🥀-07. Kebingungan Ghea

211 31 11
                                    

Hi maniez~aku nggak bakal bosen ingetin untuk vote dan komentar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hi maniez~aku nggak bakal bosen ingetin untuk vote dan komentar. Rekomendasikan juga cerita ini ke teman-teman kalian 🌻

Pagi-pagi sekali Zira datang ke sekolah sebab hari ini adalah gilirannya piket

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi sekali Zira datang ke sekolah sebab hari ini adalah gilirannya piket. Saat di koridor tepatnya ketika melewati kelas 12 IPA 2, Zira mendengar suara isakan seorang perempuan. Siapa yang pagi-pagi begini menangis? Zira menolehkan kepalanya ke sekeliling, tidak ada tanda-tanda murid lain di sana, selain dirinya yang berdiri di koridor dengan bulu kuduk meremang.

Gadis itu menajamkan indera pendengarannya, suara tangisan itu berasal dari kelas 11 IPA 2. Dengan langkah pelan Zira masuk ke dalam, menemukan sosok siswi yang duduk di bangku paling depan dengan kepala menunduk, membuat rambut panjangnya menutupi wajah gadis itu.

"Pe-permisi, kamu ke-kenapa?" Zira memberanikan diri untuk bersuara.

Tangisan itu berhenti, terlihat gadis itu mengusap pipinya. Tepat gadis itu mendongak, Zira langsung mengembuskan nafasnya saat tahu ternyata yang menangis itu adalah Ghea yang merupakan kekasih Edwin.

"Ghea kamu kenapa? Kok, bisa nangis?" Zira kembali bertanya, kemudian duduk di samping Ghea.

Gadis itu memeluk Zira, "Gue harus apa, Zira? Gue bener-bener bingung sekarang."

"Kamu ada masalah sama Edwin?"

Ghea menggeleng.

"Oh, Edwin putusin kamu?"

Lagi, Ghea menggeleng.

Melihat respon Ghea membuat Zira bingung sendiri, "Terus apa dong kalau bukan berhubungan sama Edwin?"

Ghea melepaskan pelukannya, menatap kosong ke arah depan. "Semalam, nyokap sama bokap gue bilang kalau gue bakal dijodohin. Lo tahu sendiri 'kan kalau gue udah punya Edwin, gue cinta banget sama dia. Mereka juga udah tahu kalau gue pacaran sama Edwin, mereka malah nyuruh gue buat putus sama Edwin. Gue nggak bisa, gue nggak mau putus dari Edwin."

Mendengar itu Zira ikut merasa sedih, pasti sekarang Ghea sedang dilanda kebingungan antara mengikuti perkataan orang tuanya dan tetap terus bersama Edwin. Dua pilihan yang sama-sama sulit, di satu sisi Ghea tidak mau menjadi anak durhaka, tapi di sisi lain ia tidak mau meninggalkan Edwin dan membuat pemuda itu kecewa.

PELAMPIASAN || Love Is Hurt [Vol.2]Where stories live. Discover now