferty, selalu berusaha yang terbaik untuk (Y/n). Meski begitu, Min (Y/n) yang original bahwa tidak pernah menghargai usahanya.

𝑈𝑛𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 𝐸𝑥𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑐𝑒Where stories live. Discover now