BAB 15

2.6K 468 26
                                    

Hari ini, mendung

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hari ini, mendung. Awan bergerak cepat mengikuti arah angin entah ke mana, mungkin ke dataran yang lebih tinggi, ke daerah pegunungan yang di utara, selatan, ataupun barat. Terlihat pegunungan besar yang mengelilingi kota membuat suhu musim gugur semakin turun dan beberapa orang kini mulai mengenakan pakaian musim dingin nya. Daun pun mulai menghilang dari ranting, berserakan di atas tanah yang kemudian menghilang dan di buang begitu saja.

Pohon menyelamatkan dirinya sendiri dan membiarkan daun untuk mati. Padahal, berapa tahun pohon bersama dengan daun, melewati berbagai musim yang indah dan kemudian berpisah begitu saja. Pemandangan itu tak terlepas dari iris hitam yang menatapnya dengan tatapan sendu, memikirkan filosofi yang bagus untuk pohon yang berguguran itu, tetapi tetap hal buruk yang ia pikirkan.

Dadanya bergemuruh, mengingat bagaimana dirinya adalah sebuah pohon, dan Jeongguk adalah daun nya di hari di mana penculikan itu terjadi. Ia menyelamatkan dirinya sendiri, mencoba untuk naik ke atas jendela dan membiarkan Jeongguk yang dipukuli oleh pria bertopi itu. Ia mencoba menyelamatkan dirinya sendiri, ketika tubuh Jeongguk terbentur dinding begitu menyakitkan dan ia masih mencoba menyelamatkan diri setelah kejadian itu. Hidup sebagai Jeongguk agar mendapatkan kasih sayang Tuan Jeon dan mendapatkan hidup yang lebih baik.

Hal itu kembali memberikan rintik pada pipi nya dengan iris yang tak berkedip menatap ranting yang bergerak karena angin hingga pemuda bermarga Jeon itu tersentak ketika seseorang berdiri tepat di sampingnya, mengenakan longcoat berwarna cokelat dan aroma woody yang begitu menenangkan. Akhir-akhir ini pria alpha itu gemar mengeluarkan aroma yang mampu memikat dan membuatnya hilang arah, terlebih di masa heat nya beberapa hari lalu.

Pandangan nya menunduk, mengalihkan atensi dari Kim Taehyung yang sebenarnya telah menatap punggung sempit itu dari kejauhan, menikmati musim gugur dengan pemandangan yang mampu memberikan ketenangan dalam hati nya. Hanya melihat helaian rambut yang disisir oleh angin itu, cukup membuat Taehyung melupakan seluruh dunia yang berusaha mencekik nya, entah pekerjaan, emosi yang berusaha menyulut nya, atau pekerja yang tak melakukan pekerjaannya dengan benar.

Namun, Taehyung pun memilih untuk menghela napasnya pelan, menatap ke arah pohon yang tak lagi memiliki daun di sana. Sebuah pohon yang menarik seluruh atensi pemuda Jeon yang bahkan tak menyadari kehadirannya walaupun aroma woody telah ia sampaikan untuk menyelimuti pemuda itu sejenak. Hanya— Taehyung menyukainya. Pemuda itu gemar meluruhkan pundak setiap kali ia membiarkan pheromones nya bersatu dengan udara.

Tak ada yang bicara, bahkan Jungkook pun kini memilih untuk memejamkan matanya singkat ke arah langit, mencium aroma pheromones yang begitu dekat dan Jungkook ingin mengingat pheromones nya lebih banyak sebelum lamunannya terhenti ketika ada ranting yang terjatuh dan Kim Taehyung melindunginya dari dengan punggung tegap yang kini ada di depan mata. Pria alpha itu— sangat sigap membuat Jungkook menunduk dan memikirkan beruntung nya sosok yang menjadi pendamping hidup pria itu setelah kematiannya.

Walaupun sebenarnya, Jungkook enggan mengatakan hal itu. Sisi lain dirinya tak rela, tetapi tak ada yang bisa Jungkook lakukan hingga lamunannya kembali dipatahkan ketika Kim Taehyung berbalik untuk menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, memastikan jika dirinya baik-baik saja sebelum akhirnya Jungkook mencoba untuk mengabaikan, kembali menatap ke arah pohon dengan angin yang kembali berseru, membuatnya sedikit kedinginan. Tetap, berlatih sekeras apapun, dingin tetaplah musuh utama nya.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora