🥀-09. Terus Menunggu

201 38 4
                                    

Hi maniez~kalian siap untuk bertemu Zira dan Zergan? Kalian siap dibuat ngumpat sama kelakuan Zergan? Cekidot!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hi maniez~kalian siap untuk bertemu Zira dan Zergan? Kalian siap dibuat ngumpat sama kelakuan Zergan? Cekidot!

Hi maniez~kalian siap untuk bertemu Zira dan Zergan? Kalian siap dibuat ngumpat sama kelakuan Zergan? Cekidot!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi sekali Zira bangun dari tidurnya, hujan deras pun sudah berhenti. Saat keluar kamar, Zira memperhatikan Zergan sejenak yang masih tertidur, ia tersenyum melihat betapa menggemaskannya Zergan yang tengah tertidur.

Gadis itu menggeleng pelan, kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur. Pagi ini Zira akan memasak nasi goreng. Ngomong-ngomong, anak orang kayak juga makan nasi goreng, 'kan?

Di sisi lain Zergan terbangun dari tidurnya, ia meringis merasakan kepalanya yang sakit. Dengan penciumannya yang kuat, Zergan berjalan menuju dapur dan benar saja Zira sedang memasak. Gadis itu selesai memasak nasi gorengnya.

"Zergan, kamu makan dulu sebelum pulang." Zira meletakkan dua piring yang sudah diisi dengan nasi goreng ke meja.

Zira memperhatikan wajah Zergan, "Kamu sakit? Muka kamu pucet banget, apa kamu demam gara-gara semalam kedinginan?"

Pemuda itu menyentuh kedua pipinya, "Ah, semalam nggak kedinginan, kok. Tapi, emang agak pusing, sih."

"Nanti kamu jangan sekolah dulu, lengan kamu juga masih basah. Nanti aku pesen taksi buat kamu pulang, ya?" tawar Zira yang dibalas gelengan oleh Zergan.

"Enggak usah, gue udah suruh supir buat jemput," balas Zergan.

Zira menganggukkan kepalanya, kemudian menyuruh Zergan untuk segera sarapan sebelum supir pemuda itu datang. Selama makan Zira terus saja memperhatikan Zergan, ia sangat khawatir dengan Zergan yang begitu pucat. Lalu, matanya tak sengaja menangkap satu memar di lengan Zergan.

"Lengan kamu memar, apa kena pukul juga?" tanya Zira.

Zergan yang memang hanya memakai kaos pendek menoleh ke arah lengannya yang tidak terluka. Di sana ada memar berbentuk bulat lonjong yang tidak terlalu besar. Ia memutar kejadian semalam, Zergan tidak merasa dipukul di bagian lengan. "Hm, nggak tahu, lupa lagi gue."

Gadis itu menatap Zergan dengan bersalah, "Maaf, ya, gara-gara aku kamu jadi terluka kayak gini."

"Enggak apa-apa, kebetulan aja gue lewat sana. Mana mungkin juga gue biarin lo sama preman itu," ujar Zergan membalas perkataan Zira.

PELAMPIASAN || Love Is Hurt [Vol.2]Where stories live. Discover now