BAB 69 : Perlawanan

44.6K 6.1K 621
                                    

Flashback-nya udah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback-nya udah. Ini ngelanjutin part 66 ya. Takutnya nggak ngeh :D

Happy reading! 🌹

***

Author Pov

“Saya udah cukup berbaik hati ngasih Anna waktu, tapi dia sama sekali nggak mau jawab pertanyaan saya. Jadi saya ngasih pilihan kemarin, tetep nggak mau dijawab juga. Dhanu, pacar kamu ini keras kepala sekali.” Arsyil memecah keheningan usai mematikan rokoknya ke permukaan lantai.

Suaranya terdengar tentram, tetapi mampu menggetarkan relung para korban. Anna tak pernah dihadapi ketakutan sedahsyat ini sebelumnya. Andai gadis itu diberi satu kejaiban yang bisa terwujud, maka dia akan memilih untuk memberhentikan waktu upaya memperpanjang umur Dhanu.

Anna sudah kehilangan akal saat prensesi pria itu datang setelah matahari tenggelam. Sedangkan Dhanu—yang nyawanya dipertaruhkan malam ini, hanya memasang tampang sinis tanpa terlihat ketakutan.

“Stress.” Dhanu bercetus menusuk. “Lo ngebantai anak sekolahan yang seumuran sama anak lo sendiri?” Lelaki itu berdecih hina. “Pengecut.”

Sebelum membeli kaca yang besar, lebih baik gunakan kaca yang kecil dulu.” Arsyil menjawab santai sembari menoleh ke arah Dhanu. “Kamu ini lagi ngatain saya atau nyindir diri sendiri? Gimana sama kekerasan yang kamu lakuin ke Keyla kemarin? Bukannya itu sama aja disebut pengecut?”

Dhanu cukup dibuat terperangah. Bisa-bisanya Rayyan satu rumah dengan pria yang memiliki mata berbahaya seperti ini. Membisu seolah tak tau apa-apa, diam-diam mengintai segalanya.

“Rayyan sampai kalang kabut nyari bukti karena kamu balas dendam ke orang yang salah." Arsyil merekahkan senyuman sumringah. “Ah tapi nggak pa-pa, saya seneng-seneng aja kamu nyiksa Keyla kemarin. Terimakasih udah mewakilkan. Meski saya agak kecewa sedikit, soalnya kamu nggak nganiaya anak itu sampe mati.”

“Lo bener-bener sakit jiwa!”

Sakit jiwa. Arsyil tersenyum. Tidak aneh. Itu kata yang dicetuskan Ayah dan Kakeknya pada pria itu bahkan ketika Arsyil kecil masih tak mengerti apapun. Ya, Valerian memang ahli dalam saling membunuh mental.

Dhanu refleks menggerakan rantai yang mengikat tangannya saat melihat Arsyil mulai menghampiri Anna. Sel mereka berbeda dan tersekat, jadi ia tak punya daya untuk mencegah. Lelaki itu hanya menatap awas, ketika Arsyil mengambil posisi berjongkok di depan Anna yang terduduk kuyu.

“Hei ... Anna. Saya nepatin ucapan saya kemarin, takutnya kamu cuman nganggap saya bercanda.” Arsyil tersenyum dibuat-buat. “Look at this, salah satu orang yang kamu sayang udah saya jemput ke sini. Nggak pa-pa bersyukur sedikit, seenggaknya kakak kamu Devan baik-baik aja.”

Tentang Devano Kaslavo, Arsyil tak jadi memilih anak itu bukan karena takut Kaivan bersedih. Hanya basa-basi saja sebetulnya ketika ia mengatakan itu. Karena dibanding Devan, tampaknya posisi Dhanu lebih berperan penting sebagai kecemasan terbesar Anna.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now