🥀-08. Terjebak di Rumah Pacar

216 34 1
                                    

Hi maniez~kita ketemu lagi, seperti biasa vote dan komentar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hi maniez~kita ketemu lagi, seperti biasa vote dan komentar. Nanti dikasih hadiah, deh, lope lope sekebon ♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

 Nanti dikasih hadiah, deh, lope lope sekebon ♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul delapan malam, Zira baru saja menyelesaikan pekerjaan. Tadi lumayan ada banyak pelanggan yang datang ke kafe, sampai bos pun turun tangan membantu karyawannya sebab dua karyawannya ada yang tidak datang. Meski Zira harus pulang malam sendirian seperti ini, tetapi ia berharap diberi bonus oleh bosnya.

"Tumben banget di jalan ini sepi, biasanya juga suka ada warga yang lagi ngeronda," gumamnya dengan melangkah pelan sambil bergidik.

Kata orang-orang di sana, di jalan sepi yang tidak ada rumah satupun itu sering ada banyak preman-preman yang mangkal atau laki-laki nakal yang nongkrong. Makanya itu di sana sengaja dibuatkan pos ronda agar ada warga yang berjaga-jaga.

"Kayaknya hari ini bakalan apes, deh," monolognya dengan langkah kakinya yang mundur. Terlihat di depan sana ada dua orang preman yang berlari menghampirinya, melihat itu Zira buru-buru berbalik dan berlari untuk menghindari keduanya. Setidaknya ia harus meminta pertolongan.

"Akh!" Zira memekik kuat ketika tas yang ia gendong ditarik oleh salah satu preman yang tubuhnya dipenuhi oleh tato.

"Lepas!" bentaknya seraya berusaha memberontak sebisa mungkin.

"Tolong lepasin saya! Saya bukan anak orang kaya yang bisa kasih kalian uang, saya ini anak sebatang kara yang kerja serabutan. Jadi, lepasin saya! Kalian mau malak saya nggak ada untungnya," ucap Zira memohon, ia sangat berharap preman itu melepaskannya.

Teman si preman bertato yang berbadan sedikit kurus itu mengamati tubuh Zira dari atas sampai bawah. "Kalau lo nggak punya duit, berarti bisa juga tubuh lo gue jual ke bos besar. Lumayan masih gadis, wajahnya juga oke."

"Bos besar suka yang masih perawan," lanjutnya dengan berbisik tepat di telinga Zira.

"Jangan harap! Saya nggak mau, cepat lepasin saya!" Zira terus berontak dari preman bertato yang menggenggam kedua tangannya, membuat dirinya sulit untuk bergerak.

PELAMPIASAN || Love Is Hurt [Vol.2]Where stories live. Discover now