Kedatangan dan kepergian (4)

168 57 2
                                    

Menghembuskan nafasnya, (Y/n) membaringkan tubuhnya diatas kontainer itu. Ternyata memberikan buff kepada 7 orang sekaligus itu cukup menyusahkan. Apalagi (Y/n) hanya dapat memberikan mereka buff berupa 1/4 dari kekuatannya. Mengingat awaken tidak akan bisa tahan dengan buff milik (Y/n) jika diberikan secara penuh.

Menatapi rembulan, gadis itu sangat kagum kepada Min (Y/n) yang asil. Dia memiliki kontrol tinggi akan kekuatannya. "Kekuatan ini mengerikan," ujar (Y/n) pelan. Dia bahkan tidak merasa kelelahan atau semacamnya. Kembali mengambol posisi duduk, (Y/n) melirik kearah kanan dan kirinya, seharusnya pertarungan sudah selesai sekarang.

"Nona, kami kembali." 

Suara familiar membuat (Y/n) melirik kebelakang, disana terlihat kedua kakak beradik Rafferty tengah berlutut dibelakangnya. "Lapor, semua berjalan sesuai yang anda inginkan. Namun Yoo Jiyoung ingin menemui anda di Shinhwa esok hari," ujar Mikael membuat (Y/n) menghembuskan nafas. Ini sudah pasti terjadi.

Melihat hal itu membuat Michelle membuka suara, "Nona tidak perlu datang jika tidak mau." Ya itu benar, Min (Y/n) memiliki kekuatan untuk menolak Shinhwa, tapi menurut (Y/n) itu tidak sopan jika langsung menolak. Gadis itu berdiri dan membalikkan tubuh, menatap kedua rekannya. "Mari kita pulang, besok kita harus pergi menemui awaken terkuat di Korea."

.....

Esok hari tiba, kini (Y/n), Mikael dan Michelle berada didalam kantor Jiyoung. Inhyuk tampak berdiri dibelakang Jiyoung, begitu pula dengan Mikael dan Michelle. "Min (Y/n), kenapa kamu berada disini?" Pertanyaan itu simpel, namun jika awaken lain yang ditanyakan mereka akan tersinggung. Setidaknya karena itulah wajah kedua kakak beradik Rafferty itu tidak enak.

"Ahahahaha, tenanglah. Ini wilayah Shinhwa, jadi wajar jika mereka meminta penjelasan. Dan untuk menjawab itu, kami akan menetap disini. Tenang saja, kami tidak akan membuat masalah untuk kalian," ucap (Y/n) memberikan senyuman hangat. Untuk sesaat Jiyoung dan Inhyuk terpanah, pasalnya Min (Y/n) dikenal tidak pernah bereskpreksi.

"Akhem... Begitu, aku ingin mengucapkan terimakasih karena telah membantu anak-anak kemarin."

"Ah iya! Bagaimana kabar mereka?" Tanya (Y/n) khawatir. "Tenang saja, mereka telah dilarikan ke rumah sakit, untungnya tidak ada luka fatal karena bantuan kalian." Penjelasan Jiyong membuat (Y/n) menghembuskan nafas lega. Kesunyian mengambil alih saat mereka tidak memiliki topik pembicaraan.

Yoo Jiyoung tau, gadis didepannya bukanlan awaken sembarangan. Meski begitu dia tidak berada dalam organisasi apapun, beginilah cara keluarga Min bekerja. Mereka memberikan kebebasan kepada anak-anak mereka, bahkan tidak mengharuskan adanya penerus, karena itu anak-anak dari keluarga ini berkembang dengan baik.

Sejujurnya itu mengesankan bagaimana cara mereka mendidik anak-anak. "Shinhwa berhutang, kepada kalian. Jika ada yang dapat kami lakukan, kami akan membantu selama itu dalam kendali kamu," ujar Jiyoung membuat (Y/n) dengan cepat melambai-lambaikan tangannya.

"Tidak, tidak, sungguh tidak perlu. Itu hanya kebetulan saja kami berada disana, lagian... mereka tidak tau malu sih melawan musuh yang tidak sepatan, hehe..." 

(Y/n) dengan canggung menggaruk pipinya yang tidak gatal, sedari tadi sejujurnya dia melamun mengagumi kecantikan Jiyoung. Mengedipkan mata beberapa kali Jiyoung tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengarkan. Rumor mengatakan bahwa Min (Y/n) adalah anak yang dingin dan tidak pedulian, hal yang dia pedulikan hanyalah kekuatan.

Benar sekali, dia dan Kaiden memiliki kesamaan akan hal tersebut. Karena itu tidak heran jika Min (Y/n) diberi julukkan awaken muda terkuat. "Ah, jika boleh... Aku ingin mengunjungi mereka," ujar (Y/n) mebari memainkan jarinya. Manis sekali, senyuman tipis menghiasi wajah Jiyoung melihat tingkah laku lucu (Y/n). Benar juga, bagaimanapun rumor itu tersebar, anak ini tetaplah anak remaja.

𝑈𝑛𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 𝐸𝑥𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑐𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang