A Game (part 2)

2.3K 101 0
                                    

Dion pov's

Aku kini benar-benar frustasi, bagaimana tidak? Aku mengikuti ade dan kak farel, terserah kalian mau menyebutku stalker atau sebagainya.

Tapi yang pasti aku khawatir dengan ade, tetapi sampai disana aku merasa di khianati, ingat DIKHIANATI !

Kenapa aku merasa seperti itu?

Yang pertama, ade memberikan gelang yang waktu itu dia lempar dan aku cari dengan susah payah di pinggir danau.

Yang kedua, aku sudah memperingatkan ade untuk menolak kak farel jika nanti ia ditembak, akan tetapi kenyataannya ia menerimanya sekarang, catat SEKARANG!

Dan yang ketiga, itu artinya aku kalah taruhan dengan kak farel, hey kak farel yang terlebih dahulu mengajakku bertaruh, aku pikir aku yang lebih baik mendapatkan ade, dibandingkan dengan kak farel yang hanya akan menyakitinya karena cinta palsunya.

Daripada melihat sadmoment, ya hanya aku yang merasa itu sadmoment, aku memutuskan untuk pulang kerumah.

"Arghhh!" teriakku menggila, untung saja aku lagi homealone jika tidak pasti mama sudah menghujaniku dengan seribu pertanyaan, bayangkan seribu pertanyaan sodara-sodara!

Beberapa saat ponselku bergetar pertanda ada pesan masuk

From : Ferry
"Dion, jadi keacara ulang tahun cici kan? Sms aku kalau kau sudah mau pergi"

Ya saat ini ferry sedang menjalin hubungan dengan cici, akupun berpikir sejenak, ulang tahun cici? Berarti ada ade ? Ada ade berarti ada kak farel?

Yah! Itu membuatku semakin pusing, aku sudah memutuskan untuk menghindari ade untuk sementara, ya sementara ini, aku harus mempersiapkan mentalku karena cepat atau lambat ade bakal tau ini semua hanya 'permainan' dari kak farel.

To : Ferry
"Sorry fer, aku gak bisa nanti malam mau temani mama ketempat teman"

Balasku, ya aku berbohong. Tidak apa-apalah, yang penting aku harus menghindar dari ade.

Ade pov's

Aku tengah berada dikamarku sekarang, aku segera menghempaskan tubuhku ke ranjangku.

Aku masih senyum-seyum sendiri mengingat kejadian tadi sore. Kurasakan pipiku panas dan memerah saat ini juga.

'Apa aku mimpi?' batinku. 'Statusku taken sekarang, dan aku taken dengan orang yang kusukai yaitu kak farel. Aah~ senangnya' kataku dalam hati masih sambil memegangi pipiku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, ada satu pesan masuk

From : Nafilah
"De, jadi ke ultahnya cici kan? Aku, dinda, fina, sama tiya sudah janjian pergi sama-sama"

Akupun membalasnya.

To : Nafilah
"Iya jadi, jemput aku yaa"

Beberapa saat kemudian,

From : Nafilah
"Oke de"

Aku jadi teringat soal dion tadi, aku merasa canggung sekarang dengannya, yah aku harap di acaranya cici ia tidak bertingkah laku aneh padaku. Dan aku memutuskan untuk bersikap seperti biasa nanti padanya.

Skip

Jam 8 malam, aku sudah siap dengan baju lengan pendek yang dipadukan dengan blazer berwarna volkadot hitam putih, dan menggunakan pashmina putih dan juga jeans hitam, dan sentuhan akhir flatshoes berwarna silver.

"Ma, ade pergi dulu ya!" teriakku. "Sudah datang yang jemput De?" tanya mama. "Sudah ma, itu mobilnya dinda" tunjukku kearah mobil jazz hitam didepan rumahku.

it's you ❤ [COMPLETE]Where stories live. Discover now