Kepada Sebuah Nama

31 2 0
                                    

Tulisan ini untukmu.
Seseorang yang sedang berjuang dari masa lalu, yang aku fikir kita bisa melewatinya bersama....
Kukira dengan hadirku bisa sedikit membantu untuk menutup kenanganmu....
Tapi ternyata, aku yang sudah berteman akrab dengan luka, malah terlihat seperti memaksamu, dan lalu menghakimi perasaanmu....

Maaf....
Aku yang sok pintar ini sudah terlalu naif, berfikir bahwa aku yang lebih pantas bersamamu daripada ia sebelumku. Lucu memang, aku yang remahan roti ini berharap bisa menggantikannya, ia yang sudah lama menetap didalam hatimu.

Sekarang tak tahu lagi apa posisiku dalam halusinasi ini.
Terus maju atau mundur, rasa sakit sudah sangat nyata.

Tidak, kumohon jangan salah paham, ini bukan salahmu. Memang ini pilihanku untuk mencintaimu, kau bahkan tak perlu merasa berhutang perasaan apapun padaku.

Kepada sebuah nama....
Tolong buat perasaan ini jadi lebih sederhana, jika memang tak ada cinta, biarlah kusimpan sendiri bersama duka.

Kepada sebuah nama....
Terimakasih sudah menjadi bagian dari bahagiaku, dihari-hari yang telah berlalu.


Kepada sebuah nama....
Mungkin tangan ini terlalu cepat untuk menyekat air mata yang hendak jatuh. Tapi bukankah air mata tanda bahwa kita adalah manusia? Meskipun tak berguna, aku ini masih punya perasaan.

(Screaming the Truth behind the lies at the corner, in 2022)

BIRUKde žijí příběhy. Začni objevovat